Tabel 1. Matrik analisis penelitian
No Tujuan
Jenis Data Sumber Data
Analisis Data
Output
1 Mengidentifikasi
wilayah untuk
kawasan perairan tawar dan sawah
irigasi -
Peta penggunaan
lahan -
Bappeda Kabupaten
Cianjur -
SIG -
Peta sebaran kawasan
perairan tawar -
Peta sebaran sawah irigasi
2 Menganalisis
kesesuaian dan
ketersediaan lahan untuk :
a. Kolam;
b. Minapadi
berdasar kesesuaian
lahan untuk padi sawah dan
berdasar jaringan irigasi
- Hasil
wawancara -
SPL Kabupaten Cianjur
- Peta RBI
- Peta kelerengan
- Peta curah
hujan -
Peta land system
- Peta tanah
- Peta sungai
- Peta jaringan
jalan -
Peta daerah irigasi
- Peta RTRW
- Peta hasil
analisis tujuan 1 -
Akademisi dan
pembudidaya -
Puslittanak -
Bakosurtanal -
Hasil analisis -
Bappeda -
Bappeda -
Bappeda -
Bappeda -
Bappeda -
Bappeda -
Bappeda -
Hasil analisis sebelumnya
- MCE
Weighted Analysis
AHP -
Analisis kesesu-
aian lahan -
SIG -
Hasil pembobotan
faktor dan sub- faktor
- Peta kekesuaian
dan ketersediaan
lahan untuk kolam dan
minapadi
- Luas wilayah
yang sesuai dan tersedia untuk
kolam dan minapadi
3 Menganalisis
komoditas unggulan
perikanan setiap kecamatan
- Data produksi
ikan -
Data nilai produksi ikan
BPS Disnakanla
LQ dan SSA Informasi komoditas
unggulan perikanan setiap
kecamatan
4 Menganalisis
keterkaitan sektor perikanan dengan
sektor lain dalam kaitannya dengan
perkembangan wilayah
Tabel I – O
Kabupaten Cianjur
Bappeda Input-
Output Informasi
keterkaitan sektor perikanan dengan
sektor lainnya
5 Merumuskan
arahan pengembangan
perikanan di Kabupaten
Cianjur -
Data hasil wawancara dan
kuesioner -
Data hasil tujuan
1-5 -
Responden -
Hasil analisis 1-5
A’WOT
- SIG - Deskriptif
- Strategi pengembangan
budidaya ikan air tawar
- Arahan pengembangan
budidaya ikan di kolam dan
sawah
3.4.2.1 Analisis Kesesuaian Lahan untuk Kolam
Kesesuaian lahan untuk kolam dianalisis secara spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis SIG dengan metode Multi Criteria Evaluation
MCE. Analisis MCE seringkali diintegrasikan dengan SIG karena merupakan teknik yang sangat baik dalam manajemen dan perencanaan ruang serta memiliki
kemampuan dalam menangani masalah-masalah spasial Lawal et al. 2011. MCE merupakan suatu proses terstruktur untuk menentukan tujuan dan menetapkan
kriteria. Kriteria terdiri atas faktor dan setiap faktor terdiri atas sub-faktor Gambar 3. Penelitian ini menggunakan 2 dua kriteria, yaitu kriteria ekologis
dan kriteria sosial-ekonomi. Kriteria ekologis yang digunakan terdiri atas 4 empat faktor yaitu kelerengan, tekstur tanah, curah hujan dan jarak dari sungai.
Kriteria sosial-ekonomi yang digunakan terdiri atas 3 tiga faktor yaitu jarak dari jalan, jarak dari pemukiman dan penggunaan lahan saat ini. Masing-masing faktor
terdiri atas 4 empat sub-faktor. Dalam penelitian ini, kesesuaian lahan untuk kolam diklasifikasikan dalam 4 kelas Tabel 2.
Gambar 3. Kerangka analisis MCE Tabel 2. Kriteria kesesuaian lahan untuk kolam
Kriteria Faktor
Kelas kesesuaian Lahan 1
2 3
4
Ekologis Kelerengan
a
0-3 3-8
3-8 8
Tekstur tanah
b
Liatliat berpasir Lempung
Lempung berpasir
Pasir Curah hujan
mmthn
b
1.000 1.000-2.000
2.000-2.500 2.500
Jarak dari sungai m
c
500 500-1.000
1.000-1.500 1.500
Sosial- ekonomi
Jarak dari jalan m
c
500 500-1.000
1.000-1.500 1.500
Jarak dari pemukiman m
c
400 400-800
800-1.200 1.200
Penggunaan lahan
d
Kolam Ladang
Kebun Semak
belukar Sumber:
a
FAO 1976 dimodifikasi;
b
Poernomo 1989;
c
Radiarta et al. 2012 dimodifikasi;
d
FAO 1976 dan Radiarta et al. 2012.
Metode MCE diawali dengan pembobotan kriteria, faktor dan sub-faktor menggunakan Analytical Hierarchy Process AHP Saaty 1980. Responden
terdiri atas 4 empat orang akademisi perikanan dan 1 satu orang ahli pembudidaya. Setelah seluruh bobot ditentukan, langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis spasial menggunakan teknik Weighted Linear Combination
Kesesuaian lahan untuk kolam Ekologis
Kelerengan Tekstur
tanah Curah
Hujan Jarak dari
sungai Sosial-ekonomi
Jarak dari jalan raya
Jarak dari pemukiman
Penggunaan lahan saat ini