123 orang lain, berarti kan kita dipercaya Tuhan buat merawat..ngasuh
anak tiri itu..ya..walaupun..bukan anak kita kan? Sekalian belajarlah merawat seorang anaklah kalok nantik kakak punya anak kan? Kan
gitu? tertawa..ya..serulah jadi ibu itu..banyak belajar gitulah sama hal-
hal baru tentang ngasuh anak…” W4.R1.ST.P.MDN.10Nov2014b202-214h12-13
6. Memiliki Penerimaan Diri dan Penerimaan orang lain dengan baik
Saat ini, Sartika menyadari bahwa ia masih perlu memperbaiki dirinya untuk bisa menerima dan menyayangi keadaan dirinya. Salah satu hal yang
perlu diperbaiki pada dirinya yaitu mencoba membuka diri untuk berbagi cerita dengan orang terdekat ketika mengalami suatu masalah. Sartika
mengaku bahwa ia adalah orang yang tidak bisa berbagi cerita meskipun dengan orang terdekatnya mengenai masalah yang dihadapinya. Sartika
merasa takut jika harus berbagi cerita dengan orang tua ataupun dengan suaminya, karena ia merasa tidak ada yang memiliki pemikiran yang sama
dengan dirinya. Sartika juga menyadari bahwa ia merasa memiliki beban ketika memendam masalahnya sendiri. Sartika merasa bingung untuk
berbagi cerita kepada siapa ketika ia mengalami suatu masalah. Oleh karena itu, ia rela menyimpan sendiri masalah yang ia hadapi tanpa harus
berbagi dengan orang lain. “Kalok untuk masalah diperbaikin sih..apa yah? Kakak itu orangnya
bangsa yang gak mau curhat sama orang gitu lo... ”
W3.R1.ST.P.MDN.15Juni2014E6b289-292h17 “Iya, jadi kalok misalnya entah ada apa-apa gitu kan, kakak simpan
sendiri gitu lo…” W3.R1.ST.P.MDN.15Juni2014b296-298h17
124 “Suami pun enggak jugak. Hem..iya..karena dia ini selalu beda
pendapat gitu lo qi. Jadi kalok seandainya kakak ada apa gitu, mau cerita pun takutnya nantik sama dia gak boleh, atau gimana gitu.
Hem..jadi kakak apa sendirilah gitu lo qi...
” W3.R1.ST.P.MDN.15Juni2014b300-306h17-18
“Iya sih, iya. Tapi ya mau gimana lagi kalok cerita ke orang tua itu takutnya dibilang orang tua itu gini, yaudahlah. Ya memang gak enak
sih kalok mendam- mendam sendiri…”
W3.R1.ST.P.MDN.15Juni2014b318-322h18 “Kalok untuk kawan deket, semua deketlah. Tapi, kalok untuk cerita
masalah pribadi sih enggaklah... ”
W3.R1.ST.P.MDN.15Juni2014b328-330h19
Secara keseluruhan meskipun dirinya mengaku ingin memperbaiki dirinya untuk menjadi lebih baik, Sartika mengakui bahwa saat ini ia
sudah sangat menerima dan menyayangi dirinya dengan apa adanya. Selain itu, Sartika juga mengaku bahwa ia mudah untuk menerima
kehadiran Cindy sebagai anak tirinya. Terlebih dengan kondisi Cindy yang tunarungu. Meskipun Cindy mengalami hambatan pendengaran dan
komunikasi, hal tersebut tidak membuat Sartika merasa kesulitan untuk menerima dan mengasuh Cindy seperti anak kandungnya sendiri.
Mudahnya Sartika menerima kehadiran Cindy, dikarenakan pada masa pacaran bang AN sudah menceritakan Cindy. Selain itu, Cindy juga sering
ikut serta dalam kegiatan mereka. Oleh karena itu, intensitas pertemuan diantara keduanya memunculkan ikatan emosional. Ikatan emosional yang
terjalin diantara keduanya, membuat Cindy dan Sartika menjadi dekat satu sama lain.
125 “Ya, untuk nerima Cindy kakak ya..mudah-mudah aja sih qi…”
W3.R1.ST.P.MDN.15Juni2014E6b335-336h19 “Iya, bener itu. Ya..lagian karena pertama kali suami kakak ngomong.
Ya kalok pertama kali dia sampek nikah dia baru ngomong, ya kakak pun gak bisa terima jugak gitu kan, karena pas waktu pacaran itu, udah
langs
ung dikenalin gitu kan?...” W3.R1.ST.P.MDN.15Juni2014E6b352-358h20
“Kalok untuk pas waktu pacaran sih, ya..sering jugaklah. Ya..tiap minggulah diajak jalan-jalan. Ya..dari situlah qi bisa mengenal dia,
gitu kan? Bisa nerima Cindy, gitu kan? Ya..karena sering ketemu, terus
dibawak jalan, ya..itulah makanya kakak gampang nerima dia…” W4.R1.ST.P.MDN.10Nov2014E6b319-325h18-19
Sartika mengaku tidak merasa malu ketika harus melibatkan Cindy dalam segala aktivitasnya. Sartika juga sering melibatkan dan
mengikutsertakan Cindy dalam acara-acara di luar rumah, misalnya mengajak Cindy berbelanja, renang, serta mengajaknya menghadiri acara
pesta. Apabila Cindy menolak untuk ikut menghadiri suatu acara, Sartika tidak akan memaksanya. Sartika menjelaskan, apabila Cindy dipaksa
untuk ikut bersamanya menghadiri suatu acara, maka Cindy akan merajuk. Untuk itu, Sartika akan meninggalkan Cindy di rumah ibunya ketika ia
pergi. “Pernah, gak malulah..ya..kalok ada pesta-pesta kawan ya pernahlah
diajak Cindynya. Kalok diajak undangan, kadang dia mau, kadang jugak enggak…”
W4.R1.ST.P.MDN.10Nov2014E6b305-308h18 “Iya, seringlah namanya udah jadi anak kakak, ya..diajak ajalah. Tapi
kalok dia gak mau ya jangan dipaksalah merajok nantik dia. Paling dia nantik dir
umah, maen sama Azmi…” W4.R1.ST.P.MDN.10Nov2014E6b256-260h16
126
7. Penerimaan diri, menuruti kehendak, menonjolkan diri