129 status  ibu  tiri  yang  dimilikinya  bukanlah  hambatan  untuk  dapat  bekerja
semaksiml mungkin. “Iyalah..orang  itu  biasa  aja  tanggepannya..mau  kakak  itu  ibu  tiri,
istilahnya  pun  gak  ngaruh-ngaruh  kali  ke  orang  itu,  terus  interaksi  ke orang  itu…lagian  kan  itu  urusan  kerja,  ya..gak  dibawak-bawaklah
istilah ibu tiri itu ke tempat kerja..terus pun karena jadi service advisor itu,  jadi  gak  mungkinlah  malu  atau  gak  PD  pas  ditempat  kerja
ya..ramah,  terbuka  ajalah  kita  dikerjaan..apalagi  di  depan  klien  kan? tertawa  gak  mungkinlah  karena  jadi  ibu  tiri,  dikerjaan  awak  pun
jugak gak maksimal..profesional ajalah…” W4.R1.ST.P.MDN.10Nov2014E7b422-434h24
8. Penerimaan diri, spontanitas, menikmati hidup
Adapun salah satu cara Sartika untuk menikmati hidup sebagai ibu tiri yang  memiliki  anak  tunarungu  yaitu,  memiliki  pandangan  yang  positif
terhadap  status  ibu  tiri  dan  anak  tunarungu  yang  diasuhnya.  Di  dalam dirinya,  ia  menghapus  istilah  ibu  tiri  dan  anak  tunarungu.  Menurutnya
kondisi  Cindy  yang  tunarungu,  tidak  berbeda  dengan  anak  normal  pada umumnya.  Karena  Cindy  masih  mampu  untuk  diajarkan,  maka  Sartika
tidak  menganggap  Cindy  sebagai  anak  yang  membutuhkan  pelayanan khusus.  Yang  terpenting  bagi  dirinya,  adalah  dirinya  merasa  menikmati
segala  aspek  kehidupannya  sebagai  ibu  tiri  Cindy.  Sartika  juga  mengaku bahwa  selama  2  tahun  terakhir,  ia  menikmati  dalam  mengasuh  dan
merawat  Cindy  yang  tunarungu.  Selain  itu,  Sartika  juga  tidak membedakan status antara ibu tiri dan ibu kandung. Karena peran seorang
ibu tiri maupun ibu kandung adalah sama, yaitu menjadi seorang ibu yang mengasuh dan merawat anaknya.
130 “Menurut kakak biasa aja. Istilahnya..istilahnya hem..dalam istilahnya
dalam pikiran kakak anak yang seperti itu, itu gak ada gitu lo. Anggap aja  dia  itu  biasa  aja,  kalok  ngomongnya  itu  jugak  biasa,  kayak  anak
biasa,  anak  normal  lainnya  istilah  untuk  anak  yang  tunarungu  itu dalam pikiran kakak itu gak ada, udahlah gitu aja yang penting kakak
enjoy ajalah ngerawat d
ia gitu…” W3.R1.ST.P.MDN.15Jun2014E8b416-426h24
Sartika juga merasa bebas melakukan hal-hal yang disukainya. Dengan statusnya  sebagai  ibu  tiri  yang  memiliki  anak  tunarungu,  Sartika  merasa
bahwa statusnya bukanlah sebagai hambatan untuk bisa menikmati segala aspek di dalam hidupnya. Ia juga menambahkan bahwa status sebagai ibu
tiri,  bukanlah  sebagai  penghambat  untuk  bisa  bersosialisasi  dengan lingkungannya.  Ketika  ia  bersosialisasi  dengan  lingkungannya,  apabila
dirinya  diminta  untuk  melakukan  suatu  hal  yang  tidak  disukai  olehnya, maka  Sartika  akan  tetap  melakukan  hal  tersebut.  Meskipun  ia  merasa
terpaksa untuk melakukannya. “Ya,,istilahnya  bebas-bebas  ajalah..status  itu  kan  bukan  salah
hambatan  buat  kita  nikmati  hidup.  Karena  dengan  status  kakak  ini, status sebagai ibu tiri, bukan sebagai penghambat untuk bersosialisasi
jugak sama lingkungan sekitar kan...
” W4.R1.ST.P.MDN.10Nov2014E8b275-280h16
“Yang  pastinya  kalok  untuk  rasa  menolak  itu,  ya  gak  adalah  ya  qi, karena kan kita istilahnya kalok misalnya ada orang lain nyuruh untuk
ngerjain yang gak kakak gak mau, ya..terpaksa ya mau ajalah gitu kan? walaupun  agak  ngedumel  dalam  hati  ya  kan?  tertawa  agak  sedikit
gitu kan?
” W3.R1.ST.P.MDN.15Jun2014E8b435-442h25
131
9. Kejujuran dalam menerima diri