37
1 Nilai Ekonomi Total NET untuk masing-masing kawasan DPL Blongko,
DPL Pulau Sebesi dan APL Pulau Harapan diformulasikan sebagai berikut:
NET = TEM + TEC + TES + TET + TEB
dimana : TEM
= Nilai ekonomi total mangrove TEC
= Nilai ekonomi total terumbu karang TES
= Nilai ekonomi total lamun TECF = Nilai ekonomi total perikanan tangkap
TEAF = Nilai ekonomi total perikanan budidaya
2 Penetapan alternatif pengelolaan sumberdaya
Penetapan alokasi pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil yang efisien dilakukan dengan menggunakan analisis manfaat biaya benefit cost
analysis seperti yang diungkapkan Ruitenbeek 1992 dan Munasinghe
1993 dengan kriteria :
∑
Keterangan: Bt = Pendapatan kotor unit usaha pada tahun t
Ct = Biaya kotor unit usaha pada tahun t n = Umur ekonomis
i
= Tingkat bunga t
= 1, 2, 3, …, n
Kriteria: NPV 0, berarti usaha layakmenguntungkan
NPV = 0, berarti usaha mengembalikan sebesar biaya yang dikeluarkan
NPV 0, berarti usaha tidak layakrugi. Analisis Net Benefit Cost Ratio Net BC ini bertujuan untuk mengetahui berapa
besarnya penerimaan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomis proyek. Net BC merupakan perbandingan antara total nilai sekarang dari
penerimaan bersih yang bersifat positif B
t
– C
t
0 dengan total nilai sekarang dari penerimaan yang bersifat negatif B
t
– C
t
0, dengan rumus:
38
∑ ∑
Keterangan: B
= manfaat yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya pulau- pulau kecil di lokasi studi
C
t
= biaya yang
dikeluarkan untuk
memperoleh manfaat
penggunaan sumberdaya pulau-pulau kecil di lokasi studi t
= jangka waktu penilaian tahun r
= faktor diskonto discount rate NPV = net present value nilai manfaat bersih sekarang
BCR = benefit cost ratio rasio manfaat – biaya
Kriteria penilaian alokasi pemanfataan sumberdaya layak dikembangkan jika NPV 0 atau bila BCR 1. dalam penentuan skenario terbaik, maka nilai
NPV yang terbaik digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dari analisis NET tersebut kemudian digabungkan dengan Analisa Biaya Manfaat ABM.
Analisis ini merupakan salah satu analisis yang ditujukan untuk melihat manfaat bersih penilaian manfaat sumberdaya pulau-pulau kecil sekarang dari suatu
ekosistem alamiah setelah diketahui manfaat yang dihasilkan serta biaya yang harus dikeluarkan dan hasil dari analisis ini digunakan dalam pengambilan
keputusan decision making dalam pengalokasian sumberdaya alam yang langka. Nilai ekonomi ekosistem alamiah dalam studi ini dinyatakan dalam bentuk Nilai
Bersih Sekarang Net Present Value atau NPV.
3.5.3 Analisis Efektifitas Pengelolaan DPL A.
Penilaian Parameter
Penilaian efektifitas pengembangan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat dirujuk pada sejumlah parameter yang mengarah pada pencapaian
tujuan program ini. Secara umum, ada tiga parameter kunci yang dapat dijadikan indikator penilaian efektifitas pengelolaan daerah perlindungan laut berbasis
masyarakat, yaitu 1 Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut; 2 Proses Implementasi Program Daerah Perlindungan Laut; dan 3
Dampak Program atau Pencapaian Hasil dari Program Daerah Perlindungan Laut.
