Aspek Sosial Lingkungan Global

MASALAH KESEHATAN MASALAH LAIN • Bau • lalu lintas; • pembakaran dengan RDF dapat dilihat sebagai Insinerasi dengan nama lain DAMPAK POSITIF THD LINGKUNGAN: DAMPAK NEGATIF THD LINGKUNGAN • produksi gas TPA dapat dikurangi secara signifikan hingga 90. produksi lindi di TPA juga sangat berkurang • Jika proses stabilisasi biologis dapat menghasilkan kompos, maka dapat mengakibatkan krisis kepercayaan masyarakat pertanian untuk mau menggunakan kompos tersebut Gambar 2.11. Material Balance MBT

2.2.4. Aspek Sosial

1. Aspek sosial SPSP harus mencakup pola penanganan limbah rumah tangga dan sumber lainnya, pengelolaan sampah berbasis masyarakat serta memperhatikan kondisi sosial para pekerja yang menangani SP: Timbulan sampah sangat ditentukan oleh sikap masyarakat serta kondisi sosial-ekonomi mereka. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap 1 Ton Sampah Perkotaan AN AEROB DIGESTION MECHANICAL BIOLOGICAL TREATMENT AD - MBT Energi ie = 54 KWh Energi Biogas setara = 66 KWh GRK 0 001033 MTCEKWh Material SDU Metal = 25,7Kg Plastik = 157,3 Kg Kaca = 24,8 Alumunium = 9,4 Kg Kertas = 164,7 Kg Penguapan = 31,1 Kg Kompos = 121 Kg organik Landfill = 314,1 kg Air buangan : 125,1 kg Universitas Sumatera Utara sampah yang dihasilkan dapat dilakukan melalui upaya ”kampanye” dan pendidikan. 2. 3. Pada daerah yang berpendapatan rendah, solusi terbaik untuk mengatasi masalah persampahan adalah dengan pola pengelolaan berbasis masyarakat. Meskipun demikian, hubungan fungsional antara kegiatan berbasis masyarakat harus tetap dipertahankan. 4. Meskipun sistem pengelolaan sampah telah tersedia, partisipasi masyarakat tetap memiliki peranan yang signifikan untuk meningkatkan efisiensi. Para pekerja sampah, termasuk sektor informal yang biasanya hidup dengan kondisi yang tidak layak sangat mudah untuk terserang penyakit. Untuk itu diperlukan dukungan seperti jaminan sosial dan lain sebagainya. Kondisi sosial masyarakat dalam mengelola sampah sangat bergantung kepada regulasi yang diterapkan oleh pemangku kebijakan. Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap permasalahan sampah akan menambah beban pelaksana dalam mengelola sampah. Ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan. Gardner dan Stern 1996 dalam Ho, 2002 menyoroti empat intervensi yang bisa untuk menigkatkan perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan yang terdiri dari :1 intervensi kontrol moral dan agama; 2 intervensi pendidikan; 3 hukum dan 4 insentif pemerintah. Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengelolaan SP terdapat pada tahap pemisahan limbah. Seharusnya limbah sampah terlebih dahulu harus dipisahkan dengan benar, baru selanjutnya dibuang dengan cara yang ramah lingkungan. Namun hingga saat ini, terutama di negara-negara berkembang hal tersebut sepertinya sulit ditemukan. Padahal semestinya masyarakat sebagai produsen limbah dapat maju kedepan untuk memecahkan masalah ini. Hal ini dapat dilakukan dengan memisahkan sampah berdasarkan kategorinya. Universitas Sumatera Utara Lebih lanjut Gardner dan Stern 1996 dalam Ho, 2002 juga berpendapat bahwa karena ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan, maka solusi yang baik adalah dengan cara menggabungkan intervensi yang berbeda secara bersamaan karena akan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada hanya menggunakan satu intervensi saja.

2.2.5. Aspek Kelembagaan