34
dilihat dari kemampuan menjabarkan program, program yang dibuat oleh lembaga yang ada, dan sebagainya. Peraturan dan perundangan meliputi seluruh
peraturan dan perundangan baik pada level desa, kecamatan, kabupaten maupun propinsi, baik secara langsung maupun tidak langsung mendukung
pengembangan daerah perlindungan laut. Pengumpulan data primer sosial ekonomi budaya dilakukan melalui
diskusi dan wawancara dengan penggunaan kuesioner. Responden yang menjadi target adalah mereka yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam
pengelolaan daerah perlindungan laut. Responden tersebut berasal dari kelompok nelayan, kelompok non nelayan, anggota lembaga swadaya masyarakat, staf
pemerintah level desa sampai kabupaten, dan kelompok lainnya yang terkait dengan pengembangan daerah perlindungan laut. Jumlah responden yang dipilih
tidak lebih dari 25 orang yang mewakili masing-masing kategori di atas.
3.5 Analisis Data
3.5.1 Analisis Potensi Sumberdaya Alam 1
Ekosistem Terumbu Karang
Data terumbu karang dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi terkini dari ekosistem terumbu karang yang diamati. Untuk
mengetahui kualitas tutupan karang digunakan kriteria persentasi tutupan karang hidup seperti pada Tabel 2 Gomes dan Yap, 1978.
Tabel 2. Kriteria persentase penutupan karang hidup
Persentase Tutupan Karang Hidup Kondisi
0.0 - 24.9 Buruk
25.0 - 49.9 Sedang
50.0 -74.9 Baik
75.0 - 100 Sangat Baik
Sumber : Gomez dan Yap 1978
2 Ekosistem Lamun
Untuk mengetahui luas area penutupan jenis lamun tertentu dibandingkan dengan luas total area penutupan untuk seluruh jenis lamun, digunakan Metode
Saito dan Adobe. Kriteria penilaian tutupan Lamun disajikan pada Tabel 3.
35
Tabel 3. Kelas kehadiran masing-masing jenis lamun
Kelas Luas Area Penutupan
Penutupan Area Titik
Tengah M
5 ½ - penuh
50 - 100 75
4 ¼ - ½
25 – 50
37,5
3
18
- ¼
12,5 – 25
18,75
2
116
–
18 6,25
– 12,5 9,38
1
116 6,25
3,13
Tidak Ada Sumber: Kementerian Negara Lingkungan Hidup 2005
3.5.2 Analisis Nilai Ekonomi Sumberdaya Pulau-pulau Kecil
Analisis nilai ekonomi pengembangan daerah perlindungan laut dilakukan dengan menghitung total nilai ekonomi yang terdapat di Desa Blongko, Pulau
Sebesi dan Pulau Harapan yang menjadi lokasi studi kasus penelitian ini. Tahapan analisis yang dilakukan adalah 1 mengidentifikasi manfaat ekonomi
dan 2 menghitung total nilai ekonomi.
Identifikasi Manfaat
Potensi sumberdaya alam yang terdapat di pulau-pulau kecil terdiri atas terumbu karang, lamun, perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
1 Terumbu karang
Nilai ekonomi terumbu karang terdiri atas perikanan sekitar karang, pencegahan erosi, penelitian, stok karbon, biodiversity dan pariwisata. Nilai
ekonomi terumbu karang dirumuskan sebagai berikut:
TEC = PK + PE + PEN + SK + BIO + PAR
Keteraangan: TEC = Total manfaat ekonomi terumbu karang
PK = Manfaat perikanan sekitar karang PE = Manfaat pencegah erosi
PEN = Manfaat penelitian SK = Manfaat stok karbon
BIO = Manfaat biodiversity PAR = Manfaat pariwisata
36
2 Lamun
Nilai ekonomi lamun terdiri atas perikanan sekitar lamun, pencegahan erosi, penelitian dan biodiversity. Nilai ekonomi lamun dirumuskan sebagai
berikut:
TES = PK + PE + PEN + BIO
Keterangan: TES = Total manfaat ekonomi lamun
PK = Manfaat perikanan sekitar lamun PE = Manfaat pencegah erosi
PEN = Manfaat penelitian BIO = Manfaat biodiversity
3 Perikanan tangkap dan budidaya
Nilai ekonomi sumberdaya perikanan tangkap didekati dengan produksinilai produksi yang dihasilkan masing-masing lokasi studi. Nilai
ekonomi perikanan budidaya akan didekati dengan produksinilai produksi yang dihasilkan masing-masing lokasi studi.
Kuantifikasi Seluruh Manfaat dan Fungsi Kedalam Nilai Uang
Beberapa teknik kuantifikasi yang digunakan adalah :
1
Nilai pasar: untuk merupiahkan komoditas-komoditas yang langsung dapat dipasarkan untuk menilai manfaat langsung hasil hutan, hasil perikanan, dan
lain-lain.
2
Harga tidak langsung: digunakan bila mekanisme pasar gagal memberikan pada komponen sumberdaya yang diteliti, misalnya karena komponen tersebut
belum memiliki nilai pasar. Cara ini digunakan untuk merupiahkan manfaat tidak langsung dari sumberdaya.
3
Contingent valuation method : yaitu untuk memperoleh nilai manfaat
keberadaan sumberdaya. Untuk itu dalam survei digunakan tiga model pertanyaan yang saling melengkapi, yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan
pilihan, dan pertanyaan setuju atau tidak setuju binom choice kepada responden.
Penilaian Alternatif Alokasi Pemanfaatan Sumberdaya DPL
Analisis data meliputi analisis nilai ekonomi total sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil dan analisis manfaat biaya benefit cost analysis.
37
1 Nilai Ekonomi Total NET untuk masing-masing kawasan DPL Blongko,
DPL Pulau Sebesi dan APL Pulau Harapan diformulasikan sebagai berikut:
NET = TEM + TEC + TES + TET + TEB
dimana : TEM
= Nilai ekonomi total mangrove TEC
= Nilai ekonomi total terumbu karang TES
= Nilai ekonomi total lamun TECF = Nilai ekonomi total perikanan tangkap
TEAF = Nilai ekonomi total perikanan budidaya
2 Penetapan alternatif pengelolaan sumberdaya
Penetapan alokasi pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil yang efisien dilakukan dengan menggunakan analisis manfaat biaya benefit cost
analysis seperti yang diungkapkan Ruitenbeek 1992 dan Munasinghe
1993 dengan kriteria :
∑
Keterangan: Bt = Pendapatan kotor unit usaha pada tahun t
Ct = Biaya kotor unit usaha pada tahun t n = Umur ekonomis
i
= Tingkat bunga t
= 1, 2, 3, …, n
Kriteria: NPV 0, berarti usaha layakmenguntungkan
NPV = 0, berarti usaha mengembalikan sebesar biaya yang dikeluarkan
NPV 0, berarti usaha tidak layakrugi. Analisis Net Benefit Cost Ratio Net BC ini bertujuan untuk mengetahui berapa
besarnya penerimaan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomis proyek. Net BC merupakan perbandingan antara total nilai sekarang dari
penerimaan bersih yang bersifat positif B
t
– C
t
0 dengan total nilai sekarang dari penerimaan yang bersifat negatif B
t
– C
t
0, dengan rumus: