dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan pendapat dari ahli
judgment experts
yang memberikan saran dan kritikan terhadap instrumen yang telah dibuat. Ahli yang dijadikan validator adalah dosen pendidikan matematika. Dalam
pelaksanaan validasi, dosen diberikan lembar validasi yang harus diisi dan diberikan saran dan komentar bila masih memiliki kekurangan pada instrumen
yang digunakan. Para ahli juga akan memberikan keputusan mengenai instrumen yang dibuat layak untuk digunakan, layak digunakan dengan revisi, ataupun tidak
layak digunakan. Instrumen yang peneliti lampirkan adalah instrumen yang telah divalidasi dan direvisi oleh dosen. Instrumen-instrumen pembelajaran yang
divalidasi adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sedangkan instrumen penelitian yang divalidasi adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran,
kuesioner, soal tes yang berupa soal kuis 1, 2, 3 dan tes akhir. Lembar validasi dapat dilihat di
lampiran 10
dan hasil validasi dapat dilihat di
lampiran 11
.
J. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik observasi keterlaksanaan pembelajaran melalui implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD, penyebaran angket
motivasi belajar, dan tes hasil belajar siswa. 1.
Analisis Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Melalui Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Lembar keterlaksanaan
pembelajaran melalui
implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdiri dari langkah-langkah proses
pembelajaran yang harus diamati dan terdapat dua pilihan yang harus dipilih dengan memberikan tanda √ pada kolom “ya” untuk kegiatan yang
terlaksana atau “tidak” untuk kegiatan yang tidak terlaksana. Kegiatan yang terlaksana diberikan skor 1 dan kegiatan yang tidak terlaksana diberikan skor
0. Menurut Mulyadi 2006, keterlaksanaan pembelajaran melalui implementasi pembelajaran kooperatif dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
KP
: Keterlaksanaan Pembelajaran
SKD
: Skor Keterlaksanaan yang Diperoleh
ST
: Skor Total
Pelaksanaan observasi
terhadap keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD diamati oleh
dua orang
observer
. Sehingga dalam pengambilan kesimpulan keterlaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: KPSP = Keterlaksanaan Pembelajaran Setiap Pertemuan
= Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Observer Pertama = Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Observer Kedua
Untuk kesimpulan terakhir yaitu mengenai keterlaksanaan pembelajaran keseluruhan dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan: : Keterlaksanaan Pembelajaran Keseluruhan
: Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan Pertama : Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan Kedua
: Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ketiga
Setelah diperoleh persentase keterlaksanaan pembelajaran menggunakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD, peneliti menentukan
kategori keterlaksanaannya tersebut. Persentase yang diperoleh dapat dijadikan acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan
pembelajaran. Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan pembelajaran digunakan kualifikasi keterlaksanaan pembelajaran menurut Nana Sudjana
2005: 118 seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3.2 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran
No. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran
k
Interpretasi
1. Sangat Kurang
2. Kurang
3. Cukup
4. Baik
5. Sangat Baik
2. Analisis Kuesioner Motivasi Belajar Siswa
Pemberian skor kepada setiap jawaban siswa disesuaikan dengan pernyataan yang diberikan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Untuk menganalisis motivasi belajar siswa dalam mempelajari matematika dilakukan dengan berbagai langkah yaitu sebagai berikut:
a Menentukan total skor pada kuesioner dapat diketahui dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan: = banyaknya item
b Menentukan total skor seluruh siswa pada masing-masing indikator dan
seluruh indikator diketahui dengan rumus: �
Keterangan: = banyaknya item
n
= banyaknya siswa
c Melakukan analisis terhadap motivasi seluruh siswa pada setiap indikator
motivasi dan motivasi masing-masing siswa yang dilakukan dengan menentukan besarnya skor yang diperoleh. Selanjutnya data dianalisis
sesuai dengan kriteria motivasi yang telah ditentukan. Berikut ini adalah rumus untuk menentukan besarnya motivasi belajar
siswa: �
Keterangan: P : Besarnya motivasi belajar siswa
Setelah diperoleh besarnya skor motivasi kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria motivasi belajar siswa seperti yang terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3 Kriteria Motivasi Belajar Siswa
Besarnya Skor Yang Diperoleh Kategori
Sangat Tinggi Tinggi
Sedang Rendah
Sangat Rendah
Masidjo, 1955:157
Rumus besarnya skor motivasi dan kriteria motivasi belajar di atas digunakan untuk mengetahui motivasi seluruh siswa pada setiap indikator,
motivasi seluruh siswa pada semua indikator dan motivasi masing-masing siswa. Peneliti juga menggunakan diagram batang yang berguna untuk
mendeskripsikan banyaknya siswa yang memiliki motivasi belajar pada masing-masing kategori.
3. Analisis Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa yang hendak dianalisis adalah soal kuis dan tes akhir. Dalam penilaian soal kuis dan tes akhir menggunakan rumus:
Keterangan:
N
: Nilai yang diperoleh
SDp
: Skor yang diperoleh
TS
: Total Skor
Analisis hasil belajar siswa dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa. Standar ketuntasan belajar yang diberikan disesuaikan dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM yang ditetapkan oleh sekolah tempat peneliti melaksanakan penelitian yaitu
≥ 70. Untuk menentukan persentase ketuntasan belajar semua siswa digunakan rumus sebagai berikut:
� � � � �
Berikut ini adalah pedoman yang digunakan untuk menentukan interpretasi data ketuntasan belajar menurut Widoyoko 2009: 242.
Tabel 3.4 Kualifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Persentase Ketuntasan
k
Kualifikasi Sangat Baik
Baik Cukup baik
Kurang Sangat Kurang
62
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian