E. Manfaat PTK
Manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek akademis dan aspek praktik Kunandar, 2008:68 yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru
menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajran dalam jangka
pendek.
2. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK antara lain: a merupakan
pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara
rutin merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah,
mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu
model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas; b merupakan pelaksanaan inovasi
pembelajaran dari bawah, artinya dengan guru melakukan PTK, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam
tataran praktis, yakni bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum
dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
F. Model Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Arikunto, dkk 2008:17 secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu 1
Perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, 4 refleksi.
1. Menyusun Rancangan Tindakan planning
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan
pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik
atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen
pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan Acting
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
mengenai tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksaan guru harus ingat dan berusaha
menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi,
keterkaitan antara pelaksanaan dengan perecanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud
semula.
3. Pengamatan Observing
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Ketika guru sedang melakukan pengamatan, guru
pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
4. Refleksi Reflecting
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata
bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat
dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
G. Pentingnya Pemahaman dan Keterampilan Guru dalam Memilih dan
Menggunakan Metode Pembelajaran. Guru wajib memiliki kualifikasi Akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam
Undang-undang Dosen dan Guru Nomor 14 tahun 2005 bab 2 mengenai kompetensi dan sertifikat. Guru sebagai tenaga yang profesional harus
mempunyai kompetensi yang disyaratkan salah satunya yaitu dalam memahami dan memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi
pembelajaran sehingga hal tersebut dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran, siswa menjadi termotivasi dan mau aktif dalam