47
2.3.2.1. Perkembangan Permintaan Rokok Kretek a. Perkembangan Produksi Rokok Kretek
Gwyer 1976 dan Gonarsyah 1996 menyatakan bahwa dengan asumsi inventori stok konstan maka perkembangan permintaan akan rokok kretek dapat
didekati melalui perkembangan produksi rokok kretek. Perkembangan produksi rokok kretek berdasarkan jenisnya, disajikan
pada Tabel 10 di bawah ini. Tampak bahwa secara total, produksi rokok kretek, cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada periode 1975 hingga 1984,
produksi rokok kretek didominasi oleh rokok jenis SKT, kemudian pada periode 1985 hingga 2004, dominasi tersebut telah diambil alih oleh rokok jenis SKM,
sementara produksi rokok jenis KLB hingga saat ini, relatif sedikit dan cenderung tetap.
Pesatnya perkembangan produksi rokok kretek jenis SKM, tidak terlepas dari perkembangan teknologi dalam industri rokok kretek melalui kegiatan
masinisasi dalam produksi rokok kretek yang dipelopori oleh PT Bentoel, Malang. Pada tahun 1976 masih sebanyak 51 juta batang, kemudian meningkat sangat
signifikan menjadi lebih dari 78 kali lipat pada tahun 1977 yakni sekitar 4 milyar batang. Peningkatan produksi rokok jenis SKT juga erat kaitannya dengan
perkembangan selera konsumen dan seiring dengan kemajuan teknologi dalam industri rokok kretek Gonarsyah, 1996, Bird, 1999. Secara rataan dalam kurun
waktu tiga puluh tahun 1975-2004, total produksi rokok kretek menunjukkan peningkatan sebesar 6.77 persen per tahun, dengan laju pertumbuhan produksi
rokok kretek pada periode 1975-1989 sebesar 10.6 persen, lebih tinggi dibandingkan pada periode 1990-2004 sebesar 3.19 persen.
48
Tabel 10. Perkembangan Produksi Rokok Kretek Nasional, Tahun 1975-2004
SKT SKM KLB Total
Tahun Juta
batang Juta
batang Juta
batang Juta
batang 1975 32
078 - 39 -
836 - 32
953 -
1976 38 272
19.31 51 30.77
852 1.91
39 175
18.88 1977
40 015 4.55
3 994 7731.37
985 15.61
44 994 14.85
1978 36 384
-9.07 3 945
-1.23 1 998
102.84 42 327
-5.93 1979
36 369 -0.04
3 963 0.46
1 467 -26.58
41 799 -1.25
1980 37 493
3.09 13 882
250.29 1 391
-5.18 52 766
26.24 1981
39 511 5.38
23 461 69
1 283 -7.76
64 255 21.77
1982 39 809
0.75 20 573
-12.31 1 291
0.62 61 673
-4.02 1983
43 186 8.48
23 988 16.6
805 -37.65
67 979 10.22
1984 43 873
1.59 31 579
31.64 953
18.39 76 405
12.4 1985
41 771 -4.79
43 785 38.65
1 032 8.29
86 588 13.33
1986 41 465
-0.73 56 678
29.45 1 160
12.4 99 303
14.68 1987
42 016 1.33
69 908 23.34
1 091 -5.95
113 015 13.81
1988 41 945
-0.17 81 165
16.1 1 111
1.83 124 221
9.92 1989
40 298 -3.93
87 413 7.7
1 108 -0.27
128 819 3.7
1975-1989 39 632.33
1.84 30 961.60
587.99 1 157.53
5.61 71 751.47
10.61 1990
40 598 0.74
98 418 12.59
1 143 3.16
140 159 8.8
1991 44 108
8.65 89 424
-9.14 988
-13.56 134 520
-4.02 1992
40 274 -8.69
93 454 4.51
866 -12.36
134 593 0.05
1993 40 881
1.51 97 858
4.71 731
-15.58 139 470
3.62 1994
47 440 16.04
108 218 10.59
631 -13.63
156 289 12.06
1995 50 928
7.35 111 026
2.59 665
5.38 162 619
4.05 1996
53 038 4.14
116 789 5.19
609 -8.44
170 436 4.81
1997 52 382
-1.24 127 480
9.15 566
-7.01 180 429
5.86 1998
60 226 14.97
104 373 -18.13
825 45.68
165 425 -8.32
1999 73 041
21.28 95 982
-8.04 741
-10.18 169 764
2.62 2000
77 036 5.47
104 458 8.83
4 054 447.1
185 549 9.3
2001 84 790
10.06 101 868
-2.48 675
-83.34 187 333
0.96 2002
79 409 -6.35
93 862 -7.86
640 -5.26
173 911 -7.16
2003 76 159
-4.27 103 293
9.13 611
-4.75 180 063
3.42 2004
82 882 8.11
120 649 14.39
626 2.40
204 158 11.80
1990-2004 60 212.80
5.18 104 476.80
2.40 958.07
21.97 165 647.87
3.19 1975-2004
49 922.57 3.57
67 719.20 285.10
1 057.80 14.07
118 699.67 6.77
Sumber: Gappri, 2005 Keterangan:
SKT = Sigaret Kretek Tangan rokok kretek tanpa filter
SKM = Sigaret Kretek Mesin rokok kretek filter
KLB = Klobot rokok kretek dengan pembalut daun jagung
49
Hal menarik yang juga tampak pada Tabel di atas adalah pada periode 1975 hingga 1989, laju rataan peningkatan produksi rokok jenis SKM sangat luar
biasa yaitu sebesar 587.99 persen. Namun pada periode 1990 hingga 2004, laju rataan produksi rokok jenis SKM menurun menjadi hanya sebesar 2.40 persen.
Sedangkan, rokok jenis SKT menunjukkan peningkatan produksi yang signifikan pada periode 1990 hingga 2004 sebesar 5.18 persen, bila dibandingkan pada
periode 1975 hingga 1989 yang masih sebesar 1.84 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa, meskipun volume produksi rokok jenis SKT lebih kecil
daripada rokok jenis SKM, namun pertumbuhan produksinya cenderung meningkat. Dengan demikian, kekhawatiran akan berkurangnya konsumsi
cengkeh oleh PRK, menjadi tidak cukup beralasan karena rokok jenis SKT lebih tinggi kandungan cengkehnya bila dibandingkan dengan rokok jenis SKM, berarti
secara total penggunaan cengkehnya juga lebih banyak.
b. Perkembangan Konsumsi Rokok Kretek Per Kapita