kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa.
4. STAD
Student Teams Achievement Division
STAD merupakan salah satu metode yang menjadi implementasi dari pembelajaran kooperatif. Metode ini dapat memacu siswa agar saling
mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.
5. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakan individu tersebut untuk melakukan kegiatan mencapai suatu
tujuan. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa
motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar.
6. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotorik keterampilan. Pada penelitian ini lebih ditekankan pada hasil belajar kognitif pengetahuan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat meliputi:
1. Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kejelasan bagi sekolah mengenai penerapan pembelajaran kooperatif dengan STAD sehingga jika dipandang
perlu, implementasi
pembelajaran kooperatif
dengan STAD
bisa didayagunakan dalam pembelajaran matematika agar para siswa lebih
terbantu dalam belajar. 2.
Siswa Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar ke
arah yang lebih baik setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3.
Peneliti Penelitiian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
peneliti sebagai seorang calon guru sehingga nantinya dapat berguna di masa yang akan datang.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk dapat memperoleh sesuatu. Belajar dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup
perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.
Para pakar di bidang ilmu tentang belajar juga mengemukakan berbagai variasi batasan tentang belajar, tentunya didasarkan pada
pemahaman dan alirann yang mereka anut. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai belajar yaitu:
1 Muhibbin 2006 berpendapat bahwa belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
2 Morgan dalam
Introduction to Psychology
1978 berpendapat bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai hasil dari latihan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Menurut Winkel, belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang
semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.
4 Mudzakir 1997 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri
seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan keterampilan dan sebagainya.
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses menuju perubahan yang bersifat menetap atau
permanen melalui proses latihan dalam interaksi dengan lingkungan dan meliputi perubahan baik fisik maupun mental.
b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang memengaruhi seseorang dalam belajar dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat
memengaruhi seseorang dalam proses belajarnya. Faktor eksternal dibedakan menjadi tiga yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat. 1
Faktor keluarga, mencakup cara orang tua mendidik, relasi antara angota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan latar
belakang kebudayaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Faktor sekolah, mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah. 3
Faktor guru, mencakup metode mengajar guru, karakter, dan gaya mengajar guru yang sesuai dengan budaya daerah. Selain itu, dalam
relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa
berusaha mempelajarinya sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, maka ia segan mempelajari
mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju. Proses belajar di sekolah akan berhubungan erat dengan
pembelajaran. Penerapan beberapa teori belajar dapat memberikan banyak manfaat baik itu bagi pendidik, bagi peserta didik dan bagi proses
pembelajaran. Proses belajar merupakan jalan baru yang ditempuh oleh seseorang untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui atau
diketahui tetapi belum menyeluruh tentang suatu hal. Melalui belajar seseorang dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan seperti yang
dikemukakan sebelumnya. Apabila di dalam proses belajar seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka
dapat dikatakan orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar.
Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong motivasi
dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. Proses belajar memerlukan metode yang tepat. Penggunaan metode belajar yang tepat
sangat penting bagi guru dan siswa, karena dengan metode belajar yang tepat akan memungkinkan seorang siswa menguasai ilmu yang lebih
mudah dan lebih cepat sesuai dengan tenaga dan pikiran yang dikeluarkan.
2. Pembelajaran dan Jenis-Jenisnya a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada
penyediaaan sumber belajar Dimyati dan Mudjiono 1999: 297. Komunitas evaluasi UNEP
United Nations Environment Programme
mendefinisikan hikmah pembelajaran sebagai simpulan umum yang berpangkal dari
evaluasi terhadap pengalaman-pengalaman dalam proyek, program, atau kebijakan yang diabstraksikan dari suatu kondisi spesifik menuju kondisi
yang lebih luas. Dalam kaitan untuk menggapai hikmah pembelajaran itu ada suatu tahapan yang harus dilalui siswa yang terdiri dari
learn
belajar,
unlearn, relearn. Unlearn
didefinisikan sebagai mencoba melupakan atau membuang suatu ingatan atau pengetahuan, membuang sesuatu yang semula
dipelajari, seperti kebiasaan lama, dan tidak perlu lagi memikirkannya.
