Kapasitas Asimilasi TSS Total Solid Solution

Dengan adanya tujuan serta kebutuhan program dalam pengelolaan waduk, ternyata ditemukan 12 elemen kendala yaitu: 1 Masih terdapat perbedaan persepsi dalam pengelolaan waduk, 2 Lokasi dan batas wilayah pengelolaan belum jelas, 3 Masih rendahnya kemampuan untuk pengelolaan bersama, 4 Belum adanya partisipasi aktif masyarakat, 5 Belum terbinanya kemitraan yang menguntungkan semua pihak, 6 Tanggung jawab kepemilikan waduk tidak jelas, 7 Kerjasama lintas sektoral masih lemah, 8 Tidak adanya penyuluhan terhadap masyarakat, 9 Belum adanya sistem peringatan dini, 10 Belum adanya monitoring secara aktif terhadap pengaruh setiap intervensi, 11 Belum adanya pengembangan strategi berkelanjutan, dan 12 Penegakan regulasi. Dalam pengelolaan waduk berbasis perikanan budidaya berkelanjutan akan melibatkan berbagai lembaga baik pusat maupun daerah. Pengelolaan waduk berbasis perikanan budidaya KJA akan melibatkan berbagai instansi yang terkait dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Untuk mewujudkan keberhasilan pengelolaan tersebut maka dibutuhkan lembaga yang dapat menghadapi berbagai kendala. Selanjutnya lembaga yang terlibat membutuhkan tujuan program yang akan dipakai untuk menghilangkan kendala tersebut. Keterkaitan antar program dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan waduk berbasi perikanan budidaya KJA Gambar 35. Tujuan program Kendala program Kebutuhan program Lembaga yg terlibat Gambar 35 Hubungan keterkaitan parameter pengelolaan waduk berbasis perikanan budidaya KJA di Waduk Cirata Selanjutnya keempat parameter tersebut dianalisis untuk mendapatkan elemen kunci dan faktor yang menjadi penggerak keberhasilan pengelolaan waduk berbasis perikanan budidaya Kasus Waduk Cirata.

5.2.1 Tujuan yang Ingin Dicapai

Elemen tujuan yang ingin dicapai dalam pengelolaan perikanan budidaya KJA berkelanjutan kasus di Waduk Cirata dijabarkan dalam 12 sub elemen Tabel 17. Sub elemen tersebut dibuat dengan pertimbangan jumlah karamba jaring apung di Waduk Cirata sudah melebihi daya dukung waduk dan tata letak sudah tidak sesuai dengan zonasi peruntukan. Menurut BPWC 2003, pada awal pembangunan waduk jumlah petakan KJA yang dianjurkan 12.000 petak dengan jumlah pemilik 2.472 orang tetapi pada kenyataannya sampai tahun 2007 tercatat 51.000 petak dari jumlah pemilik 3.899 orang Tabel 16. Perkembangan KJA di perairan Waduk Cirata sudah tidak terkendali, mulai tahun 1988-1994 meningkat 140 per tahun Krismono 1999. Menurut Garno 2000, pada tahun 1999 terdapat 27.786 KJA dan telah menutupi 136 ha atau 2,2 permukaan waduk. Tabel 16 Jumlah KJA di perairan Waduk Cirata hasil sensus tahun 2007 Wilayah No Nama Desa Jumlah Petani [RTP] Jumlah KJA [Petak Kolam] Zona 1 Bandung 1 Margalaksana 497 8.403 2 Margaluyu 262 6.337 3 Nanggeleng 51 586 4 Nyenang 128 1.794 5 Bojong Mekar 20 328 Jumlah 958 17.448 Zona 2 Purwakarta 1 Citamiang 93 1.487 2 Sinar Galih 83 2.288 3 Tegal Datar 302 5.822 4 Pasir Jambu 87 1.573 Jumlah 565 11.170 Zona 3 Cianjur 1 Bobojong 220 2.614 2 Mande 413 8.140 3 Cikidang Bayangbang 250 3.374 4 Kertajaya 174 2.790 5 Gunung Sari 54 1.078 6 Kamurang 204 4.804 Jumlah 1.315 22.800 Total 2.838 51.418 Sumber: BPWC 2008.