Skenario Berdasarkan Kondisi Ideal

144 Ruitenbeek HJ. 1992. Mangrove Management: An Economic Analysis of Management Options With a Focus on Bintuni Bay, Irian Jaya. Environmental Management Development in Indonesia Project EMDI. EMDI Environmental Report No. 8. Jakarta. Russ GR, AC Alcala. 1989. Effects on intence fishing pressure on a assemblage of coral reefs fishes. Marine Ecology Progress Series. Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputusan, Bagi Para Pemimpin terjemahan. Seri Manajemen LPPM No. 134. Jakarta. Salm RV, JR Clark. 2000. Marine and Coastal Protected Areas: A Guide for Planners and Managers. 3rd edition. IUCN. Gland. Salmona P, D Verardi. 2001. The Marine Protected Area of Portofino, Italy : a difficult balance. Ocean Coastal Management, 44 2001, pp. 39-60 Sanchirico JN, KA Cochran, PM Emerson. 2002. Marine Protected Areas : Economic and Social Implications. Discussion Paper 02-26. Resources For The Future, Washington, DC. Santoso S. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Multivariat. PT Elex Media Komputindo. Kelompok Gramedia, Jakarta. Saunders DL, JJ Meewig, and ACJ Vincent . 2002. Freshwater Protected Area : Strategies for Conservation. In Conservation Biology Vol. 16 No. 1, pp. 30-41 Serageldin I. 1994. Making Development Sustainable: From Concept to Action. ESD. World Bank. Sharma S. 1996. Applied Multivariate Techniques. John Wiley Sons, Inc. New York Simamora B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suharsono 1998. Condition of Coral Reef Resources in Indonesia. Jurnal Pesisir dan Lautan. Volume 1, No.2, 1998 ISSN 1410 –7821. Hal:44-52. Sumaila UR, S Guenette, J Alder, R Chuenpagdee. 2000. Addressing Ecosystem Effect of Fishing Using Marine Protected Areas. ICES Journal of Marine Sciences, 57. Pp. 752-760. Sumaila UR. 1998. Protected Marine Reserves as Fisheries Management Tools : a Bioeconomic Analysis. Fisheries Research 37 1998, pp. 287-296 Susilo, SB. 2003. Keberlanjutan Pembangunan Pulau-Pulau Kecil: Studi Kasus Kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tahir A, DG Bengen, SB Susilo. 2002. Analisis Kesesuaian Lahan dan Kebijakan Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir Teluk Balikpapan. Jurnal Pesisir dan Lautan. Volume 4, No. 3, hal 1-16. 145 Tulungen JJ, M Kasmidi, C Rotinsulu, M Dimpudus, dan N Tangkilisan. 2002. Panduan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat. USAID-Indonesia Coastal Resources Management Project. Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. UNESCO. 2000. Reducing Megacity Impacts on the Coastal Environment: Alternatif Livelihoods and Waste Management in Jakarta and Seribu Islands. Coastal Region and Small Island Paper 6, UNESCO, Paris. Villa F, L Tunesi, T Agardy. 2002. Zoning Marine Protected Areas Through Spatial Multiple Criteria Analysis : the case of the Asinara Island Mational Marine Reserve of Italy. Conservation Biology, Vol. 16, No. 2 2002, pp. 515-526. Ward TJ, D Heinemann, N Evans. 001. The role of marine reserves as fisheries management tools – a review of concepts, evidence and international experience. Bureau of Rural Sciences, Canberra. Ward T, E Hegerl. 2003. Marine Protected Areas in Ecosystem-based Management of Fisheries - A Report for Environment Australia. Draft for Review March 2003. Wilson KDP, AWY Leung, R Kennish. 2002. Restoration of Hong Kong Fisheries Through Deployment of Artificial Reefs in Marine Protected Areas. In ICES Journal of Marine Science, 59 2002, Pp. S157-S163. Wiryawan B, DG Bengen, I Yulianto, HA Susanto, AK Mahi, dan M Ahmad. 2002. Profil Sumberdaya Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Penerbitan Khusus Proyek Pesisir, Coastal Resources Center - University of Rhode Island. Narraganset, Rhode Wiryawan B, M Khazali, M Knight. 2005. Menuju Kawasan Konservasi Laut Berau Kalimantan Timur: Status Sumberdaya Pesisir dan Proses Pengembangan KKL. Mitra Pesisir, Jakarta. 