Skenario Berdasarkan Kondisi Aktual

138 4. Berdasarkan analisis efektifitas dan keberlanjutan, DPL Sebesi dan Blongko memiliki efektifitas dan keberlanjutan yang sedang, sedangkan APL Pulau Harapan memiliki efektifitas dan keberlanjutan yang rendah. 5. Strategi pengelolaan yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlanjutan pengembangan DPL adalah: - Peningkatan kualitas terumbu karang dan sumberdaya ikan di kawasan DPL melalui penekanan kegiatan yang merusak lingkungan. - Pengembangan mata pencaharian alternative guna mendukung program DPL sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. - Internasilisasi program DPL kedalam program tahunan pemerintah daerah, sehingga program ini mendapatkan perhatian secara kontinyu. - Pelibatan lembaga lain non pemerintah dalam pengembangan DPL, sehingga berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh masyarakat dan pemerintah daerah dapat diatasi. 6. Telah ditemukan metode untuk menilai efektifitas dan keberlanjutan pengelolaan Daerah Perlindungan LautArea Perlindungan Laut.

6.2 Saran

Beberapa saran yang dapat dikemukakan dalam disertasi ini adalah: 1. Perlu dikaji aspek sosial ekonomi dan budaya lebih lanjut, mengapa aspek ini yang merupakan salah satu tujuan dari program pengembangan DPL ini umumnya masih rendah, dibandingkan dengan aspek ekologi dan lingkungan. Padahal, aspek ini sangat mempengaruhi keberlajutan program yang dikembangkan dengan pendekatan pengelolaan berbasis masyarakat. 2. Melihat tiga contoh program DPL yang diteliti, terlihat bahwa DPL Desa Blongko dan Pulau Sebesi memiliki tingkat keberlajutan yang lebih tinggi dari APL Pulau Harapan. Jika dilihat dari inisiator masing-masing program, dimana program DPL Desa Blongko dan DPL Pulau Sebesi diinisiasi oleh lembaga non pemerintah dengan pendekatan yang sangat partisipatif, sedangkan APL Pulau Harapan diinisiasi oleh pemerintah daerah dengan pendekatan proyek. Diperlukan kajian lebih lanjut untuk membuktikan bahwa program dengan pendekatan yang partisipatif akan lebih berkelanjutan dibandingkan dengan pendekatan proyek. DAFTAR PUSTAKA Adrianto L. 2005. Aspek Sosial Ekonomi Dalam Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan : Revitalisasi Community-Based Fish Disease and Environmental Management. Makalah disampaikan pada Workshop Forum Koordinasi Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta, 28 September 2005. ________. 2006. Introduction on Concepts and Techniques for Valuation of Coastal and Marine Resources. Center for Coastal and Marine Resources Studies Publication. Bogor, Indonesia. Agardy TS. 2000. Marine Protected Areas and Oceann Conservation. R.G. Landes Company. Austin, TX. Alcala AC. 1998. Effect of Marine Reserve on Coral Fish Abundance and Yields on Philipina Coral Reefs. Ambio. Arancibia Y, AL Lara-Domongues, JLR Galavis, DJZ Lomeli, GJV Zapata, P Sanches-Gil. 1999. Integrating Science and Management on Coastal Marine Protected Areas In Southern Gulf of Mexico. In Ocean Coastal Management 42 199, pp. 319-344. Arifin T. 2008. Akuntabilitas dan Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan Terumbu Karang di Selat Lembeh, Kota Bitung. Sekolah Pascasarjana-Institut Pertanian Bogor. Bappeda Kabupaten Minahasa 1999. Rencana Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut dan Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir Desa Blongko, Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Kerjasama Proyek Pesisir dengan Bappeda Kabupaten Minahasa. Barton DN. 1994. Economic Factors and Valuation of Tropical Coastal Resources. SMR Report 1494. Center for Studies of Environment and Resources. University of Bergen. Norway. Bengen DG, A Tahir, B Wiryawan. 2003. Tinjauan Sustainabilitas, Akuntabilitas, Replikabilitas, Pengembangan Daerah Perlindungan Laut di Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Proyek Pesisir Bengen DG. 2004. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-Institut Pertanian Bogor. Bengen DG. 2002. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Borsma PD, JK Parrish. 1999. Limiting abuse : marine protected areas, a limited solution. In Ecological Economic 31, P. 287-304. 140 Brown K, WN Adger, E Tompkins, P Bacon, D Shim, K Young. 2001. Trade- off Analysis for Marine Protected Area Management. Ecological Economics, 37 2001, pp. 417-434. Carter JA. 1996. Introductory Couse on Integrated Coastal Zone ManagementTarining Manual. Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sumatra Utara, Medan, dan Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan LingkunganUniversitas Indonesia, Jakarta; Dalhousle University, Enviromental Studies Centre Development in Indonesia Project Carter RWG. 1988. Coastal Environment: An Introduction to the Physical, Ecological and Cultural Systems of Coastlines. Academic Press Inc., San Diego, USA. Carter DW. 2003. Protected Areas in Marine Resource Management : Another Look at The Economics and Research Issues. Ocean Coastal Management, 46 2003, pp. 439-456 Cava FM, JH Robinson, SA Earle. 1993. Should the Arabian Persian Gulf Become a Marine Sanctuary. Oceanus, Vol. 36, No. 3, 1993 Christie P, A White, E Deguit. 2002. Starting Point or Solution? Community Based Marine Protected Areas in the Philippines. Journal off Environmental Management 2002 66, pp. 441-454. Cicin-Sain B, RW Knecht. 1998. Integrated coastal and ocean management: Concepts and practices: Island Press. Washington D.C. Covelo, California Clifton J. 2003. Prospect for Co- management in Indonesia‟s Marine Protected Areas. In Marine Policy 27 2003, pp. 389-395. Cole-King A. 1995. Marine Protected Areas in Britain : a Conceptual Problem?. Ocean Coastal Management Vol. 27, No. 1-2 , pp. 109-127, 1995. Dahuri R, J Rais, SP Ginting, MJ Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta. Dahuri R. 1998. Pendekatan Ekonomi-Ekologis Pembangunan Pulau-Pulau Kecil Berkelanjutan dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Kerjasama Departemen Dalam Negeri, Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Kawasan-TPSA-BPPT- Coastal Resources Management Project CRMP USAID. Davis D, C Tisdell. 1995. Recreational Scuba-Diving and Carrying Capacity in Marine Protected Areas. Ocean Coastal Management Vol. 26, No. 1 1995, pp. 19-40 Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta. 2006. Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Konservasi Laut KKL di DKI Jakarta. Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta dan PT. Coastmar Lestari. Jakarta Dodd J. 2001. Marine candidate special areas of conservation in Argyll. The Scottish Association for Marine Science Newsletter 24, 7 –8. 141 Edwards S. 2005. Ocean zoning, first possession and Coasean contracts. Marine Policy 32 2008 46 –54. Farrow S and Sumaila UR. 2002. Confere nce Summary : the „New‟ Emerging Economics of Marine Protected Areas. Conference Report. Fish and Fisheries, 3 2002. Pp. 356-359. Farrow S. 1996. Marine Protected Areas : Emerging Economics. Marine Policy, Vol. 20. No. 6, pp. 439-446, 1996. Fauzi A, S Anna. 2005. Pemodelan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan: Untuk Analisis Kebijakan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Fernando TC, ML Soboil, J Kido. 2000. An Assessment of the Effectiveness of Marine Protected Area s the San Juan Islands, Washington, USA. In ICES Journal of Marine Science, 57 2000, Pp. 1218-1226. Gell FR, CM Roberts. 2002. The Fishery Effects of Marine Reserves and Fishery Closures. WWF-US, 1250 24th Street, NW, Washington, DC 20037, USA. Gladstone W. 2000. The Ecological and Social Basis for Management of a Red Sea Marine Protected Area. Ocean Coastal Management 43 2000, pp. 1015-1032 Gomez ED, HT Yap. 1978. Monitoring Reef Condition, dalam Coral Reef Management Handbook. Second Edition. In: Kenchington RA, Hudson BET Editors. Unesco Regional Office for Science and Technology for South East Asia. Jakarta. Hair JF, RE Anderson, RL Tatham, WC Black. 1998. Multivariate Data Analysis Fifth edition. Prentice Hall International, Inc. : New York. Hall SJ. 2001. Marine Protected Areas : a Picture Paints a Thousand Words . In ICES Journal of Marine Science, 58 2001, Pp.738-739 Hawis MH, IS Alhusna, N Dahl-Tacconi, R Sihombing, F Setiawan, A Gunawan, NA Muzahar, H Ohoiulun. 2005. Evaluasi Keefektifan Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut Pulau Sebesi 2002-2004 dan rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan pengelolaan. NOAA National Oceanic and Atmospheric Administration, BPDPL Badan Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut, Pulau Sebesi dan PKSPL-IPB Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. IUCN. 1998 Economic Value of Protected Areas : Guidelines for Protected Areas Managers. IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge, UK. Jameson SC, MH Tupper, JM Ridley. 2002. The Three Screen Doors : can Marine “Protected” Areas be Effective?. Marine Pollution Bulletin, 44 2002, pp. 1177-1183 Juanes F. 2001. Mediterranean Marine Protected Area. TREND in Ecology Evolution, Vo. 16 No. 4, April 2001, pp. 169-170. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2005. Kumpulan Pengendalian Kerusakan Pesisir dan Laut. Deputi Bidang Peningkatan Konservasi