Definisi Operasional METODE PENELITIAN

Interpretasi hasil uji t dilakukan dengan melihat nilai p Sig. Nilai p0,05 pada taraf kepercayaan 95 mengindikasikan tidak ada perbedaan nyata antara nilai mean yang diantara ke 2 nilai yang diuji Santoso, 2006. Rentang waktu yang digunakan untuk validasi output dari model lingkungan pengelolaan sampah perkotaan adalah tahun 2004 hingga 2010. Pemilihan rentang waktu tersebut didasarkan atas kelengkapan data pendukung yang diperoleh dari peneletian terdahulu Rahman, 2004; BPSKM, 2008; BPSKM, 2010.

3.8. Definisi Operasional

Setiap variabel penelitian perlu diberikan definisi operasional sehingga dapat diketahui pengertian yang berkaitan dengan variabel- variabel yang di analisis. Adapun definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Persepsi masyarakat adalah penilaian evaluatif responden terhadap sistem pengelolaan sampah perkotaan di Kota Medan berdasarkan aspek-aspek pengelolaan sampah perkotaan. 2. Preferensi masyarakat adalah skala prioritas responden terhadap alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan yang dapat diterapkan sebagai pemrosesan akhir sampah perkotaan di Kota Medan berdasarkan aspek-aspek pengelolaan sampah perkotaan. 3. Timbulan Sampah adalah jumlah sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kota Medan termasuk para commuters dalam berbagai aktifitasnya yang dihitung dalam satuan kgorang baik itu sampah organik maupun sampah anorganik. 4. Pengelolaan Sampah adalah pengelolaan sampah perkotaan yang dijalankan oleh Sektor Formal yang dibatasi pada jumlah dan komposisi sampah organik dan anorganik yang dapat diangkut oleh Dinas Universitas Sumatera Utara Kebersihan Kota Medan ke TPA serta alternatif teknologi pengelolaan yang dapat digunakan sebagai pemrosesan akhir sampah. 5. Sektor Formal adalah instansi yang memiliki tugas pokok dan fungsi melayani kebersihan di Kota Medan yang dalam hal ini Dinas Kebersihan Kota Medan. 6. Sektor Informal adalah perorangan atau unit usaha yang menjalankan aktivitas sebagai pengumpul dan penjual sampah perkotaan yang dapat di daur ulang 7. Sampah Daur Ulang adalah sampah yang memiliki nilai tambah atau sampah yang memiliki nilai ekonomis. Sampah daur ulang mencakup : 1 Kertas, 2 Karton, 3 Plastik, 4 Atom, 5 Metal, 6 Kaca, 7 Botol Kaca, 8 Kuningan, 9 Alumunium, 10 Karung. Sampah daur ulang kota Medan hingga saat ini masih dikelola oleh sektor informal dalam hal ini pemulung dan pengumpul sampah. 8. Kontribusi Lingkungan adalah GRK yang diakibatkan dari berbagai aktifitas pengelolaan sampah perkotaaan. Kontribusi bernilai negatip apabila melalui aktifitas tersebut terjadi proses penambahan GRK ke atmosfer. Kontribusi bernilai positip apabila dari aktifitas tersebut terjadi pengurangan GRK. 9. Nilai ekonomis sampah adalah nilai tambah yang diperoleh dari aktifitas pengelolaan sampah perkotaan, pemanfaatanpenjualan sampah daur ulang serta produk output yang dihasilkan dari alternatif teknologi pengelolaan sampah pada pemrosesan akhir. 10. Keuntungan Profit adalah manfaat benefit finansial yang diperoleh dari aktifitas pengelolaan sampah perkotaan. 11. Net Benefit adalah keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil pengurangan komponen pendapatan dengan komponen pengeluaran dari suatu aktivitas. 12. Alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan adalah tekonologi alternatif selain teknologi Landfill yang dapat diterapkan pada sistem pengelolaan sampah perkotaan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN