Wilayah Cianjur bagian utara Bojongpicung

Cianjur, Sungai Cikondang Cibeber dan Sungai Parungbedil Sukaluyu. Parameter yang diukur terbagi menjadi 2 dua, yaitu parameter yang langsung diukur di lapangan suhu, pH dan DO dan parameter yang di ukur di laboratorium BOD 5 , COD dan H 2 S Tabel 26. Tabel 26. Hasil pengujian kualitas air Parameter Nama Sungai Baku Mutu 3 Cikundul Cisokan Parungbedil Cikondang Cianjur Suhu 1 26,5 27 28 28 26,5 deviasi 3 pH 1 7 6,5 7,5 7,5 6,5 6-9 DO 1 7,33 5,79 6,17 6,58 5,79 3 BOD 5 2 2,00 1,20 2,90 2,70 2,20 6 COD 2 40,97 20,12 20,12 26,23 23,68 50 H 2 S 2 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,002 Keterangan : 1 hasil pengujian di tempat 2 hasil pengujian Laboratorium Produktifitas dan Ekologis Perairan PROLING, Departemen MSP, FPIK, IPB 3 Baku mutu menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pengukuran kualitas air bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan yang akan masuk ke dalam lokasi budidaya ikan. Secara umum, kualitas air pada lokasi yang di uji menunjukkan kondisi yang masih layak untuk budidaya ikan sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Klasifikasi mutu air yang digunakan berasal dari kelas tiga, yaitu air dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan, mengairi tanaman dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama. Suhu berperan penting bagi kehidupan dan perkembangan biota air. Peningkatan suhu dapat menurunkan kadar oksigen terlarut sehingga mempengaruhi metabolisme seperti laju pernafasan dan konsumsi oksigen serta meningkatnya konsentrasi karbon dioksida. Suhu perairan hasil penelitian ini berkisar 26,5 –28 C. Sungai Cikundul dan Cianjur mempunyai suhu yang lebih rendah, akan tetapi masih dalam kisaran yang dapat ditoleransi. Parameter lain yang perlu diketahui adalah pH untuk mendeteksi potensi produktifitas kolam. Hasil pengukuran pH adalah 6,5-7,5 dan menunjukkan kisaran yang layak untuk budidaya. Oksigen terlarut merupakan parameter yang paling kritis di dalam budidaya ikan. Kelarutan oksigen di dalam air dipengaruhi suhu. Peningkatan suhu menyebabkan penurunan oksigen, begitu juga sebaliknya. Hasil pengukuran oksigen terlarut dalam penelitian ini berkisar antara 5,79-7,33 mgl sehingga masih termasuk kategori yang layak untuk budidaya ikan. Nilai BOD 5 yang diperoleh lebih kecil dari 6, yaitu 1,20-2,90 mgl. Kebutuhan oksigen biologi BOD didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi PESCOD 1973 dalam Salmin 2005. Hasil COD dan H 2 S menunjukkan nilai yang layak untuk budidaya ikan. COD berkisar antara 20,12-40,97 mgl dan nilai H 2 S yaitu 0,001. 5.2.2 Kesesuaian Lahan untuk Minapadi 5.2.2.1 Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah Hasil analisis kesesuaian lahan untuk padi sawah menunjukkan bagian- bagian wilayah di Kabupaten Cianjur yang sesuai dan yang tidak sesuai untuk padi sawah Gambar 21. Gambar 21. Peta kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kabupaten Cianjur Lahan yang menunjukkan kelas kesesuaian S1 sangat sesuai sebagian besar terdapat di wilayah Cianjur bagian utara, dibandingkan dengan bagian selatan dan tengah. Lokasi tersebut mempunyai kualitas lahan yang optimum bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Lokasi dengan kualitas lahan di bawah optimum merupakan batas kelas kesesuaian lahan antara kelas S2 cukup sesuai dan S3 sesuai marginal. Lahan kelas S2 dan S3 banyak ditemukan di wilayah Cianjur bagian selatan dan utara dan hanya sebagian kecil di Cianjur bagian tengah. Lokasi yang berada di luar persyaratan tumbuh atau persyaratan penggunaan lahan untuk padi sawah tergolong kelas tidak sesuai N dan tersebar merata di semua kecamatan. Hasil penilaian menunjukkan bahwa pembatas yang menjadi kendala dalam budidaya padi sawah di Kabupaten Cianjur adalah media perakaran dan bahaya erosi Tabel 27. Kualitas lahan media perakaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas karakteristik lahan tekstur tanah, drainase tanah dan kedalaman efektif. Luasan lahan yang tergolong kelas N untuk padi sawah sebesar 266.851