Relearn
didefinisikan sebagai kembali mempelajari sesuatu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan
terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
Kegiatan pembelajaran dilakuakan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.
Kegiatan pembelajaran, dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat
ini, begitu banyak model ataupun metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik.
Model merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Para ahli menyusun model
pembelajaran berdasarkan
prinsip-prinsip pembelajaran,
teori-teori psikologis, soiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung
Joyce dan Weil: 1980. Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau
yang lain. Terdapat beberapa macam model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah sebagai
berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Model Pembelajaran Kontekstual
Contextual Teaching and Learning
, 2
Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative Learning
, 3
Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM, 4
Model Pembelajaran Tematik, dan 5
Model Pembelajaran Berbasis Komputer.
Pada penelitian ini, model pembelajaran yang digunakan oleh peneliti adalah model pembelajaran kooeperatif.
b. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif
cooperative learning
merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil
siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar Sugiyanto 2010: 37. Bentuk pembelajaran
dilaksanakan dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Model pembelajaran kelompok ini adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan Sanjaya 2006: 239. Dalam
sistem belajar kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini juga siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu
mereka belajar untuk dirinya sendiri serta membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah
interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru
multi way traffic comunication
.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan
dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru
kepada siswa. Siswa dapat saling mengajarkan sesama siswa lainnya. Terdapat empat hal penting dalam model pembelajaran kooperatif, yakni:
1 adanya peserta didik dalam kelompok, 2 adanya aturan main
role
dalam kelompok, 3 adanya upaya belajar dalam kelompok, 4 adanya kompetensi yang harus dicapai dalam kelompok. Berkenaan dengan
pengelompokan siswa dapat ditentukan berdasarkan atas: 1 minat dan bakat siswa, 2 latar belakang kemampuan siswa, 3 perpaduan antara
minat dan bakat siswa dan latar belakang kemampuan siswa.
Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan memberi siswa bentuk sinergi yang
menguntungkan semua anggota. Guru menjadwalkan waktu bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka
agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat
meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Tahap Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap 1 Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang
akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan
dipelajari dan memotivasi siswa belajar.
Tahap 2 Menyajikan infomasi
Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan demonstrasi atau
melalui bahan bacaan.
Tahap 3 Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membimbing setiap
kelompok agar
melakukan transisi secara efektif dan efisien.
Tahap 4 Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka.
Tahap 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.
Tahap 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Model pembelajaran kooperatif dalam pelaksanaan belajar mengajar dapat diterapkan melalui metode pembelajaran. Berikut ini disajikan
beberapa metode dalam pembelajaran kooperatif antara lain: 1
Metode STAD
Student Teams Achievement Divisions
2 Metode Jigsaw
3 Metode G
group investigation
4 Metode TGT
Teams Games Tournaments
5 Metode Struktural, yang terdiri atas:
a Mencari pasangan
make a match
b Bertukar pasangan c Berkirim salam dan soal
d Bercerita berpasangan
paired-storry telling
e Dua tinggal dua tamu
two stay two stay
f Keliling kelompok g TQ
team quiz
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan implementasi dari pembelajaran kooperatif tipe STAD.
c. STAD
Student Teams Achievement Divisions
Metode STAD dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pembagian pencapaian tim siswa dikembangkan oleh Robert Salvin dan
kawan-kawan dari universitas Jhon Hopkins. STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan pendekataan kooperatif. STAD menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran.
Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang memiliki beragam kemampuan, jenis kelamin, dan
sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran
tersebut. Pada akhir pembelajaran semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh
saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh
sebelumnya, dan nilai-nilai tersebut diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi
nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai-nilai ini kemudian dijumlah untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok yang dapat
mencapai kriteria tertentu bisa mendapat hadiah. Salvin memaparkan bahwa, “gagasan utama di belakang STAD
adalah memicu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.” Mereka harus
mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga dan
menyenangkan. Para siswa akan bekerja sama, bertukar pikiran, mendiskusikan ketidaksamaan, dan saling membantu satu sama lain,
mereka bisa mendikusikan pendekatan-pendekatan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:
1 Penyampaian tujuan dan motivasi
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2 Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas keragaman kelas
dalam prestasi akademik, gender, jenis kelamin, rasa atau etnik. Dalam pelaksanaan penelitian ini lebih memprioitaskan pada prestasi
akademik siswa. Dimana siswa akan dibagi kedalam kelompok sesuai dengan kemampuan intelektualnya yang diketahui melalui tes awal dan
informasi dari guru mata pelajaran. 3
Guru menjelaskan materi yang dipelajari Guru menyampaikan dan menjelaskan materi pelajaran yang hendak
dipelajari. Di dalam proses pembelajaran ini guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai siswa, tugas dan
pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya. Dalam penelitian ini, untuk menyampaikan materi pembelajaran guru
dibantu oleh media yang berupa alat peraga dan LKS. Alat peraga yang diberikan berupa alat peraga garis bilangan untuk menyelesaikan dan
memahami konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. a
Alat peraga garis bilangan Menurut Baharim Shamsudin 2007: 42 garis bilangan
adalah garis lurus yang ditandai dengan sejumlah titik, jarak dari satu titik ke titik lainnya sama panjang. Pada setiap titik tertulis satu
bilangan, bilangan-bilangan itu merupakan rangkaian bilangan berurutan dari bilangan bulat negatif terkecil di sebelah kiri nol
sampai dengan bilangan bulat terbesar di sebelah kanan nol. Cara pembuatan alat peraga garis bilangan adalah sebagai berikut:
Batang model garis bilangan dibuat dari kayu berbentuk balok dengan ukuran panjang 150 cm
– 200 cm, lebar dan tingginya 10- 15 cm. Setiap titik bilangan bulat berupa lubang-lubang. Gambar
garis bilangan bulat dan angka-angka dapat dibuat dari cat. Penunjuk bilangannya dapat dibuat dari kayu atau bahan lain.
Benda yang dipilih merupakan tiruan benda hidup atau mati yang bisa bergerak maju dan mundur.
Dalam mendemonstrasikan penjumlahan dua bilangan bulat prinsip pengoperasiannya, yaitu operasi penjumlahan boneka selalu
maju mengikuti nilai bilangan bulat yang dioperasikan. Apabila bilangan yang dioperasikan berupa bilangan bulat positif, maka
boneka menghadap bilangan-bilangan bulat positif. Apabila bilangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bulat negatif, maka boneka menghadap bilangan-bilangan bulat negatif. Sedangkan untuk mendemonstrasikan pengurangan dua
bilangan bulat prinsip pengoperasiannya, yaitu perpindahan boneka selalu mundur mengikuti nilai bilangan bulat yang dioperasikan.
Apabila bilangan yang dioperasikan berupa bilangan bulat positif, maka boneka menghadap bilangan-bilangan bulat positif. Apabila
bilangan bulat negatif, maka boneka menghadap bilangan-bilangan bulat negatif. Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini
dimulai dari sampai 10.
b Lembar Kerja Siswa LKS
LKS adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Trianto 2008: 148 mendefinisikan
bahwa LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah. Tujuan lembar kerja
siswa menurut Achmadi 1996: 35 adalah: Mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Membantu siswa dalam mengembangkan konsep Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan
keterampilan proses Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses
kegiatan pembelajaran Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang
dipelajari melalui kegiatan pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Kegiatan belajar dalam tim kerja tim
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua
anggota menguasai dan masing-masing memberi kontribusi. Siswa yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada siswa lain sampai semua
siswa dalam kelompok itu mengerti. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan
bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
5 Evaluasi Siswa dalam kelompok ditunjuk dan diberikan kesempatan untuk
mempersentasikan hasil diskusinya tersebut. Kelompok yang tidak mempersentasikan hasil diskusi kelompok diberikan kesempatan untuk
bertanya. 6 Kuis
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari. Siswa diberikan kuis secara individual dan tidak
dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam
memahami bahan ajar tersebut. Guru dapat menetapkan standar ketuntasan yang harus dicapai oleh masing-masing siswa dalam
pelaksanaan kuis. Standar ketuntasan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah 70. Standar ketuntasan belajar yang
digunakan ini disesuaikan dengan standar ketuntasan yang berlaku di SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja.
