Perumusan Masalah Ruang Lingkup Kajian

teknologi pengurangan, dan penanganan sampah Pasal 6 butir b; 2 menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka waktu tertentu serta; 3 memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan Pasal 20 ayat 2 butir a dan b. Atas dasar pemikiran tersebut maka studi untuk mengembangkan model lingkungan pengelolaan sampah perkotaan MLPSP yang memperhatikan : 1 aspek-aspek pengelolaan sampah perkotaan; 2 hirarki pengelolaan sampah perkotaan serta sejalan dengan paradigma sampah sebagai sumber daya Kebijakan Nasional Pembangunan Bidang Persampahan – Lokakarya Nasional Peringatan Hari Habitat Dunia, 3 Oktober 2005 dalam Setyaningrum, 2006 menjadi penting karena dapat dijadikan sebagai alat bantu pengambilan keputusan decision support system bagi para pemangku kebijakan pemerintah kotakabupaten serta stakeholder terkait untuk menentukan alternatif teknologi pengelolaan pada pemrosesan akhir sampah perkotaan yang dapat mendukung suatu sistem pengelolaan sampah perkotaan yang berkelanjutan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang dikaji melalui penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah persepsi masyarakat kota Medan terhadap sistem pengelolaan sampah perkotaan di kota Medan. 2. Bagaimanakah alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan yang bersinergi dengan preferensi masyarakat UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. 3. Bagaimanakah kontribusi sampah perkotaan yang dikelola oleh sektor formal dan sektor informal di Kota Medan terhadap lingkungan.

1.3. Ruang Lingkup Kajian

Tahapan awal studi ini adalah mengelaborasi preferensi masyarakat kota Medan terhadap sistem pengelolaan sampah perkotaan di Kota Medan Universitas Sumatera Utara yang saat ini dikelola oleh SF Dinas Kebersihan Kota Medan. Disisi lain SI pengumpul sampah secara tidak langsung juga berperan aktif dalam mengelola sampah perkotaan yang dapat didaur ulang. Preferensi masyarakat yang diteliti mencakup pendapat umum masyarakat tentang kondisi sistem pengelolaan sampah perkotaan serta skala prioritas masyarakat terhadap alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan yang dapat diterapkan pada pemrosesan akhir sampah perkotaan di Kota Medan. Penentuan skala prioritas alternatif teknologi pengelolaan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Super Decisions yang dapat melakukan komputasi terhadap matrik berpasangan dari pendapat responden terhadap alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan berdasarkan aspek-aspek pengelolaan sampah perkotaan serta kriteria ekonomis dan teknis dari alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan melalui studi Analytic Network Process ANP. Setelah prioritas alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan diketahui, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan model lingkungan pengelolaan sampah perkotaan dengan menggunakan pendekatan sistem dinamis terhadap alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan yang sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan dalam UUPS 2008 khususnya Pasal 44 ayat 2 dan Pasal 6 butir b. Pengembangan model dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem dinamis yang berguna untuk memahami dan menggambarkan sistem nyata yang berkaitan dengan alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan yang dapat diterapkan sebagai pemrosesan akhir sampah perkotaan. Selain itu secara bersamaan juga dielaborasi kontribusi lingkungan dari sampah perkotaan terhadap Gas Rumah Kaca. Kinerja dinamis model diketahui dengan menerapkan skenario tanpa adanya alternatif teknologi pengelolaan serta skenario adanya alternatif teknologi pengelolaan yang diterapkan pada pemrosesan akhir sampah perkotaan. Universitas Sumatera Utara Adapun ruang lingkup kajian dari MLPSP berkaitan dengan aspek- aspek dari pengelolaan SP terdiri atas : 1. Aspek Lingkungan Mengingat bahwa TPA yang beroperasi telah memiliki usia yang cukup lama TPA Namo Bintang beroperasi sejak tahun 1987 dan TPA Terjun beroperasi sejak 1997: DK, 2002, serta jumlah timbulan sampah yang telah di berada di TPA tidak dapat diperkirakan secara valid, maka model lingkungan ini hanya membahas kontribusi lingkungan dalam bentuk Gas Rumah Kaca dari sampah perkotaan di Kota Medan. Hal ini didasarkan atas pertimbangan UUPLH pada bagian pertimbangan : 1 butir e yang menyatakan : “pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ; 2 Bagian ke 2 Pasal 3 butir j yang menyatakan bahwa salah satu tujuan dari Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mengantisipasi isu lingkungan global. 2. Aspek Sosial Studi ini mengelaborasi persepsi masyarakat kota Medan yang berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah perkotaan serta preferensi masyarakat yang berkaitan dengan prioritas alternatif teknologi pengelolaan sampah yang dapat diterapkan sebagai pemrosesan akhir sampah perkotaan. 3. Aspek Ekonomi MLPSP ini menganalisis nilai ekonomis yang diperoleh SF dan SI dalam mengelola SP pada kondisi tanpa adanya penerapan teknologi pengelolaan sampah perkotaan pada pemrosesan akhir dan pada kondisi adanya penerapan teknologi pengelolaan pada pemrosesan akhir sampah perkotaan. 4. Aspek Kelembagaan Universitas Sumatera Utara MLPSP ini menganalisis preferensi masyarakat kota Medan terhadap kinerja lembaga yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola sampah perkotaan di Kota Medan yang dalam hal ini adalah Dinas Kebersihan Kota Medan. 5. Aspek kebijakan MLPSP ini tidak ditujukan untuk merubah kebijakan yang berkaitan dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah kota Medan SP. Analisis aspek kebijakan lebih diarahkan kepada prefrensi masyarakat yang dapat dijadikan sebagai bahan refleksi bagi DKKM untuk dapat meningkatkan kinerja dalam rangka memberikan layanan pengelolaan sampah perkotaan. 6. Aspek Teknis Aspek teknis MLPSP mengarah pada alternatif teknologi pemrosesan akhir sampah yang sesuai dengan preferensi masyarakat serta serta bersinergi dengan UUPS tentang penerapan teknologi yang ramah lingkungan dan Pasal 44 ayat 2 tentang tenggat waktu yang diberikan pemerintah untuk segera menutup lokasi TPA yang bersifat open dumping.

1.4. Tujuan Penelitian