4. Upaya Empiris dan Sistematik
Dengan telah dilakukan analisis SWOT, berarti sudah mengikuti prinsip empiris terkait dengan pengalaman dan sistemik, berpijak
pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Jika guru mengupayakan
cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajaran, dan hal-hal
lain yang terkait dengan cara baru yang diusulkan tersebut.
5. Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan
SMART adalah kata bahasa inggris yang artinya cerdas. Akan tetapi, dalam proses perencanaan kegiatan merupakan singkatan
dari lima huruf bermakna. Adapun makna dari masing-masing huruf adalah sebagai berikut:
a.
S-Spesific, khusus, tidak terlalu umum; b.
M-Managable, dapat dikelola, dilaksanakan; c.
A-Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau Achievable, dapat dicapai, dijangkau;
d. R-Realistic. Operasional, tidak di luar jangkauan, dan
e. T-Time-Bound, diikat oleh waktu, terencana.
C. Tahap Pelaksanaan PTK
Rincian kegiatan pada setiap tahapan PTK Arikunto, dkk, 2008:75-80 adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana
tndakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
a.
Mengidentifikasi dan menganalisis masalah b.
Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan. c.
Merumuskan masalah secara jelas d.
Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban
e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis
f. Membuat secara rinci rancangan tindakan
2. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan dilakukan.
3. Pengamatan atau observasi
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Instrument yang
dipakai dalam pengamatan atau observasi adalah a soal tes, kuis, b lembar observasi, c catatan lapangan.
4. Refleksi
Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
D. Tujuan PTK
Tujuan PTK menurut Kunandar 2008:63-64 adalah sebagai berikut: 1.
Untuk memecahkan masalah nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa
yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru. Mutu
pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa, baik yang bersifat akademis yang tertuang dalam nilai ulangan
harian formatif, ulangan tengah semester subsummatif dan ulangan akhir semester sumatif maupun yang bersifat
nonakademis, seperti motivasi, perhatian, aktivias, minat dan lain sebagainya.
2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus
menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat. 3.
Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.
4. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan
skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.
5. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif
terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.
6. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik
pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa.
7. Meningkatnya sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
8. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,
sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pedidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau
perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukan untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.
E. Manfaat PTK
Manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek akademis dan aspek praktik Kunandar, 2008:68 yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru
menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajran dalam jangka
pendek.
2. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK antara lain: a merupakan
pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara
rutin merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah,
mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu
model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas; b merupakan pelaksanaan inovasi
pembelajaran dari bawah, artinya dengan guru melakukan PTK, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam
tataran praktis, yakni bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum
dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
F. Model Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Arikunto, dkk 2008:17 secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu 1
Perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, 4 refleksi.
1. Menyusun Rancangan Tindakan planning
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan
pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik
atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen
pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.