7 Penghargaan prestasi tim Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru
dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: a Menghitung skor individu
Menurut Salvin
Trianto, 2007:55,
untuk menghitung
perkembangan skor individu dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Individu
No Nilai Tes
Skor Individu
1. 2.
3. 4.
5 poin 10 poin
20 poin 30 poin
Keterangan :
N
= Nilai yang diperoleh siswa
b Menghitung skor kelompok Skor
kelompok dihitung
dengan membuat
rata-rata skor
perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi
sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok seperti yang
ditunjukan pada tabel berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2.3 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok No Rata-Rata Skor Setiap
Kelompok Kualifikasi
1. 2.
3. 4.
0 ≤
S
≤ 5 6 ≤
S
≤ 15 16 ≤
S
≤ 20 21 ≤
S
≤ 30 Kurang baik
Tim yang baik
good team
Tim yang baik sekali
great team
Tim yang istimewa
super team
Keterangan :
S
= Rata-rata skor yang diperoleh kelompok
8 Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh kualifikasi, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing
kelompok sesuai dengan prestasinya.
3. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong
atau menggerakan individu tersebut untuk melakukan kegiatan guna mencapai suatu tujuan Sukmadinata, 2005:61. Motivasi mempunyai peranan penting
dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar siswa sangat diperlukan guna memelihara dan
meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan
perbuatan belajar. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya
motivasi belajar adalah sebagai berikut: 1 Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir, 2 Menginformasikan tentang kekuatan
usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebayanya, 3 Mengarahkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kegiatan belajar, 4 Membesarkan semangat belajar, 5 Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang bersinambungan.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat
itu sebagai berikut: 1 Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil; membangkitkan, bila siswa tak
bersemangat; meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul tenggelam; memelihara, bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar. Dalam
hal ini, hadiah, pujian, dorongan, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan semangat belajar. 2 Mengetahui dan memahami motivasi
belajar siswa di kelas bermacam-ragam; ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan perhatian, ada yang bermain, di samping ada yang bersemangat
untuk belajar. Diantara yang bersemangat belajar ada yang berhasil dan ada yang tidak berhasil. 3 Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih
satu di antara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik. 4
Memberi peluang bagi guru untuk melakukan unjuk kerja. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil.
Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non- intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam penumbuhan gairah, merasa
senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar
akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu
membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar para dirinya tumbuh motivasi.
Menurut Sardiman 2001 motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua
yaitu sebagai berikut:
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.
Motivasi intrinsik dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki motivasi intrinsik dalam belajar
adalah sebagai berikut: 1
Mempunyai perasaan senang dalam belajar Seseorang yang mempunyai motivasi intrinsik akan merasa senang dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. 2
Bersemangat, ulet dan tekun untuk belajar Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki semangat
juang yang tinggi dalam belajar dan selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
3 Memiliki kemauan dan minat untuk mempelajari sesuatu
Seseorang yang mempunyai motivasi intrinsik akan terdorong untuk melakukan aktivitas belajar tanpa adanya paksaan dari pihak lain.
Misalnya seorang siswa yang senang membaca, tanpa ada yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
4 Memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan dan berprestasi
Seseorang yang mempunyai motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan dan ahli dalam bidang studi
tertentu. Sebagai contoh, seorang siswa belajar karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah
tingkah lakunya dan menambah wawasannya. b.
Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar
individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik juga mempunyai
peranan penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses
belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa. Adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki motivasi ekstrinsik dalam belajar adalah sebagai
berikut: 1
Mempunyai motivasi belajar karena adanya dorongan dari orang lain Misalnya, seseorang akan belajar jika diingatkan oleh orang tuanya
ataupun teman-temannya. Contoh lainnya, seseorang akan belajar karena akan ada ulangan ataupun ujian
2 Mempunyai keinginan untuk memperoleh hadiah
reward
atau ganjaran
award
Misalnya, seseorang akan belajar karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai yang baik sehingga akan dipuji oleh
guru, keluarga ataupun temannya.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam
hasil belajar, yakni a keterampilan dan kebiasaan, b pengetahuan dan pengertian, c sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi
dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni a informasi verbal, b
keterampilan intelektual, c strategi kognitif, d sikap, dan e keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Penelitian ini lebih menekankan pada ranah kognitif yang dicapai siswa. Ranah
kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak. Ranah kognitif mencakup pemahaman
comprehension
, penerapan
application
, Analisis
analysis
, Sintesis
syntesis
, dan penilaianevaluasi
evaluation
. Pada umumnya hasil belajar dinilai melalui tes, baik tes uraian maupun tes
objektif. Pelaksanaan penilaian bisa secara lisan, tulisan, dan tindakan atau perbuatan. Selain itu hasil belajar yang dicapai siswa dapat dilihat melalui
proses belajar-mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut :
a. Kepuasan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak akan mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya.
Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan mendorong pula untuk
meningkatkan, setidaknya mempertahankan, apa yang telah dicapainya.
b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya, ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia punya potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana harusnya. Ia juga yakin
tidak ada sesuatu yang tak dapat dicapai apabila ia berusaha sesuai dengan
kesanggupannya.
c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan
lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan
mengembangkan kreativitasnya.
d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh komperhensif, yakni
mencakup ranah kognitif, pengetahuan, atau wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotoris, keterampilan, atau perilaku.
Ranah kognitif terutama adalah hasil yang diperolehnya sedangkan ranah afektif dan psikomotoris diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya,
baik efek instruktusional maupun efek
nurturant
atau efek samping yang
tidak direncanakan dalam pengajaran.
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Ia tahu dan sadar bahwa
tinggi-rendahnya hasil belajar yang dicapainya bergantung pada usaha dan
motivasi belajar dirinya sendiri.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh bebrapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa faktor internal maupun faktor luar
siswa faktor eksternal. Adapun faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:
a.
Faktor fisiologis seperti kondisi fisik dan kondisi indera.
b. Faktor psikologis meliputi kecerdasan motivasional, bakat, minat,
kemampuan kognitif dan tingkat intelegensi.
Faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar adalah : a.
Lingkungan meliputi alam, keluargamasyarakat.
b. Faktor instrumental meliputi metode pengajaran, kurikulumbahan
pengajaran, sarana dan fasilitas. 5.
Operasi Hitung Bilangan Bulat a.
Penjumlahan pada bilangan bulat
1 Penjumlahan dengan alat bantu
Guru maupun siswa dapat menggunakan garis bilangan dalam menghitung hasil penjumlahan bilangan bulat. Bilangan yang
dijumlahkan digambarkan dengan tanda panah dengan arah sesuai dengan bilangan tersebut. Bilangan positif pada garis bilangan menunjuk
ke arah kanan. Sebaliknya, apabila bilangan negatif pada garis bilangan menunjuk ke arah kiri.
Contoh: Hitunglah hasil penjumlahan berikut dengan menggunakan garis
bilangan. a
Penyelesaian: Untuk menghitung
dapat menggunakan alat peraga garis bilangan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut:
Letakan boneka tepat pada angka 0. Boneka berjalan sejauh enam langkah ke kanan dan berhenti di
angka 6. Perhatikan angka yang terletak setelah operasi penjumlahan yaitu
. Sehingga boneka berbalik arah menghadap ke arah bilangan negatif. Karena operasinya adalah penjumlahan maka boneka
bergerak maju sejauh 8 langkah ke kiri dan berhenti tepat pada angka
. Gambar garis bilangannya adalah:
3
-8
-2 -1
-10
10 1
-
7
2 -6
4
-5
5 -4
6 -3
7 8 9
-9
6 -8
-2
Jadi, .