147 Lampiran 1. Parameter dan indikator penilaian efektifitas pengembangan program daerah perlindungan laut di DPL Blongko, DPL Pulau Sebesi dan APL Pulau Harapan A. Indikator Penilaian Efektifitas Pengelolaan DPL No. Parameter Informasi yang dianalisis Indikator Penilaian I. Penyusunan Rencana Pengelolaan 1. Ketersediaan Data Dasar  Ketersedian data biolofisik awal  Ketersediaan data sosekbud awal  Ketersediaan kerangka pengumpulan data Tidak ada data awal biofisik dan sosekbud 1 Terdapat satu jenis data awal biofisik atau sosekbud 2 Terdapat data awal biofisik dan sosekbud 3 Terdapat data awal biofisik dan sosekbud dan terdapat kerangka pengumpulan data 2. Ketersediaan Kerangka Kerja  Adanya lembaga pengelola  Adanya aturan pengelolaan  Adanya program-program pengelolaan Tidak ada lembaga pengelola, tidak ada aturan pengelolaan dan belum ada program pengelolaan 1 Hanya ada satu parameter 2 Terdapat 2 parameter 3 Terdapat 3 parameter 3. Sumber pendanaan  Ada lembaga-lembaga yang memiliki komitmen pendanaan  Internalisasi program DPL ke dalam program Pemerintah Daerah  Ada sumber-sumber lainnya Tidak ada sumber pendanaan yang jelas 1 Terdapat minimal Satu sumber pendanaan 2 Terdapat dua sumber penadanaan 3 Terdapat lebih dari 2 sumber pendanaan II. Proses Implementasi 1. Pembagian tugas pengelolaan  Adanya kelompok-kelompok pengelola  Ada pembagian tugas  Ada sistem pelaporan  Ada mekanisme pengambilan keputusan Tidak ada kelompok pengelola 1 Ada kelompok pengelola dan ada pembagian tugas 2 Ada kelompok pengelola, ada pembagian tugas, dan ada mekanisme pelaporan 3 Ada kelompok pengelola, ada pembagian tugas, ada mekanisme pelaporan, dan ada mekanisme pengambilan keputusan 2. Dukungan peraturan  Peraturan tingkat desa  Peraturan tingkat kabupaten  Sosialisasi peraturan  Penerimaan masyarakat di luar Pulau Sebesi Tidak ada dukungan peraturan 1 Ada dukungan di tingkat masyarakat desa 2 Ada dukungan di tingkat masyarakat desa dan kabupaten 3 Ada dukungan di tingkat masyarakat desa dan kabupaten, dilakukan sosialisasi dan mendapat dukunganpenerimaan dari masyarakat luar Pulau Sebesi 148 Lampiran 1 Lanjutan No. Parameter Informasi yang dianalisis Indikator Penilaian 3. Monitoring dan Evaluasi  Kerangka monitoring dan evaluasi  Ketersediaan data dasar  Tindak lanjut dari hasil monitoring dan evaluasi Tidak ada kerangka monitoring dan evaluasi 1 Ada kerangka monitoring dan evaluasi 2 Ada kerangka monitoring dan evaluasi dan didukung oleh ketersediaan data awal 3 Ada kerangka monitoring dan evaluasi, didukung oleh ketersediaan data awal dan ada tindak lanjut terhadap hasil monitoring dan evaluasi III. Pencapaian Hasil 1. Dampak terhadap perbaikan sumberdaya dan lingkungan  Kecenderungan dari kualitas ekosistem terumbu karang menurun, tetap, meningkat  Kecenderungan tekanan terhadap sumberdaya terumbu karang  Kecenderungan dari spesies indikator  Kelimpahan dan keanekaragaman sumberdaya ikan  Kecenderungan tekanan terhadap pemanfaatan sumberdaya ikan kualitas terumbu karang dan ikan karang menurun dan tekanan terhadap terumbu karang meningkat 1 kualitas terumbu karang dan ikan tetap dan tekanan terhadap terumbu karang tetap 2 kualitas terumbu karang dan ikan karang tetap dan tekanan terhadap terumbu karang menurun 3 kualitas terumbu karang dan ikan karang meningkat dan tekanan terhadap terumbu karang menurun 2. Dampak terhadap perbaikan kondisi social eknomi  Kontribusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat  Peluang pengembangan usaha dan mata pencaharian alternatif terjadi penurunan pendapatan masyarakat 1 tidak memberikan dampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat 2 memberikan dampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat 3 terjadi peningkatan ekonomi dan membuka peluang pengembangan mata pencaharian alternatif 3. Dampak terhadap perubahan sikap masyarakat  Kecenderungan masyarakatnelayan yang menggunakan teknik-teknik merusak lingkungansumberdaya  Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan DPL Masyarakat yang menggunakan teknik- teknik merusak lingkungan meningkat 1 Masyarakat yang menggunakan teknik- teknik merusak lingkungan tetap 2 Masyarakat yang menggunakan teknik- teknik merusak lingkungan berkurang 3 Masyarakat yang menggunakan teknik- teknik merusak lingkungan tetap dan partisipasi mereka terlibat dalam pengelolaan DPL