disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus Effendi 2003. Hasil pengamatan di kawasan Waduk Cirata menunjukan bahwa
nilai kekeruhan di semua titik pengamatan sudah melebihi ambang batas standar yang telah ditetapkan yaitu 12,07 NTU.
d. Kecerahan
Kecerahan perairan menurut Parson dan Takahashi 1973 merupakan suatu kondisi yang menggambarkan suatu kemampuan penetrasi cahaya matahari untuk
menembus permukaan air sampai kedalaman tertentu. Besarnya kecerahan suatu perairan sangat tergantung pada warna air dan kekeruhan, dalam hal ini semakin
gelap warnanya akan semakin keruh , maka kecerahannya semakin rendah. Hasil pengamatan di perairan Waduk Cirata menunjukan nilai kecerahan di semua titik
pengamatan sudah melebihi ambang batas standar. Nilai kecerahan rata-rata di semua titik pengamatan berkisar 63,75 cm. Kondisi kecerahan yang rendah di
Waduk Cirata diduga karena tingginya nilai zat tersuspensi. Nilai kecerahan akan berpengaruh terhadap daya tembus sinar matahari ke dalam perairan yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap suhu dan proses fotosintesa.
2. Parameter Kimia Perairan
a. pH
Nilai pH merupakan hasil pengukuran aktifitas ion hidrogen dalam perairan yang menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa air. Menurut Mackereth et
al. 1989 pH terkait sangat erat dengan kandungan karbondioksida dan alkalinitas. Pada pH yang kurang dari 5, nilai alkalinitas tidak terdeteksi. Makin
tinggi nilai pH, semakin tinggi nilai alkalinitas dan makin rendah kandungan karbondioksida bebasnya. Toksisitas dari senyawa kimia juga dipengaruhi oleh
pH. Nilai pH normal suatu perairan danau adalah 6-9 Goldman dan Horne, 1983. Senyawa amonium yang dapat terionisasi banyak ditemukan pada perairan dengan
pH rendah. Amonium bersifat tidak toksik innocuous. Pada suasana alkalis pH tinggi lebih banyak ditemukan amonia yang tidak terionisasi unionized dan
bersifat toksik. Amonia lebih mudah terserap kedalam tubuh organisme akuatik dibandingkan amonium.
Proses biokimiawi perairan seperti nitrifikasi sangat dipengaruhi oleh nilai pH. Proses nitrifikasi akan berakhir jika pH bersifat asam. Pada pH 4,5–5,5 proses
nitrifikasi akan terhambat Novotny Olem 1994. Selanjutnya Effendi 2003 menjelaskan bakteri pada umumnya tumbuh dengan baik pada pH netral dan
alkalis. Oleh karena itu proses dekomposisi bahan organik berlangsung lebih cepat pada kondisi pH netral dan alkalis. Jika dalam suatu perairan terdapat bahan
organik yang tinggi, maka hasil dekomposisi bahan organik tersebut diantaranya adalah karbondioksida. Dalam karbondioksida ini akan membentuk asam karbonat
Moss 1993, keadaan ini juga bisa terjadi jika 1 dari karbondioksida bereaksi dengan air sehingga membentuk asam karbonat Cole 1988. Pada pembentukan
asam karbonat tersebut akan dihasilkan ion hidrogen yang mengakibatkan pH perairan menurun.
Dari hasil analisis parameter pH diperoleh hasil hampir semua titik pengamatan mempunyai pH dalam kisaran 7-9. Nilai pH dari masing-masing titik
pengamatan masih berada pada ambang batas yang ditetapkan.
b. Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen, DO
Dissolved oxygen DO atau oksigen terlarut dalam perairan merupakan konsentrasi gas oksigen yang terlarut di dalam air yang berasal dari proses
fotosintesa oleh fitoplankton atau tumbuhan air lainnya di zona eufotik, serta difusi dari udara APHA 1989. Oksigen terlarut merupakan zat yang paling
penting dalam sistem kehidupan diperairan, dalam hal ini berperan dalam proses metabolisme oleh makro dan mikroorganisme yang memanfaatkan bahan organik
yang berasal dari fotosintesis. Selain itu juga mempunyai peranan yang penting dalam penguraian bahan-bahan organik oleh berbagai jenis mikroorganisme yang
bersifat aerobik APHA 1989 sehingga jika ketersedian oksigen tidak mencukupi akan mengakibatkan lingkungan perairan dan kehidupan dalam perairan menjadi
terganggu, sekaligus akan menurunkan kualitas air. Kelarutan oksigen akan semakin berkurang dengan bertambahnya suhu
Effendi 2003. Secara vertikal distribusi oksigen akan menurun di perairan seiring dengan bertambahnya kedalaman. Distribusi vertikal oksigen di Waduk
Cirata digolongkan tipe clinograde. Tipe ini terjadi pada danau atau waduk yang produktif eutrofik yang kaya unsur hara dan bahan organik, konsentrasi oksigen