b Untuk menghitung
dapat menggunakan alat peraga garis bilangan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut:
Letakan boneka tepat pada angka 0. Boneka berjalan sejauh tiga langkah ke kiri dan berhenti di angka
. Perhatikan angka yang terletak setelah operasi penjumlahan yaitu
. Sehingga boneka berbalik menghadap ke arah bilangan negatif. Karena operasinya adalah penjumlahan maka boneka
bergerak maju sejauh 4 langkah ke kiri dan berhenti tepat pada angka
. Gambar garis bilangannya adalah:
Jadi, 2
Penjumlahan tanpa alat bantu Penjumlahan pada bilangan yang bernilai kecil dapat dilakukan
dengan bantuan garis bilangan. Namun, untuk bilangan-bilangan yang
3 -8
-2 -1
-10
10 1
-7 2
-6 4
-5 5
-4 6
-3 7
8
9 -9
-3 -4
-7
bernilai besar, hal itu kurang efektif untuk dilakukan. Oleh karena itu, kita harus dapat menjumlahkan bilangan bulat tanpa alat bantu.
a Kedua bilangan bertanda sama
Jika kedua bilangan bertanda sama kedua bilangan positif atau kedua bilangannya negatif, jumlahkan kedua bilangan
tersebut dan berilah tanda sesuai dengan tanda pada kedua bilangan tersebut.
Contoh: 1
2 b
Kedua bilangan berlawanan tanda Jika kedua bilangan berlawanan tanda bilangan positif dan
bilangan negatif, kurangi bilangan yang bernilai lebih besar dengan bilangan yang bernilai lebih kecil tanpa memperhatikan
tanda pada kedua bilangan tersebut. Hasilnya, berilah tanda sesuai bilangan yang bernilai lebih besar.
Contoh: 1
2 3
Sifat-sifat penjumlahan Sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat adalah sebagai berikut:
a Sifat tertutup
Pada penjumlahan bilangan bulat, selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Contoh:
dan 25 merupakan bilangan bulat. 9 juga merupakan bilangan bulat.
merupakan bilangan bulat.
juga merupakan bilangan bulat. b
Sifat komutatif Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran. Penjumlahan dua
bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang sama walaupun kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan
sebagai berikut:
Contoh:
Untuk setiap bilangan bulat
a
dan
b
, berlaku
a + b = c
dengan
c
juga bilangan bulat.
Untuk setiap bilangan bulat
a
dan
b
, selalu berlaku
a + b = b + a
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c Mempunyai unsur identitas
Bilangan 0 nol merupakan unsur identitas pada penjumlahan. Artinya, untuk sebarang bilangan bulat apabila ditambah 0 nol
hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:
d Sifat asosiatif
Asosiatif disebut juga sifat pengelompokan. Sifat ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Contoh:
Jadi,
Jadi, e
Mempunyai invers Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan tersebut. Suatu
bilangan dikatakan mempunyai invers jumlah, apabila hasil Untuk sebarang bilangan bulat
a
, selalu berlaku
Untuk setiap bilangan bulat
a, b,
dan
c,
berlaku
a + b
+
c = a
+
b + c
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penjumlahan bilangan tersebut dengan inversnya lawannya merupakan unsur identitas yaitu 0.
Dengan kata lain, untuk setiap bilangan bulat selain nol pasti mempunyai lawan, sedemikian sehingga berlaku
a
+ =
+
a
= 0.
b. Pengurangan pada bilangan bulat
1 Pengurangan tanpa alat bantu
Pada pengurangan bilangan bulat, mengurangi dengan suatu bilangan sama artinya menambah dengan lawan pengurangnya.
Bukti: Misal
� � �
� �
sifat asosiatif �
invers penjumlahan �
identitas penjumlahan Jadi, terbukti bahwa
.
Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut. Untuk setiap bilangan bulat
, maka berlaku: Lawan dari
a
adalah
-a
, sedangkan lawan dari
-a
adalah
a
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Pengurangan dengan alat bantu
Pengurangan dengan alat bantu dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan.
Contoh: a
Penyelesaian: Untuk menghitung
, dapat menggunakan alat peraga garis bilangan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut:
1 Letakan boneka tepat pada angka 0
2 Boneka berjalan sejauh empat langkah ke kanan dan berhenti di
angka 4. 3
Perhatikan angka yang terletak setelah operasi pengurangan yaitu
. Sehingga boneka masih menghadap ke arah bilangan positif. Karena operasinya adalah pengurangan maka boneka
bergerak mundur sejauh 7 langkah ke kiri dan berhenti tepat pada angka
. 4
Gambar garis bilanganya adalah:
Jadi,
3 -8
-2 -1
-10
10 1
-7 2
-6 4
-5 5
-4 6
-3 7 8
9 -9
4 7
-3
b Penyelesaian:
Untuk menghitung dapat menggunakan alat peraga
garis bilangan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut: 1
Letakan boneka tepat pada angka 0 2
Boneka berjalan sejauh tiga langkah ke kiri dan berhenti di angka
. 3
Perhatikan angka yang terletak setelah operasi pengurangan yaitu
Sehingga boneka masih menghadap ke arah bilangan negatif. Karena operasinya adalah pengurangan maka boneka
bergerak mundur sejauh 5 langkah dan berhenti tepat pada angka
4 Gambar garis bilangannya adalah:
Jadi,
c. Perkalian pada bilangan bulat
Perhatikan contoh berikut : 4
5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20 5
4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20 Meskipun hasilnya sama, perkalian 4
5 dan 5 4 berbeda artinya. Secara umum, dapat dituliskan sebagai berikut :
3 -8
-2 -1
-10 10
1 -7
2 -6
4 -5
5 -4
6 -3
7 8 9
-9
- 5 -3
2
1 Menghitung hasil perkalian bilangan bulat
2 Sifat-sifat perkalian pada bilangan bulat
a Sifat tertutup
Untuk setiap bilangan bulat
p
dan
q,
selalu berlaku dengan
r
juga bilangan bulat b
Sifat komutatif Untuk setiap bilangan bulat
p
dan
q,
selalu .
c Sifat asosiatif
Untuk setiap bilangan bulat
p, q
dan
r
berlaku
d Sifat disributif perkalian terhadap penjumlahan
Untuk setiap bilangan bulat
p, q,
dan
r
selalu berlaku � …
Jika n adalah sembarang bilangan bulat positif maka :
sebanyak
n
suku
Jika
p
dan
q
adalah bilangan bulat maka : a
b –
c d
e Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
Untuk setiap bilangan bulat
p, q.
dan
r
selalu berlaku
f Memiliki elemen identitas
Untuk setiap bilangan bulat
p,
selalu berlaku Elemen identitas pada perkalian adalah 1.
d. Pembagian bilangan bulat
1 Pembagian bilangan bulat sebagai opersai kebalikan dari perkalian
Perhatikan uraian berikut :
Di lain pihak, 12 : 3 = 4 atau dapat ditulis : 12 : 3 = 4
Di lain pihak, 12 : 4 = 3 atau dapat ditulis :
12 12 : 4 = 3 Dari uraian di atas, tampak bahwa pembagian merupakan operasi
kebalikan invers dari perkalian. Secara umum dapat ditulis sebagai berikut :
Jika
p, q
dan
r
bilangan bulat, dengan
q
faktor p, q ≠ 0 maka
berlaku:
p
:
q
=
r
⟺ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Menghitung hasil pembagian bilangan bulat
3 Pembagian dengan nol
Untuk menentukan hasil pembagian bilangan bulat dengan bilangan nol 0, ingat kembali perkalian bilangan bulat dengan
bilangan nol. Untuk setiap
a
bilangan bulat berlaku: ⟺
Jadi, dapat dituliskan sebagai berikut:
4 Sifat pembagian pada bilangan bulat
Pada pembagian bilangan bulat tidak berlaku sifat tertutup, komutatif, asosiatif, tidak mempunyai invers.
e. Operasi hitung campuran pada bilangan bulat
Dalam menyelesaikaan operasi hitung bilangan bulat, terdapat dua
hal yang perlu kalian perhatikan yaitu :
Tanda operasi hitung Tanda kurung.
