Kebaharuan Efektifitas dan keberlanjutan pengelolaan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat (DPL-BM) (kasus DPL-BM Blongko, Minahasa Selatan, DPL-BM Pulau Sebesi, Lampung Selatan, dan DPL-BM pulau harapan, kepulauan seribu)
18
Terjadi peningkatan densitas ataupun jumlah individu sebesar 2.4 kali lebih besar.
Terjadi peningkatan bimas atau berat hewan 5.5 kali lebih besar. Terjadi peningkatan ukuran badan 1.3 kali lebih besar, dan
Terjadi peningkatan densistas atau jumlah spesies 1.2 kali lebih besar.
Nelayan lokal di New Zealand juga melaporkan bahwa setelah pembentukan daerah perlindungan laut terjadi peningkatan hasil tangkapan di luar
daerah DPL dibandingkan sebelum adanya DPL. Jenis tangkapan yang mengalami peningkatan secara dramatis adalah lobster baik dalam hal densitas
maupun ukuran yang ditangkap di sekitar DPL Robert dan Hawkins 2000. Manfaat utama dari DPL adalah meningkatkan kemampuan dalam hal spawning
stock di dalam DPL yang selanjutnya menjadi larva juvenil yang masuk ke
kawasan penangkapan. DPL menyediakan strategi pengelolaan kehati-hatian untuk mengurangi veriabel yang berasosiasi dengan interakasi antara aktivitas
perikanan dan lingkungan Ward et al. 2001. Perlindungan spawning stock melalui pengembangan DPL akan menghasilkan lebih banyak rekruitmen, yang
selanjutnya akan meningkatkan stok sumberdaya ikan. Perlindungan terhadap garis pantai alami dan perikanan karang yang saling
berhubungan, akan menjadi faktor yang lebih penting daripada menetapkan pengganti habitat karang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wilson et al. di
Hongkong, struktur karang buatan lebih rendah daripada di habitat aslinya, di dalam mendukung keberadaan perikanan karang komersil. Sehingga akan
memperburuk keadaan over-fishing Wilson et al. 2002. Usaha pembuatan karang buatan bukannya tanpa hambatan. Beberapa nelayan usaha kecil akan
menantang usaha ini, jika daerah usaha diperluas sehingga mencapai area ‘tidak bertuan’.
Dalam hubungannya dengan sektor perikanan, kawasan konservasi laut menjadi penyedia berbagai keuntungan bagi reproduksi, pemijahan dan beberapa
keterlibatan sumberdaya laut hayati lainnya LMR. Suatu habitat kawasan konservasi laut mengalami kerusakan fisik yang disebabkan oleh alat tangkap
ikan, atau kebisingan, pergerakan dan bayang-bayang akibat benda di permukaan air seperti dok, kapal atau transek. Kawasan konservasi laut di daerah estuari
biasanya mengalami dampak kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan migas dan
19
pertambangan lain di laut Dodd 2001. Dengan adanya kawasan konservasi laut, para nelayan tetap dapat menangkap ikan, misalnya dengan cara para pengelola
kawasan konservasi laut memberikan quota perseorangan terhadap nelayan untuk menangkap ikan atau berusaha di bidang pertambangan, dengan disertai
monitoring yang sesuai untuk menjamin stabilitas sumberdaya Pearce 2002.