39 j. Sikap yang baik terhadap penerimaan diri
Menerima diri merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang. Individu yang memiliki penerimaan diri akan memandang dirinya secara positif
dan apa adanya. Individu yang dapat menerima beberapa aspek hidupnya, bisa saja mengalami keraguan dan kesulitan dalam menghormati orang lain. Hal
tersebut merupakan arahan agar dapat menerima dirinya. Individu dengan penerimaan diri dapat membangun kekuatannya untuk menghadapi kelemahan
dan keterbatasannya. Banyak hal dalam perkembangan seorang individu yang belum sempurna. Bagi seseorang individu yang menerima dirinya, akan lebih
baik jika dapat menggunakan kemampuannya dalam perkembangan hidupnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diketahui aspek-aspek
penerimaan diri, yaitu persepsi mengenai diri dan sikap terhadap penampilan; sikap terhadap kelemahan dan kekuatan diri sendiri dan orang lain; perasaan
inferioritas sebagai gejala penolakan diri; respon yang baik atas penolakan dan kritikan; keseimbangan antara real self dan ideal self; memiliki penerimaan diri
dan penerimaan orang lain; menerima diri, menuruti kehendak, dan menonjolkan diri; menerima diri, spontanitas, menikmati hidup; kejujuran
dalam penerimaan diri, serta sikap yang baik terhadap penerimaan diri.
3. Proses Penerimaan Diri
Menurut Jersild 1963, adapun proses penerimaan diri seseorang yaitu bermula ketika individu sudah dapat mengenali dirinya sendiri, memiliki
pandangan yang positif mengenai kelebihan dan kekurangan dalam dirinya, serta
40 sudah dapat berpikir lebih realistik, maka individu tersebut sudah memiliki
penerimaan diri yang baik. Selain itu, individu yang memiliki penerimaan diri yang baik adalah individu yang mampu mengatasi perasaan inferioritas yang
muncul pada dirinya. Ketika individu tidak mampu mengatasi perasaan inferior yang muncul pada dirinya, maka akan mengganggu penilaian realistik atas
dirinya. Kemudian, setelah individu tersebut mampu mengatasi perasaan inferior yang muncul pada dirinya, maka individu tersebut akan memiliki respon yang
baik terhadap penilaian yang muncul mengenai dirinya. Individu mampu menerima kritikan serta dapat mengambil hikmah dari kritikan tersebut, dan
mampu belajar dari pengalaman dan meninjau kembali sikapnya yang terdahulu untuk memperbaiki diri.
Individu yang memiliki penerimaan diri yang baik adalah individu yang memiliki keseimbangan real self dan ideal self-nya, yaitu dengan mempersiapkan
atau memiliki harapan-harapan lain yang dapat dicapainya, sehingga ia tidak akan kecewa ketika harapan yang diinginkannya tidak tercapai. Selain itu, individu
dengan penerimaan diri yang baik adalah individu yang menyayangi dirinya, menyukai dirinya yang sebenarnya tanpa harus menjadi orang lain, sehingga
individu tersebut juga mudah untuk menerima atau menyukai orang lain. Oleh karena itu, hal tersebut dapat memunculkan perasaan percaya diri dalam
interaksinya dengan lingkungan sosialnya. Apabila seorang individu sudah dapat menerima dirinya, maka ia akan melakukan keinginannya tanpa harus merasa
rendah diri dengan lingkungan sekitarnya. Semakin individu menerima dirinya,
41 maka individu akan semakin mampu untuk percaya diri dalam berinteraksi di
lingkungan sosialnya Jersild, 1963. Setelah individu tersebut melalui beberapa proses diatas, maka individu
akan dapat merasakan keleluasaan untuk menikmati hal-hal di dalam hidupnya. Individu tersebut tidak hanya leluasa untuk menikmati sesuatu yang dilakukannya,
namun juga leluasa untuk menolak atau menghindari sesuatu yang tidak ingin dilakukannya. Individu yang sudah memiliki penerimaan diri yang baik, dapat
secara terbuka mengakui dirinya dengan apa adanya tanpa harus memanipulasi diri menjadi orang lain. Adapun proses akhir dari penerimaan diri, yaitu memiliki
sikap yang baik terhadap penerimaan diri yang dimilikinya. Sikap tersebut dapat ditunjukkan dengan cara menghadapi kekurangan dan kelebihan dirinya di dalam
perkembangan hidupnya. Individu dapat dikatakan memiliki penerimaan diri yang baik adalah individu yang mampu melalui segala proses penerimaan diri diatas.
Oleh karena itu Jersild 1963 mengatakan bahwa dalam menerima dirinya, maka seorang individu membutuhkan waktu untuk melalui segala aspek penerimaan
diri. Hurlock 1978 juga menjelaskan bahwa semakin baik seseorang dapat
menerima dirinya, maka akan semakin baik pula penyesuian diri dan sosialnya. Kemudian Hurlock 1978 membagi dampak dari penerimaan diri dalam 2
kategori yaitu :
42 a. Dalam penyesuaian diri
Orang yang memiliki penyesuaian diri, mampu mengenali kelebihan dan kekurangannya. Salah satu karakteristik dari orang yang meiliki penyesuaian
diri yang baik adalah lebih mengenali kelebihan dan kekurangannya, biasanya memiliki keyakinan diri self confidence. Selain itu juga lebih dapat
menerima kritik, dibandingkan dengan orang yang kurang dapat menerima dirinya. Dengan demikian orang yang memiliki penerimaan diri dapat
mengevaluasi dirinya secara realistik, sehingga dapat menggunakan semua potensinya secara efektif hal tersebut dikarenakan memiliki anggapan yang
realistik terhadap dirinya maka akan bersikap jujur dan tidak berpura-pura. b. Dalam penyesuaian sosial
Penerimaan diri biasanya disertai dengan adanya penerimaan dari orang lain. Orang yang memiliki penerimaa diri akan merasa aman untuk memberikan
perhatiannya pada orang lain, seperti menunjukkan rasa empati. Dengan demikian orang yang memiliki penerimaan diri dapat mengadakan
penyesuaian soail yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang merasa rendah diri atau merasa tidak adekuat sihingga mereka itu cenderung untuk
bersikap berorientasi pada dirinya sendiri self oriented. Penerimaan diri sangat berhubungan erat dengan konsep diri karena penerimaan diri memiliki
peranan yang penting dalam pembentukan konsep diri dan kepribadian yang positif. Orang yang memiliki penerimaan diri yang baik maka dapat dikatakan
memiliki konsep diri yang baik pula, karena selalu mengacu pada gambaran
43 ideal self-nya, sehingga bisa menerima gambaran dirinya yang sesuai dengan
real self-nya.
B. Ibu Tiri 1. Pengertian Ibu Tiri