Tabel 20. Luas lahan sesuai dan tidak sesuai untuk kolam berdasarkan kriteria ekologis dan sosial-ekonomi di Kabupaten Cianjur
Kelas kesesuaian lahan untuk kolam
Kriteria ekologis Kriteria sosial-ekonomis
Luas ha
Persentase Luas
ha Persentase
S1 8.703
2,40 14.772
4,08 S2
25.039 6,92
98.025 27,08
S3 97.992
27,08 53.279
14,72 N
230.210 63,60
195.868 54,12
Jumlah 361.944
100,00 361.944
100,00
Luas lahan hasil analisis kesesuaian berdasar kriteria ekologis dan kriteria sosial-ekonomi dipengaruhi oleh faktor yang membentuknya. Berdasarkan kriteria
ekologis, luas lahan yang sesuai untuk kolam paling besar ada pada kelas S3 karena kondisi wilayah Kabupaten Cianjur sebagian besar adalah perbukitan
sampai pegunungan. Kelerengan dan sumber air menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi kolam. Effendi 2009 menyatakan bahwa
kegiatan budidaya air tawar dapat berlangsung dalam bentang alam yang luas, dari pegunungan, perbukitan sampai dataran rendah. Wilayah perbukitan atau
pegunungan menunjukkan kelas sesuai untuk kolam, akan tetapi apabila akan digunakan untuk kolam perlu memperhatikan kendala berupa lahan yang curam
dan resiko berupa ancaman terjadinya erosi. Berdasarkan kriteria sosial-ekonomi, luas lahan yang sesuai untuk kolam paling besar ada pada kelas S2 karena adanya
pemanfaatan lahan berupa ladangtegalan yang luas
.
5.2.1.4 Kesesuaian Lahan untuk Kolam
Hasil analisis kesesuaian lahan untuk kolam menunjukkan bagian-bagian wilayah di Kabupaten Cianjur yang sesuai dan yang tidak sesuai untuk kolam
Gambar 18. Lahan yang sesuai untuk kolam lebih kecil dibandingkan dengan lahan yang tidak sesuai untuk kolam Tabel 21.
Tabel 21. Luas lahan sesuai dan tidak sesuai untuk kolam di Kabupaten Cianjur
Kelas kesesuaian lahan untuk kolam
Luas ha
S1 3.547
0,98 S2
29.652 8,19
S3 53.312
14,73
Jumlah lahan sesuai S a 86.511
23,89 Jumlah lahan tidak sesuai N b
275.433 76,11
Jumlah a+b 361.944
100,00
Lahan yang sesuai untuk kolam sebesar 86.511 ha, sedangkan lahan yang tidak sesuai sebesar 275.433 ha. Lahan kelas S1 sangat sesuai untuk kolam
memiliki luas sebesar 3.547 ha. Lokasi ini memiliki dukungan berupa kondisi ekologis dan sosial-ekonomi yang sesuai untuk kolam sehingga tingkat produksi
yang didapatkan tinggi. Lahan kelas cukup sesuai S2 memiliki luas sebesar 29.652 ha. Lahan kelas S3 sesuai marginal memiliki luas terbesar yaitu 53.312
ha. Lahan pada kelas S2 dan S3 memiliki pembatas yang dapat mengurangi produksi sehingga mutlak diperlukan input atau teknologi untuk meningkatkan
produksi. Hardjowigeno dan Widiatmaka 2011 menyebutkan bahwa lahan dengan kelas S2 memerlukan masukan input untuk memperbaiki faktor
pembatas yang lebih kecil dibandingkan dengan kelas S3 dan biasanya dapat diatasi oleh petani itu sendiri.
Gambar 18. Peta kesesuaian lahan untuk kolam di Kabupaten Cianjur Lahan pada kelas S2 dan S3 dapat dipergunakan oleh pembudidaya yang
mempunyai biayamodal untuk mengatasi kendalapembatas. Pembatas dalam penelitian ini adalah lereng, tekstur tanah, jarak dari sungai dan jarak dari jalan.
Pembatas tersebut dapat diatasi, misalnya melalui pembuatan kolam terpal atau kolam semen. Lahan-lahan yang termasuk dalam kategori S3 mempunyai kendala
yang sama dengan pembatas pada lahan kelas S2, dengan nilai yang lebih ekstrim seperti jarak dari sungai dan jarak dari jalan yang lebih jauh dan kondisi lereng
yang lebih curam. Kendala berupa jarak dari pemukiman mempunyai pengaruh yang kecil karena dapat atasi dengan pembuatan rumah jaga.
Secara umum, lahan yang sesuai untuk kolam tersebar di seluruh wilayah bagian di Kabupaten Cianjur Tabel 23. Lahan kelas S1 dan S2 banyak terdapat
di wilayah Cianjur bagian utara dan selatan, dibandingkan dengan wilayah Cianjur bagian tengah. Lahan kelas S3 banyak terdapat di wilayah Cianjur bagian tengah
dan bagian selatan. Wilayah Cianjur bagian utara mempunyai bentuk lahan yang datar dan ketersediaan sungai sebagai sumber air yang banyak. Selain itu
ketersediaan infrastruktur seperti jaringan jalan di wilayah bagian utara lebih baik