Untuk setiap
p, q, r
bilangan bulat, q ≠ 0 dan memenuhi
p
:
q
=
r
berlaku: i jika
p, q
bertanda sama,
r
adalah bilangan bulat positif. ii jika
p,q
berlainan tanda,
r
adalah bilangan bulat negatif
Untuk setiap bilangan
a,
berlaku 0 :
a
= 0,
a
≠ 0. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apabila dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat terdapat tanda kurung, pengerjaan yang berada dalam tanda kurung harus
dikerjakan terlebih dahulu. Operasi hitung bilangan bulat diselesaikan berdasarkan sifat-sifat operasi
hitung bilangan bulat berikut: 1
Operasi penjumlahan dan pengurangan
sama kuat,
artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
2 Operasi perkalian dan pembagian
sama kuat,
artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
3 Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat dari pada operasi
penjumlahan dan pengurangan, artinya operasi perkalian dan pembagian
dikerjakan terlebih
dahulu dari
pada operasi
penjumlahaan dan pengurangan.
Contoh :
Tentukan hasil dari operasi hitung bilangan bulat berikut ini. a.
b. Penyelesaian:
a. =
= =
= 2344 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b.
= = -5
f. Penggunaan operasi hitung pada bilangan bulat untuk menyelesaikan
masalah
Contoh : 1
Pada percobaan fisika, seorang siswa melakukan pengukuran pada sebongkah es. Suhu es tersebut mula-mula
. Setelah dipanaskan, es berubah menjadi air yang bersuhu
. Berapa kenaikan suhu es tersebut?
Penyelesaian : Suhu es mula-mula
. Setelah dipanaskan, es berubah menjadi air yang bersuhu
. Artinya, suhu es mengalami kenaikan. Misalkan kenaikan suhu es tersebut = t, maka kondisi ini dapat
dituliskan sebagai t = 3 – 5 = 8. Jadi, suhu es naik
hingga berubah menjadi air.
2 Dalam suatu tes, penilaian didasarkan pada aturan bahwa jawaban
benar diberi nilai 2, jawaban salah diberikan nilai , dan untuk soal
yang tidak dijawab diberikan nilai 0. Dari 30 soal, seorang siswa menjawab 25 soal dan 19 diantaranya dijawab dengan benar.
Berapakah nilai yang diperoleh siswa tersebut? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penyelesaian: Dari 30 soal, siswa tersebut menjawab 25 soal, 19 soal dijawab
dengan benar dan 6 soal dijawab salah. Dengan demikian, ada 5 soal yang tidak dijawab siswa.
NS
2 Keterangan:
Banyaknya jawaban benar Banyaknya jawaban salah
Banyaknya soal yang tidak dijawab Nilai yang diperoleh siswa
Jadi nilai yang diperoleh siswa tersebut adalah 32.
B. Kerangka Berpikir
Penggunaan metode pembelajaran yang monoton ternyata dapat membuat
motivasi belajar siswa semakin rendah. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru
mengetahui motivasi belajar siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa, motivasi belajar dapat
menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sehingga siswapun tidak akan mengeluh dengan hasil belajar yang rendah, karena ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya. Hal inilah yang akhirnya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang baik akan mendorong siswa untuk meningkatkan, setidaknya mempertahankan, apa yang telah
dicapainya. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar tersebut seorang guru perlu menggunakan berbagai metode pembelajaran yang
lebih bervariasi. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah melalui implementasi pembelajaran kooperatif dengan STAD.
Berdasarkan penjelasan teori dan kerangka berpikir maka peneliti mengajukan pemikiran untuk melaksanakan penelitian mengenai motivasi dan
hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung bilangan bulat.
46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian