Analisis Kesesuaian dan Ketersediaan Lahan untuk Kolam dan Minapadi

BLj = ∑ � di mana � adalah elemen-elemen matriks B atau �− −1 yang merupakan matriks Leontief. 4 Keterkaitan ke depan langsung dan tidak langsung indirect forward linkage �� , yaitu peranan suatu sektor dapat memenuhi permintaan akhir dari seluruh sektor perekonomian. BLi= ∑ � 5 Multiplier adalah koefisien yang menyatakan kelipatan dampak langsung dan tidak langsung dari meningkatnya permintaan akhir suatu sektor sebesar satu unit terhadap produksi total semua sektor ekonomi suatu wilayah. a. Output Multiplier O M j yaitu dampak peningkatan permintaan akhir atas output sektor j terhadap peningkatan total output seluruh sektor di wilayah penelitian. Angka yang diperoleh sama dengan angka keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang seperti yang telah diuraikan di atas.   i ij j O b M b ij : elemen inverse matriks Leontief b. Income multiplier, yaitu dampak meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga di suatu wilayah dengan formula sebagai berikut: = Dimana W : matriks income : matriks diagonal koefisien income X : matriks output, = �− −1.�� a Total value added multiplier, yaitu dampak meningkatnya permintaan akhir atas output sektor j terhadap peningkatan PDRB wilayah penelitian. = Dimana V : matriks NTB : matriks diagonal koefisien NTB X : matriks output, = �− −1.��

3.4.5 Analisis A’WOT

A’WOT merupakan metode yang menggunakan AHP Analytical Hierarchy Process dan analisis SWOT Strength – Weakness – Opportunity – Threat dalam proses penentuan strategi Leskinen et al. 2006. Metode A’WOT bertujuan mengurangi subyektifitas penilaian terhadap faktor internal dan eksternal kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Osuna dan Aranda 2007. Data untuk analisis A’WOT dikumpulkan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah kegiatan pengumpulan faktor SWOT yang meliputi faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman. Data yang digunakan untuk tahap pertama ini diperoleh dari studi literatur dan wawancara dengan stakeholder. Tahap kedua bertujuan memperoleh bobot dan rating dari tiap-tiap faktor internal dan eksternal. Responden dipilih sebanyak 7 tujuh orang terdiri atas petani ikan 2 orang, Bappeda 1 orang, Disnakanla 2 orang, anggota legislatif 1 orang dan akademisi 1 orang. Selanjutnya dilakukan analisis faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal, analisis matriks internal-eksternal IE, analisis matriks space dan tahap pengumpulan keputusan dengan SWOT.

3.4.5.1 Analisis Faktor Strategi Internal

Analisis ini bertujuan mengetahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang menentukan strategi kebijakan. Bagian analisis ini adalah membuat matriks IFAS Internal Factor Analysis Strategic Tabel 5. Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut: a. Menyusun sebanyak 5 sampai 10 faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada kolom 1; b. Memasukkan bobot masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan pada kolom 2 dari hasil AHP gabungan semua responden setelah dikalikan setengah, sehingga nilai total bobot sama dengan satu; c. Pada kolom 3 dimasukkan rating pengaruh masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan dengan memberi skala dari 4 sangat kuat sampai dengan 1 sangat lemah. Nilai rating ini merupakan hasil pembulatan dari nilai rata-rata semua responden; d. Kolom 4 diisi hasil kali bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya berupa skor yang nilainya bervariasi dari 4 sampai 1; e. Menjumlahkan skor pada kolom 4 untuk memperoleh nilai total skor faktor internal. Nilai total skor digunakan dalam analisis matriks internal-eksternal IE. Tabel 5. Internal Factor Analysis Strategic IFAS Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan : 1. ........................ 2. ........................ dst. Kelemahan : 1. ....................... 2. ....................... dst. Total Sumber: diadaptasi dari Rangkuti 2001