Kawasan Konservasi Laut Efektifitas dan keberlanjutan pengelolaan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat (DPL-BM) (kasus DPL-BM Blongko, Minahasa Selatan, DPL-BM Pulau Sebesi, Lampung Selatan, dan DPL-BM pulau harapan, kepulauan seribu)

22 1994. Prinsip dari model pengelolaan ini adalah meletakkan pengetahuan dan kesadaran lingkungan masyarakat lokal sebagai dasar pengelolaannya. Selain itu mereka juga memiliki akar budaya yang kuat dan biasanya tergabung dalam kepercayaannya religion. Dengan kemampuan transfer antar generasi yang baik, maka CBM dalam prakteknya tercakup dalam sebuah sistem tradisional, dimana akan sangat berbeda dengan pendekatan pengelolaan lain di luar daerahnya. Adapun Carter 1996, memberikan pengertian pengelolaan berbasis masyarakat sebagai suatu startegi untuk mencapai pembangunan yang berpusat pada manusia, dimana pusat pengambilan keputusan mengenai pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan disuatu daerah terletakberada di tangan organisasi-organisasi dalam masyarakat di Daerah tersebut. Lebih lanjut Pomeroy dan Williams 1994 mengatakan bahwa konsep pengelolaan yang mampu menampung banyak kepentingan, baik kepentingan masyarakat maupun kepentingan pengguna lainnya adalah konsep Cooperative Management atau disingkat dengan Co-Management. Adrianto 2005 menyebutkan bahwa prinsip pengelolaan berbasis masyarakat pada umumnya, yaitu dimulai dari proses kerjasama cooperative, advisory hingga pemberian sharing informasi

2.8 Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pulau-pulau Kecil

Sumberdaya alam merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh Rothengatter 1987 dalam Kusumastanto 1994 bahwa sumberdaya alamdan lingkungan tidak hanya berfungsi sebagai penyedia bahan baku produksi tetapi juga sebagai penyerap limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Oleh kaarena itu memasukkan aspek lingkungan sebagai faktor produksi merupakan langkah baru dalam pemikiran ekonomi. Dixon 1985 dalam Kusumastanto 1994 menyatakan bahwa pertumbuhan kesejahteraan masyarakat yang bersifat inter temporal antar waktu dan terus menerus, tidak hanya tergantung pada parameter-parameter produksi tetapi juga berhubungan dengan pilihan atau keinginan masyarakat untuk mernperhatikan kualitas lingkungan dan kewajaran alokasi sumberdaya alam. 23 Dalam hal ini, pertumbuhan konsumsi yang memperhatikan kelestarian lingkungan dan kelangsungan antar generasi, hanya mungkin terjadi apabila ketersediaan sumberdaya alam yang berfungsi memperbaiki kualitas lingkungan tetap terjaga. Hal ini berarti bahwa investasi pada sumberdaya alam dan lingkungan adalah faktor kunci demi pertumbuhan konsumsi dimasa yang akan datang. Oleh karena itu investasi harus mempertimbangkan perkembangan ekonomi yang berkelanjutan. Valuasi ekonomi berfungsi sebagai kerangka analisis dalam proses pengambilan keputusan. Nikijuluw 1995 mengemukakan bahwa keputusan untuk membangun suatu sektor tidak hanya tergantung pada pertimbangan ekonomi, tetapi faktor-faktor lain seperti faktor sosial, kultural, politik, serta bio- ekologi juga perlu diperhatikan. Namun dari segi ekonomis, pada batas dan asumsi tertentu pengaruh faktor-faktor tersebut dapat dinilai atau diperhitungkan biaya dan manfaatnya. Sehingga analisis ekonomi sangat berperan dalam mengevaluasi berbagai alternatif skenario pembangunan. Total Economic Value TEV atau Nilai Ekonomi Total NET adalah suatu bentuk pemberian nilai secara menyeluruh terhadap sumberdaya alam dan lingkungan yang memperhitungkan berbagai fungsi dan manfaat sumberdaya tersebut. Nilai TEV adalah hasil penjumlahan dari nilai pemanfaatan use value = UV dan nilai non-pemanfaatan non-use value = NUV. Sementara itu nilai pemanfaatan adalah hasil penjumlahan dari pemanfaatan langsung direct use value = DUV, nilai pemanfaatan tidak langsung indirect use value =IUV, dan nilai pilihan option value = OV. Sedangkan nilai non pemanfaatan adalah jumlah dari nilai eksistensi existence value =EV dan nilai waris bequest value = BV. Secara lengkap formulasi Nilai Ekonomi Total adalah : TEV = UV + NUV = DUV + IUV + OV + EV + BV Nilai Ekonomi Total TEV dari aset lingkungan hidup dapat dipisahkan kedalarn suatu set bagian komponen. Salah satu contoh adalah dalam penentuan alternatif pengembangan pemanfaatan hutan mangrove. Berdasarkan hukum biaya dan manfaat benefit-cost rule, keputusan untuk mengembangkan hutan mangrove dapat dibenarkan justified jika manfaat bersih dari pengembangan tersebut lebih besar dari manfaat bersih konservasi. Dalam hal ini manfaat 24 konservasi adalah nilai ekonomi total dari hutan mangrove itu sendiri. NET ini juga dapat diinterpretasikan sebagai NET dari perubahan kualitas lingkungan hidup. Penilaian ekonomi sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil untuk setiap jenis sumberdaya pada dasarnya terdiri dari 3 langkah utama, yaitu : 1 mengidentifikasi fungsi dan manfaat dari keragaman hayati, 2 menilai fungsi- fungsi dan manfaat tersebut dalam bentuk uang secara moneter, dan 3 menilai total keuntungan bersih total net benefits dari seluruh fungsi dan manfaat ekosistem Dahuri et al. 1995. Lebih lanjut Pomeroy 1992 dalam Dahuri et al. 1995 memberikan konsep valuasi ekonomi sumberdaya dan lingkungan yang lebih sederhana, yaitu nilai sekarang present value dari suatu sumberdaya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : NPV = ML + ME -CL-CP-CE, dimana : NPV = Nilai sekarang manfaat bersih sumberdaya ML = Manfaat Langsung ME = Manfaat Eksistensi atau Manfaat Lingkungan Eksistensi CL = Biaya Langsung CP = Biaya Perlindungan Sumberdaya CE = Biaya Eksternal atau Biaya Lingkungan Eksistensi

2.9 Multidimensional Scaling

Multidimensional scaling penskalaan multidimensi merupakan suatu teknik yang dapat membantu peneliti untuk mengenali mengidentifikasi dimensi kunci yang mendasari evaluasi obyek dari responden. Sebagai contoh, guna mengevaluasi persepsi responden terhadap berbagai aspek keberlanjutan program DPL BM. Responden dapat memberikan penilaian tingkat kepentingan aspek- aspek yang terkait dengan keberlanjutan dengan membanding-bandingkan secara berpasangan aspek-aspek tersebut. Dari analisis MDS dapat diketahui dimensi apa yang mendasari persepsi responden tentang keberlanjutan program DPL-BM. Tujuan analisis MDS adalah mentransformasi keputusan-keputusan responden tentang similaritaspreferensi yang digambarkan dalam ruang multi dimensi. Bila obyek A dan B diputuskandipersepsikan oleh responden sebagai pasangan obyek yang paling serupa similar dari pada semua pasangan lain yang mungkin, maka MDS akan memposisikan obyek A dan B sedemikian rupa sehingga jarak di antara keduanya dalam ruang multi dimensi lebih dekat daripada