Kapasitas Asimilasi TDS Total Dissolve Solution

di Waduk Cirata dibagi dalam 3 wilayah kabupaten yaitu zona 1 wilayah Kabupaten Bandung Barat, zona 2 wilayah Kabupaten Purwakarta, dan zona 3 wilayah Kabupaten Cianjur. Wilayah Kabupaten Cianjur mempunyai jumlah petak terbanyak dibandingkan Kabupaten Bandung Barat dan Purwakarta. Hal ini disebabkan luasan perairan yang masuk ke wilayah kabupaten Cianjur lebih besar dibandingkan dua kabupaten lainnya. Berdasarkan hasil diskusi dengan pakar dan hasil analisa lapangan maupun studi literatur, dipilih 4 elemen yang dipakai untuk mengukur pengelolaan waduk berbasis perikanan KJA berkelanjutan di Waduk Cirata yaitu 1. Tujuan program yang ingin dicapai, 2. Kebutuhan program yang diperlukan, 3. Lembaga yang terlibat serta 4. Kendala progam. Pengelolaan waduk berbasis perikanan budidaya KJA di Waduk Cirata mempunyai tujuan yang diharapkan dapat membantu dalam keberhasilan pengelolaan Waduk Cirata. Adapun elemen tujuan terdiri 12 elemen yaitu 1 Rasionalisasipenurunan jumlah KJA, 2 Penyesuaian tata letak KJA dengan zonasi peruntukan, 3 Kelestarian sumberdaya perairan waduk, 4 Produksi ikan berkelanjutan, 5 Lapangan pekerjaan bersinambungan, 6 Terjaganya keseimbangan ekosistem perairan, 7 Kelestarian sumber daya perikanan, 8 Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar waduk, 9 Monitoring perubahan perairan waduk, 10 Penegakan regulasi pemerintah, 11 Terjadinya koordinasi antar institusi dan 12 Membuat strategi pengelolaan perikanan bersama masyarakat. Elemen kebutuhan program yaitu: 1 Penetapan zonasi budidaya KJA dan areal penangkapan suaka perikanan, 2 Penentuan kepemilikan sumberdaya waduk, 3 Pemilihan unit pengelola yang tepat, 4 Keberadaan lembaga penyuluh, 5 Pelatihan pelaku pengelola, 6 Penetapan jumlah KJA sesuai daya dukung perairan waduk, 7 Kerja sama lintas sektoral, 8 Kemudahan birokrasi, 9 Pemacuan stok ikan, 10 Pemodalan dan fasilitas pinjaman, 11 Pemasaran yang baik, 12 Monitoring dan evaluasi pengelolaan. Dengan adanya tujuan serta kebutuhan program dalam pengelolaan waduk, ternyata ditemukan 12 elemen kendala yaitu: 1 Masih terdapat perbedaan persepsi dalam pengelolaan waduk, 2 Lokasi dan batas wilayah pengelolaan belum jelas, 3 Masih rendahnya kemampuan untuk pengelolaan bersama, 4 Belum adanya partisipasi aktif masyarakat, 5 Belum terbinanya kemitraan yang menguntungkan semua pihak, 6 Tanggung jawab kepemilikan waduk tidak jelas, 7 Kerjasama lintas sektoral masih lemah, 8 Tidak adanya penyuluhan terhadap masyarakat, 9 Belum adanya sistem peringatan dini, 10 Belum adanya monitoring secara aktif terhadap pengaruh setiap intervensi, 11 Belum adanya pengembangan strategi berkelanjutan, dan 12 Penegakan regulasi. Dalam pengelolaan waduk berbasis perikanan budidaya berkelanjutan akan melibatkan berbagai lembaga baik pusat maupun daerah. Pengelolaan waduk berbasis perikanan budidaya KJA akan melibatkan berbagai instansi yang terkait dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Untuk mewujudkan keberhasilan pengelolaan tersebut maka dibutuhkan lembaga yang dapat menghadapi berbagai kendala. Selanjutnya lembaga yang terlibat membutuhkan tujuan program yang akan dipakai untuk menghilangkan kendala tersebut. Keterkaitan antar program dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan waduk berbasi perikanan budidaya KJA Gambar 35. Tujuan program Kendala program Kebutuhan program Lembaga yg terlibat Gambar 35 Hubungan keterkaitan parameter pengelolaan waduk berbasis perikanan budidaya KJA di Waduk Cirata Selanjutnya keempat parameter tersebut dianalisis untuk mendapatkan elemen kunci dan faktor yang menjadi penggerak keberhasilan pengelolaan waduk berbasis perikanan budidaya Kasus Waduk Cirata.