44
2. Penyesuaian dan Pengasuhan Ibu Tiri di dalam Keluarga
Penilaian tentang karakteristik ibu tiri yang kejam, sudah berkembang sejak jaman dahulu. Ketika seorang wanita menyandang status sebagai ibu tiri,
maka karakteristik ibu tiri yang negatif juga akan melekat pada wanita tersebut. Oleh karena status ibu tiri yang sering dipandang sebagai hal yang negatif,
membuat para wanita yang menyandang peran ini berupaya menyesuaikan diri agar bisa menerima dirinya dengan status tersebut Agnes, 2010. Untuk dapat
menyesuaikan diri dengan status ibu tiri tersebut, maka ibu tiri membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya seperti, suami, orang tua, maupun
keluarga baru yang dimasukinya. Dukungan yang diberikan tersebut, dapat membuat ibu tiri merasa yakin dan percaya diri dalam menghadapi stereotype
ataupun penilaian negatif yang muncul di masyarakat Sfakianos, 2012. Awalnya, menjadi ibu tiri tentu memiliki kesulitan karena membutuhkan
penyesuaian atau adaptasi ketika memasuki keluarga baru. Selain harus berupaya menyesuaikan diri dengan status ibu tiri yang dimilikinya, ibu tiri
awalnya juga akan mengalami tantangan pengasuhan bagi suami maupun anak tirinya. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh ibu tiri disebabkan karena
hubungan ibu tiri dan anak tirinya cukup lemah yang disebabkan sedikitnya interaksi sebelumnya yang dilakukan antara ibu tiri dan anak tirinya, sehingga
hubungan emosional yang terjalin belum begitu baik. Oleh karena itu, untuk membangun hubungan dekat dan hubungan emosional yang baik, dibutuhkan
kerjasama antara ibu tiri dengan ayah untuk mengasuh anak-anak mereka Ron Deal, 2009.
45 Menemukan peran ibu tiri yang efektif merupakan suatu tantangan.
Namun, dengan memiliki harapan yang positif dan strategi yang spesifik untuk membangun hubungan dengan anak tiri, maka akan terbentuk ikatan atau
interaksi yang saling memuaskan. Melalui tahun pertama pernikahan, ibu tiri seharusnya mendekatkan diri dengan ikut terlibat dalam berbagai aktivitas
keluarga baru dan anak tirinya. Aktivitas di dalam keluarga ini, akan mengurangi kekhawatiran anak-anak saat berkumpul dengan ibu tirinya serta
dapat menjalin interaksi yang dekat dengan anak tirinya. Orang dewasa seringkali mengira bahwa cara mengetahui anak tirinya adalah dengan
menghabiskan waktu secara personal dengan mereka. Namun, hal tersebut bukanlah cara efektif untuk membangun interaksi dengan anak tiri. Anak tiri
pada umumnya lebih suka didekati oleh ibu tirinya, ketika ada ayah kandung bersamanya Ron Deal, 2009.
Ibu tiri awalnya akan merasa kebingungan dengan perannya untuk menetapkan batasan, mengajarkan nilai-nilai, dan menekankan konsekuensi
pada anak tirinya. Pengasuhan anak adalah tugas kedua orang tua, baik ayah dan ibu tiri. Ayah dan ibu tiri harus berupaya berperan menjadi suatu tim dalam
mengasuh anak. Kerjasama tersebut seperti berbagi keluh kesah bersama ketika anak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan keluarga. Ketika
ayah angkat tangan dari tanggung jawab pengasuhan anak daripada ibu tiri, maka kondisi akan menjadi sulit. Dikarenakan kurangnya pengawasan dan
kerja sama dengan ayah, maka tidak jarang ibu tiri mulai menetapkan batasan serta peraturan baru yang dibuatnya untuk anak tirinya. Untuk itu, kerjasama
46 yang melibatkan ayah dan ibu tiri adalah cara terbaik untuk mengasuh dan
menjalin hubungan baik dengan anak tiri Ron Deal, 2009.
C. Tunarungu 1. Pengertian Anak Tunarungu