multi-kriteria merupakan prosedur yang bersifat hibrid karena mengkombinasikan keahlian para ahli dan pengguna akhir.
Analisis MCE diawali dengan proses identifikasi dan persiapan terhadap kriteria yang akan digunakan. Tahap selanjutnya adalah menghitung dan
mengkuantifikasi pengaruh relatifsignifikansi dari masing-masing kriteria. Seringkali masing-masing kriteria memiliki pengaruh yang berbeda terhadap hasil
yang dikeluarkan. Untuk mengetahui besaran pengaruh kuantitatif dari masing- masing kriteria, setiap kriteria harus diurutkan berdasarkan tingkat pengaruhnya
dengan menggunakan prosedur pengurutanrangking dan pembobotanweighting. Penetapan rangking dan bobot dalam analisis multikriteria ini merupakan bagian
yang paling sulit sehingga memerlukan proses diskusi, verifikasi lapang dan modifikasi yang berulang untuk mendapatkan hasil yang baik Luo 2009 dalam
Shiddiq 2011. Beberapa prosedur pengurutan dan pembobotan diantaranya adalah rating, rangking, dan pairwise comparison. Ketiga metode ini hanya
menghasilkan perkiraan relatif dari nilai bobot sehingga semakin besar jumlah kriterianya semakin kecil kecocokan metodenya. Metode ini sebaiknya hanya
digunakan pada kasus dimana jumlah kriterianya hanya sedikit.
3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat pada Bulan Juli sampai Oktober 2013. Kabupaten Cianjur memiliki luas 361.944 ha
dengan 32 kecamatan. Secara geografis dan morfologi wilayah, Kabupaten Cianjur dibedakan dalam 3 tiga bagian yaitu wilayah Cianjur bagian utara,
bagian tengah dan bagian selatan.
3.2 Jenis Data dan Alat
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data yang diperoleh langsung dari responden melalui penyebaran
kuesioner dan wawancara untuk analisis kesesuaian lahan untuk kolam dan analisis
A’WOT, pengecekan lapang untuk analisis kesesuaian lahan kolam dan minapadi serta pengambilan sampel air sungai untuk pengujian kualitas air
sungai. A’WOT merupakan kombinasi metode AHP Analytical Hierarchy
Process dan SWOT Strength – Weakness – Opportunity – Threat. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian berupa peta Rupa Bumi Indonesia RBI sebagai peta dasar, peta-peta tematik, laporan
–laporan, literatur dan publikasi.
Alat-alat yang digunakan antara lain GPS Global Positioning System, kamera digital, ArcGIS 9.3, Microsoft Office 2007 serta formulir wawancara dan
kuesioner.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data untuk menganalisis wilayah eksisting untuk kolam dan sawah irigasi yang potensial untuk minapadi diperoleh melalui pengumpulan data sekunder.
Data sekunder berupa peta penggunaan lahan tahun 2011 yang bersumber dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Kabupaten Cianjur. Wilayah
eksisting untuk kolam pada penelitian ini berupa kawasan perairan tawar sesuai data yang tersedia pada peta penggunaan lahan tahun 2011. Kawasan perairan
tawar diasumsikan sebagai lokasi yang dapat digunakan untuk kolam.
Data untuk menganalisis lahan yang sesuai untuk kolam diperoleh melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer berupa pendapat pakar untuk
penyusunan kriteria lokasi yang sesuai untuk kolam, pengecekan lapang dan pengambilan sampel air sungai. Responden terdiri dari 4 empat orang akademisi
dan 1 satu orang pembudidaya ikan yang berkompeten dalam bidang perikanan. Data sekunder berupa Peta RBI Bakosurtanal 2001, peta-peta tematik, laporan,
literatur dan publikasi. Peta-peta tematik yang digunakan antara lain Peta Penggunaan Lahan tahun 2011 Bappeda 2011a, Peta Rencana Tata Ruang
Wilayah RTRW Kabupaten Cianjur Bappeda 2011b, Curah Hujan Bappeda 2011c, Peta Sungai Bappeda 2011d, Peta Jaringan Jalan Bappeda 2011e, Peta
Tanah Bappeda 2011f dan Peta Kelerengan analisis dari peta kontur, Bakosurtanal 2001.
Analisis lokasi yang sesuai untuk minapadi dilakukan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan adalah data hasil
pengecekan lapang. Data sekunder yang digunakan meliputi Peta RBI, peta-peta tematik, laporan, literatur dan publikasi. Peta-peta tematik yang digunakan antara
lain Satuan Peta Lahan SPL dari Peta Sumberdaya Tanah Pulau Jawa dan Madura Puslittanak 2011, Peta Penggunaan Lahan tahun 2011 Bappeda 2011a,
Peta Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Cianjur Bappeda 2011b, Peta Curah Hujan Bappeda 2011c, Peta Daerah Irigasi Bappeda 2011g dan
Peta Kelerengan analisis dari peta kontur, Bakosurtanal 2001. Kesesuaian lahan untuk minapadi dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kesesuaian
lahan untuk padi sawah dan ketersediaan daerah irigasi.
Analisis komoditas unggulan perikanan setiap kecamatan di Kabupaten Cianjur menggunakan data sekunder, yaitu nilai produksi perikanan selama 5
lima tahun dari tahun 2007-2011. Data bersumber dari Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Cianjur dan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Disnakanla Kabupaten Cianjur. Analisis yang digunakan untuk menentukan komoditas unggulan perikanan pada penelitian ini yaitu analisis Location Quotient
LQ dan Shift Share SS. Analisis ini akan menghasilkan komoditas unggulan perikanan baik komparatif maupun kompetitif pada setiap kecamatan.
Data untuk menganalisis keterkaitan antar sektor perikanan dan sektor- sektor lain dikumpulkan melalui tabel Input-Output Kabupaten Cianjur tahun
2010 yang bersumber dari Bappeda Kabupaten Cianjur. Analisis tersebut dapat digunakan untuk melihat sektor-sektor apa saja yang yang berperan sebagai input
bagi sektor perikanan untuk mengembangkan sektor perikanan tersebut dan sektor apa saja yang menggunakan output dari sektor perikanan sebagai input bagi
kegiatan usahanya.