39
1. Penyusunan Rencana Pengelolaan
Efektifitas pengelolaan daerah perlindungan laut hanya akan tercapai manakala sejak awal sudah disusun rencana pengelolaan atau kerangka
kerja yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan program ini. Rencana pengelolaan seharusnya sudah disiapkan sejak awal, yaitu pada saat
program ini dirancang untuk dikembangkan. Meskipun program-program pembangunan dapat disusun setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali. Untuk
menilai efektifitas program DPL ini ditinjau dari aspek penyusunan rencana pengelolaan maka beberapa parameter yang dianalisis adalah:
Ketersediaan data dasar
Untuk mengetahui apakah program ini berhasil mencapai tujuan atau tidak, maka harus dilakukan penilaian terhadap kecenderungan
perubahan yang ada baik terhadap perbaikan kualitas sumberdaya maupun peningkatan taraf hidup masyarakat. Untuk mengetahui
adanya perubahan ini, maka pengelola DPL harus memiliki data dasar yang bisa dijadikan pembanding dari setiap kali melakukan
pengukuran atau penilaian sumberdaya alam dan lingkungan. Oleh karena itu, pada saat program ini dirancang, maka kerangka
monitoring juga sudah disiapkan dengan dukungan data dasar yang dikumpulkan pada saat penyusunan program pengembangan daerah
perlindungan laut. Data dasar tersebut tidak hanya menyangkut data biofisik, tetapi juga data sosial ekonomi dan budaya. Data ini akan
menjadi indikator dalam penilaian keberhasilan pengembangan daerah perlindungan laut.
Adanya Kerangka Kerja
Parameter lainnya yang perlu dianalisis untuk menilai efektifitas pengelolaan daerah perlindungan laut adalah apakah terdapat kerangka
kerja yang dijadikan pedoman dalam pengembangan daerah perlindungan laut. Kerangka kerja ini menyangkut lembaga pengelola
badan pengelola, aturan-aturan yang disiapkan oleh masyarakat dan mendapat persetujuan dari pemerintah daerah dan masyarakat
40
setempat, program-program
pembangunan yang
mendukung pengelolaan daerah perlindungan.
Sumber Pendanaan
Meskipun program pengelolaan daerah perlindungan laut berdasarkan pada pendekatan pengelolaan masyarakat, namun dalam prakteknya
pengelolaan daerah perlindungan memerlukan dana yang mungkin tidak dapat ditanggulangi oleh masyarakat. Oleh karena itu, pengelola
daerah perlindungan laut perlu mengidentifikasi sumber-sumber pendanaan yang dapat dijadikan sebagai sumber pemasukan dana
pengelolaan daerah perlindungan laut. Sumber-sumber tersebut dapat berasal dari bantuan pemerintah daerah, sumbangan donor, atau dana
retribusi bagi wisatawan yang berkunjung ke lokasi tersebut.
2. Proses Implementasi
Parameter lainnya yang menjadi indikator penilaian efektifitas pengelolaan daerah perlindungan laut adalah terkait dengan proses implementasi.
Meskipun rencana pengelolaan telah disiapkan seperti diuraikan sebelumnya, jika tidak didukung dengan proses implementasi yang
memiliki akuntabilitas, maka pengelolaan daerah perlindungan laut tidak akan efektif. Ada beberapa parameter yang terkait dengan proses
implementasi daerah perlindungan laut, yaitu:
Pembagian tugas dalam pengelolaan DPL
Sebagai sebuah institusi pengelolaan yang berbasis masyarakat, maka terdapat berbagai komponen yang terlibat dalam proses implementasi
daerah perlindungan laut ini. Keterlibatan setiap komponen sangat menguntungkan pengelolaan program ini karena mendapat dukungan
luas dari masyarakat. Namun apabila tidak dilakukan pembagian tugas terhadap setiap komponen ini, akan menimbulkan konflik antara satu
komponen dengan komponen lainnya. Apabila ini terjadi, akan menyebabkan ketidak efektifan pengelolaan daerah perlindungan laut.
Oleh karena itu, penilaian efektifitas pengelolaan ini, akan dilihat dari ada tidaknya pembagian tugas dari setiap komponen masyarakat yang
terlibat dalam pengelolaan daerah perlindungan laut.