kegiatan pembelajaran sehingga tujuan yang ditetapkan dalam rencana pembelajaran tercapai.
Memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang baik dibutuhkan imajinasi dan kreativitas. Guru di kelas dapat memilih metode belajar yang
tepat untuk mencapai kemampuan muridnya secara maksimal. Guru dapat membangkitkan potensi siswanya lewat metode-metode belajar kreatif dan
imajinatif, sehingga proses belajar mengajar efektif. Metode mengajar tidak terpaku pada satu macam saja, tetapi dapat menggabungkan dari berbagai
metode yang ada seperti metode penemuan, pemberian tugas, pemecahan masalah, penelitian, bahkan metode ceramah.
Dapat disimpulkan betapa pentingnya memilih dan menggunakan metode mengajar dalam proses belajar mengajar. Guru yang kreatif dalam
mengembangkan proses belajar mengajar mampu menjembatani pelajaran menjadi belajar, melalui penemuan konteks suatu materi terhadap kebutuhan
belajar siswa. Seorang guru yang kreatif adalah guru yang mengikuti perkembangan zaman melalui teknologinya tanpa meninggalkan nilai-nilai
keluhuran dengan antusias, terbuka, peka, dan tetap belajar untuk menjadi guru yang kreatif.
H. Metode-Metode Pembelajaran Kooperatif
1. Tipe Pembelajaran Kooperatif
Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai aplikasi dari pembelajaran kooperatif di kelas baru dimulai pada tahun
1970-an. Salah satu hasil peneltian tersebut yang sekarang ini sudah
sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting dalam pembelajaran tim siswa adalah penghargaan bagi tim,
tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim tidak bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang tidak
mungkin, karena semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada minggu-minggu dalam pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung
jawab individu di sini adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota tim. Sedangkan yang
dimaksud dengan kesempatan sukses yang sama adalah semua siswa memberi konstribusi nilai kepada timnya dengan cara meningkatkan
kinerja mereka dari yang sebelumnya. Menurut Slavin 1995:4 ada lima tipe pembelajaran kooperatif antara
lain: a.
Student Teams Achievement Divisions STAD Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi
tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang
bersangkutan memperoleh skor secara individual.
b. Teams Games Tournaments TGT
Model TGT hampir sama dengan STAD. Satu-satunya perbedaan antara keduanya adalah STAD menggunakan kuis-
kuis individual pada tiap akhir pelajaran, sementara TGT menggunakan game-game akademik. Dalam TGT siswa
dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah
pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok- kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota
kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini
siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan setara. Dari turnamen inilah tiap