Prinsip Dasar PTK TINJAUAN TEORITIK

2. Pelaksanaan Tindakan Acting

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksaan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perecanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.

3. Pengamatan Observing

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Ketika guru sedang melakukan pengamatan, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

4. Refleksi Reflecting

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

G. Pentingnya Pemahaman dan Keterampilan Guru dalam Memilih dan

Menggunakan Metode Pembelajaran. Guru wajib memiliki kualifikasi Akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-undang Dosen dan Guru Nomor 14 tahun 2005 bab 2 mengenai kompetensi dan sertifikat. Guru sebagai tenaga yang profesional harus mempunyai kompetensi yang disyaratkan salah satunya yaitu dalam memahami dan memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran sehingga hal tersebut dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran, siswa menjadi termotivasi dan mau aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan yang ditetapkan dalam rencana pembelajaran tercapai. Memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang baik dibutuhkan imajinasi dan kreativitas. Guru di kelas dapat memilih metode belajar yang tepat untuk mencapai kemampuan muridnya secara maksimal. Guru dapat membangkitkan potensi siswanya lewat metode-metode belajar kreatif dan imajinatif, sehingga proses belajar mengajar efektif. Metode mengajar tidak terpaku pada satu macam saja, tetapi dapat menggabungkan dari berbagai metode yang ada seperti metode penemuan, pemberian tugas, pemecahan masalah, penelitian, bahkan metode ceramah. Dapat disimpulkan betapa pentingnya memilih dan menggunakan metode mengajar dalam proses belajar mengajar. Guru yang kreatif dalam mengembangkan proses belajar mengajar mampu menjembatani pelajaran menjadi belajar, melalui penemuan konteks suatu materi terhadap kebutuhan belajar siswa. Seorang guru yang kreatif adalah guru yang mengikuti perkembangan zaman melalui teknologinya tanpa meninggalkan nilai-nilai keluhuran dengan antusias, terbuka, peka, dan tetap belajar untuk menjadi guru yang kreatif.

H. Metode-Metode Pembelajaran Kooperatif

1. Tipe Pembelajaran Kooperatif

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai aplikasi dari pembelajaran kooperatif di kelas baru dimulai pada tahun 1970-an. Salah satu hasil peneltian tersebut yang sekarang ini sudah

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 2 10

Rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

0 1 103

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dan prestasi belajar pada mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan.

2 12 298

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK PAHAR MENJALIN SKRIPSI

0 0 165

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 1 239