Tabel 15 Beban pencemaran dan kapasitas asimilasi di perairan Waduk Cirata Jawa Barat tahun 2008
No Parameter
Fungsi y R
Beban Pencemaran
tonbulan
2
Kapasitas Asimilasi
tonbulan FISIKA
1 Zat padat terlarut
TDS y = 1,3113x+98,792
R
2
60.323,2 = 0,992
693.236,92 2
Zat padat tersuspensi TSS
y = 1,5396x-37,426 R
2
4438,78 = 0,9588
10.362,121 KIMIA
3 BOD
y = 3,8901x+1,1618 R
2
2621,19 = 0,9982
5810,28 4
COD y = 2,2669 + 9,8744
R
2
4188,54 = 0,9956
11158,57 5
Phosphat PO4 y = 2,2751 + 0,1904
R
2
71,59 = 0,9955
64,28 6
Nitrat sebagai N NO3
y = 3,3551 + 0,1248 R
2
223,19 = 0,9987
2904,47 7
Nitrit sebagai N NO2
y = 4,0065 – 0,1131 R
2
43,84 = 0,9097
0,27 8
Besi Fe y = 8,0456x+2,2949
R
2
64,13 = 0,9989
14,63 9
Kadmium Cd y = 5,2413 –0,0003
R
2
1,57 = 0,9998
1,98 10
Tembaga Cu y = 8,6778x+0,0061
R
2
3,49 = 0,998
-30,3 11
Timbal Pb y = 5,196x - 0,000
R2 = 0,998 2,62
5,82 12
Seng Zn y = 3,4544x+0,0213
R
2
14,40 = 0,9944
42,86 13
Mangan Mn y = 2,1651x+0,0106
R
2
14,58 = 0,9628
40,64
1. Kapasitas Asimilasi TDS Total Dissolve Solution
Salah satu pencemaran parameter fisika perairan yang terjadi di Waduk Cirata adalah TDS yaitu sedimentasi. Waduk dengan sedimentasi tinggi
disebabkan oleh tingkat erosi yang tinggi di DAS-nya. Fenomena ini diduga adanya perambahan hutan, sistem pertanian yang kurang memperhatikan prinsip-
prinsip konservasi air dan tanah, perubahan tata guna lahan dan tekanan kemiskinan penduduk serta kepadatan penduduk. Menurut BPLHD 2001, salah
satu masalah lingkungan paling serius di Jawa Barat adalah penurunan luas hutan. Penurunan luas hutan yang sebagian besar terletak di bagian hulu DAS memiliki
konsekuensi lingkungan yang luas dan sangat besar. Hal ini berakibat pada tingginya sedimentasi sungai dan waduk yang mengakibatkan berkurangnya
produktifitas dan gangguan terhadap infrastruktur lainnya secara signifikan bagi pembangunan daerah dan nasional. Angka sedimentasi yang tinggi ini ditambah
dengan erosi tanah di daerah tangkapan air, dalam beberapa kasus disebabkan oleh penurunan luas hutan.
Menurut Syarief 2003, pendangkalan di waduk dapat menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas perairan serta merusak habitat organisme di
dalamnya. Gambar 22 memperlihatkan kapasitas asimilasi dari TDS di Waduk Cirata tahun 2007. Penentuan kapasitas asimilasi untuk TDS dilakukan dengan
persamaan regresi y =1,3113x + 98,792 dan nilai R
2
=0,992. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan perpotongan kapasitas
asimilasi sebesar 60.323,2 tonbulan sehingga beban pencemaran TDS di Waduk Cirata 60.323,2
tontahun masih di bawah kapasitas asimilasinya.
Gambar 22 Kapasitas asimilasi TDS di Waduk Cirata.
2. Kapasitas Asimilasi TSS Total Solid Solution
Gambar 23 memperlihatkan kapasitas asimilasi dari TSS di Waduk Cirata. Penentuan kapasitas asimilasi untuk TSS dilakukan dengan persamaan regresi
y= 1,5396x - 37,426 dan nilai R
2
=0,9588. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan perpotongan kapasitas asimilasi sebesar 10362,12
tonbulan. Dari Gambar 23 terlihat bahwa kondisi perairan Waduk Cirata sudah tercemar oleh parameter TSS karena nilai kapasitas asimilasi berada pada
kuadraan II yang berarti sudah melebihi kapasitas asimilasi walaupun nilai tersebut masih dibawah baku mutu air golongan I. Sedangkan Gambar 21
memperlihatkan bahwa beban pencemaran parameter TSS belum melewati kapasitas asimilasinya. Kejadian ini diduga karena proses self purification secara
alami tidak optimal. Jika penyebab terjadinya TDS dan TSS tidak segera diatasi maka tidak berapa lama maka kapasitas asimilasi perairan tersebut diduga akan
berada di atas baku mutu air. Secara umum suatu perairan memiliki kemampuan self purification atau kemampuan pulih alamiahnya. Bahan–bahan tersuspensi dan
terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika jumlahnya berlebihan terutama TSS dapat meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya