Lokasi dan Ukuran DPL

26 pengukuran tertentu biasanya skala numerik ataupun semantic differential scale, kita meminta responden memberikan peringkat rating pada sejumlah atribut. Kesamaan diukur dengan membandingkan data setiap obyek, umumnya dengan cara melakukan korelasi antar obyek. Kesamaan turunan derived similarity kemudian diolah dengan analisis faktor atau analisis diskriminan untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi yang dipakai responden dalam membedakan obyek-obyek tersebut. Berdasarkan isu-isu diatas, kita dapat mengetengahkan berbagai metode dalam membuat peta persepsi perceptual mapping. Konsep dasar MDS adalah proses menentukan koordinat posisi tiap obyek dalam suatu peta multi dimensi sehingga jarak antar obyek pemetaan akan sesuai dengan nilai kedekatan dalam input datanya. Ukuran kedekatan antar pasangan obyek berupa nilai kemiripan similarity atau nilai ketidak miripan dissimilarity. Jika yang dipakai sebagai ukuran kedekatan adanya nilai kemiripan, semakin besar nilainya maka dua obyek tersebut semakin sama atau mirip satu sama lain. 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian diawali dengan pengumpulan data pada bulan Juni sampai Desember 2007. Selanjutnya pengumpulan data juga dilakukan pada tahun 2008 sampai 2009. Kegiatan penelitian di dilakukan di tiga lokasi yaitu di Desa Blongko, Kabupaten Minahasa Selatan-Provinsi Sulawesi Utara, yaitu lokasi kegiatan pengelolaan DPL Desa Blongko, 2 Desa Tejang Pulau Sebesi, Kabupaten Lampung Selatan-Provinsi Lampung, yaitu lokasi pengelolaan DPL Pulau Sebesi, dan 3 Desa Pulau Harapan, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu-Provinsi DKI Jakarta, yaitu lokasi pengelolaan APL Pulau Harapan Gambar 3. Jastifikasi pemilihan ketiga lokasi tersebut di atas didasarkan pada beberapa alasan, sebagai berikut: 1 Jastifikasi berdasarkan inisiator pendirian DPL. Pengembangan kegiatan DPLAPL di atas dilakukan oleh inisiator yang berbeda. Ada dua lembaga inisiator pengembangan ketiga DPLAPL di atas, yaitu Pemerintah Daerah dan Lembaga Internasional melalui program pengelolaan sumberdaya alam. a DPL Desa Blongko dan DPL Desa Tejang Pulau Sebesi adalah DPL yang diinisiasi dan dikembangkan oleh Lembaga Internasional melalui program pengelolaan sumberdaya pesisir atau yang disebut dengan Proyek Pesisir pada tahun 1997. DPL Desa Blongko mewakili pengelolaan sumberdaya pesisir daratan, sedangkan DPL Desa Tejang Pulau Sebesi mewakili pengelolaan pulau-pulau kecil. b APL Pulau Harapan adalah APL yang dikembangkan atas inisiasi Pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. APL Pulau Harapan juga merupakan pengelolaan sumberdaya berbasis pulau-pulau kecil.