Tujuan PTK TINJAUAN TEORITIK
sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting dalam pembelajaran tim siswa adalah penghargaan bagi tim,
tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim tidak bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang tidak
mungkin, karena semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada minggu-minggu dalam pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung
jawab individu di sini adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota tim. Sedangkan yang
dimaksud dengan kesempatan sukses yang sama adalah semua siswa memberi konstribusi nilai kepada timnya dengan cara meningkatkan
kinerja mereka dari yang sebelumnya. Menurut Slavin 1995:4 ada lima tipe pembelajaran kooperatif antara
lain: a.
Student Teams Achievement Divisions STAD Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi
tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang
bersangkutan memperoleh skor secara individual.
b. Teams Games Tournaments TGT
Model TGT hampir sama dengan STAD. Satu-satunya perbedaan antara keduanya adalah STAD menggunakan kuis-
kuis individual pada tiap akhir pelajaran, sementara TGT menggunakan game-game akademik. Dalam TGT siswa
dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah
pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok- kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota
kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini
siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan setara. Dari turnamen inilah tiap
anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk
menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.
c. Jigsaw
Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok
diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik
yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi
ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan
mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi
yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali kedalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan
topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau
penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama
seperti STAD.
d. Learning together
Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 sampai 5
orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok Siswa kemudian secara individual
mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.
e. Group Investigation
Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di
kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari,
mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana
mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.