Hambatan dalam Mengasuh Anak Tunarungu

51 mendengar suara mulai 41 hinga 55 dB; moderate loss, hanya mampu mendengar suara mulai 56 hingga 70 dB; severe loss, hanya mampu mendengar suara mulai 71 hingga 90 dB; dan profound loss hanya mampu mendengar suara 91 dB atau lebih.

4. Hambatan dalam Mengasuh Anak Tunarungu

Mengasuh dan merawat anak adalah sebuah tantangan tersendiri bagi orang tua. Ayah dan ibu memiliki peran yang sama di dalam mengasuh anak- anaknya. Peran yang saling melengkapi dalam mengasuh anak, membantu anak untuk mengembangkan identitas dirinya. Oleh karena itu, ayah dan ibu harus memiliki tanggung jawab yang seimbang agar anak-anaknya dapat tumbuh dengan optimal. Namun, ketika ayah dan ibu mendapat karunia untuk membesarkan anak tunarungu, maka situasi yang dihadapi akan sedikit berbeda dengan keluarga pada umumnya Rahmhita, 2011. Ketika mengasuh anak tunarungu, hal yang terpenting bagi orang tua yaitu harus mengetahui pola perkembangan anak tersebut. Selanjutnya, setelah orang tua mengetahui kondisi perkembangan anak dari ahli medis yang menanganinya, maka orang tua bisa menyesuaikan gaya pengasuhan yang dilakukan terhadap anak tunarungu Rahmhita, 2011. Pada dasarnya untuk merawat dan mengasuh anak tunarungu, tidak dibutuhkan sebuah ilmu akademik yang khusus. Hal yang paling utama dilakukan adalah dengan memiliki kesabaran yang tinggi, mengingat anak tunarungu memiliki karakteristik yang berbeda dari anak normal lainnya karena kerusakan pada indera pendengarannya. Umumnya, hambatan yang paling 52 sering ditemui pada orang tua yang mengasuh anak tunarungu adalah kurangnya pemahaman atau pengetahuan orang tua tentang anak tunarungu, sehingga dengan segala keterbatasan yang ditunjukkan anak dapat memicu timbulnya sikap yang kurang sabar dalam mengasuh anak tunarungu tersebut Heward, 1996. Tidak sedikit orang tua yang memiliki anak tunarungu, menitipkan anak mereka ke lembaga sosial yang bergerak di bidang tersebut. Hal tersebut dikarenakan orang tua tidak mengetahui cara mengasuh anak tunarungu karena hambatan komunikasi yang dialami oleh anak tersebut. Meski tidak sepenuhnya salah, namun cara seperti ini juga tidak tepat untuk dilakukan. Hal tersebut dikarenakan pada dasarnya, pendidikan terbaik bagi anak tunarungu adalah pendidikan yang berasal dari rumah, yaitu keluarga. Anne, 2009. Adapun hambatan yang umumnya dialami orang tua ketika mengasuh anak tunarungu yaitu keterbatasan komunikasi. Hambatan komunikasi yang dialami oleh anak tunarungu, membuat orang tua yang mengasuhnya mengalami kesulitan dalam memahami keinginan, ide-ide serta harapan dari anak tunarungu tersebut. Namun, keterbatasan bahasa dan komunikasi pada anak tunarungu dapat dibantu dengan metode pengajaran bahasa seperti, speechreading membaca gerakan bibir lawan bicara, cued speech isyarat gerakan tangan dan menggunakan alat bantu dengar Ashman Elkinds, 1994. Selain itu, orang tua ataupun pengasuh anak tunarungu harus mampu membimbing anak untuk dapat membangkitkan kepercayaan dirinya, sehingga anak tidak merasa cemas ketika berinteraksi dengan lingkungan sebayanya. Lingkungan sosial anak, juga merupakan faktor penting dalam membentuk perilaku anak tunarungu. Oleh 53 karena itu, sebaiknya lingkungan hendaknya dapat memberikan respon-respon positif terhadap perilaku anak tunarungu Heward, 1996.

D. Penerimaan Diri Ibu Tiri yang Memiliki Anak Tunarungu