Tanpa Adanya Alternatif Teknologi Pengelolaan Adanya Alternatif Teknologi Pengelolaan

1 DDOCm 1 k T T e DDOCma decomp − − − = dimana : DDOCm decomp T DDOCma = akumulasi sampah di TPA pada tahun T T-1 k = konstanta reaksi 0,065 - default value bulkwaste = jumlah sampah yang terdekomposisi pada tahun T Melalui submodel tersebut diketahui jumlah kontribusi GRK yang dihasilkan dari SP perkotaan serta ekivalen nilai GRK tersebut terhadap pengurangan ataupun penambahan konsumsi bahan bakar minyak. Submodel lingkungan merupakan submodel terakhir yang menjadi bagian dari pengembangan model lingkungan pengelolaan sampah perkotaan.

5. Skenario Model

Terhadap model yang dikembangkan selanjutnya diterapkan skenario terhadap yang terdiri atas:

a. Tanpa Adanya Alternatif Teknologi Pengelolaan

1. Sektor informal berperan dalam mengelola sampah perkotaan. laju peningkatan jumlah sektor informal serta harga sampah daur ulang diintegrasikan ke dalam sistem 2. Sektor formal tetap melaksanakan pengelolaan sampah perkotaan dengan menggunakan menerapkan open dumping pada kedua TPA yang ada. Dari skenario ini diperoleh kinerja dinamis model: 1. Jumlah timbulan sampah pada TPA 2. Kontribusi Lingkungan yang dihasilkan oleh sampah perkotaan di kota Medan dalam bentuk GRK 3. Kontribusi Lingkungan SI terhadap GRK Universitas Sumatera Utara 4. Kontribusi lingkungan yang diperoleh bila SI dijadikan sebagai bagian dari sistem pengelolaan sampah perkotaan. 5. Nilai ekonomi yang diperoleh oleh SI dari hasil pengelolaan sampah perkotaan

b. Adanya Alternatif Teknologi Pengelolaan

1. SI berperan dalam mengelola sampah perkotaan. laju peningkatan jumlah sektor informal serta harga sampah daur ulang diintegrasikan ke dalam sistem. 2. SF melaksanakan pengelolaan sampah perkotaan dengan menggunakan alternatif teknologi pengelolaan sampah yang diperoleh melalui studi ANP. Melalui skenario ini diperoleh kinerja dinamis model yang berkaitan dengan : 1. Jumlah timbulan sampah pada TPA setelah diimplementasikannya alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan. 2. Kontribusi lingkungan yang dihasilkan oleh setiap alternatif teknologi pengelolaan. 3. Kontribusi lingkungan yang dihasilkan apabila SI dijadikan sebagai bagian dari sistem pengelolaan sampah perkotaan. 4. Nilai ekonomis yang dihasilkan oleh alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri atas 1 komponen pengeluaran dan 2 komponen 2 pendapatan. Dari kedua komponen tersebut diperoleh nilai 1 Benefit Cost Ratio BCR yang merupakan perbandingan antara total komponen pendapatan dengan total biaya pengelolaan 2 Return of Investment ROI yang merupakan perbandingan antara net benefit dengan total biaya pengelolaan dan 3 Break Even Point BEP yang merupakan titik impas dari setiap alternatif teknologi pengelolaan. Universitas Sumatera Utara

6. Asumsi dan Pembatasan Model

Adapun pembatasan yang digunakan untuk mengetahui kinerja dinamis model terdiri dari : a. Rentang waktu simulasi dilakukan dari tahun 2010 hingga 2015. Hal ini didasarkan atas dasar : Dengan diberlakukannya UUPS dimana pada Pasal 44 dinyatakan bahwa : “PEMKO dan PEMKAB harus harus membuat perencanaan penutupan tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 1 satu tahun terhitung sejak berlakunya Undang-Undang ini, serta harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 5 lima tahun terhitung sejak berlakunya Undang-Undang ini.”; b. tidak ada sampah perkotaan yang terbakar di TPA dan TPS KNLH, 2009. c. Rate pertambahan penduduk, mortalitas penduduk, laju timbulan sampah, komposisi sampah organik dan organik, efesiensi SF dalam mengelola sampah, kota Medan dielaborasi dari berbagai sumber seperti Dinas Kebersihan Kota Medan, KNLH dan Laporan World Bank 2003 dengan laju konstan terhadap waktu d. Aspek ekonomi pada SI diperoleh dari nilai transaksi perdagangan SDU melalui harga rata-rata SDU yang dianggap konstan. e. Prioritas alternatif teknologi pengelolaan sampah yang diperoleh melalui studi ANP yang diinput kedalam model memiliki asumsi sebagai berikut : 1. Konversi gas methane sampah organik dan anorganik ke CE mengggunakan Nilai Konversi lingkungan Pengelolaan Sampah Perkotaan dari setiap produk sampah perkotaan USEPA, 2006. 2. Nilai konversi mata uang sebesar 1 Poundsterling = Rp. 15.625. 3. Waktu operasi selama 360 hari dalam setahun. Universitas Sumatera Utara 4. nilai depresiasi salvage value sebesar 40 dari nilai investasi teknologi pengelolaan DEFRA, 2007, 2007a, 2007b. 5. nilai ekonomis yang diperoleh dari SDU merupakan harga jual rata- rata SDU yang diperoleh para pengumpul sampah Lampiran 4. 6. Harga Jual listrik yang dihasilkan oleh alternatif teknologi pengelolaan yang menghasilkan listrik sebesar dengan nilai rata-rata sebesar Rp. 750 KWh PLN, 2010. 7. Waktu pembangunan instalasi pengelolaan 36 bulan Kapasitas terpasang instalasi 400 Ktontahun. 8. nilai jual kompos pada alternatif teknologi pengelolaan yang menghasilkan kompos sebesar Rp. 350 per kg ITBE, 2010. 7. Validasi Model Validasi merupakan usaha untuk menyimpulkan apakah model yang dibangun merupakan perwakilan yang sah dari realitas yang dikaji, yang dapat menghasilkan kesimpulan yang menyakinkan Handoko, 2009. Validasi struktur dilakukan melalui studi pustaka, sedangkan validasi output dilakukan dengan cara membandingkan kinerja dinamis model keluaran model dengan data empirik yang dilakukan dengan : 1. uji KF Kalman Filter. Tingkat kecocokan Kinerja Dinamis model dengan nilai aktual adalah 47,25-52,3 dengan menggunakan perasamaan: Va Vs Vs KF + = Ket : KF = Kalman Filter Vs = Varian nilai simulasi ; Va = Varian nilai aktual 2. Uji t, metode uji t yang digunakan adalah uji kesamaan rata-rata dari 2 sampel yang bersifat independen dimana yang dimaksud dengan independen adalah bahwa nilai hasil perhitungan yang satu tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan nilai hasil perhitungan yang lain Uji ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPPS 13. Universitas Sumatera Utara Interpretasi hasil uji t dilakukan dengan melihat nilai p Sig. Nilai p0,05 pada taraf kepercayaan 95 mengindikasikan tidak ada perbedaan nyata antara nilai mean yang diantara ke 2 nilai yang diuji Santoso, 2006. Rentang waktu yang digunakan untuk validasi output dari model lingkungan pengelolaan sampah perkotaan adalah tahun 2004 hingga 2010. Pemilihan rentang waktu tersebut didasarkan atas kelengkapan data pendukung yang diperoleh dari peneletian terdahulu Rahman, 2004; BPSKM, 2008; BPSKM, 2010.

3.8. Definisi Operasional