Aspek Ekonomi Lingkungan Global

2.2.2. Aspek Ekonomi

1. Aspek ekonomi pengelolaan sampah perkotaaan sangat berkaitan erat dengan layanan jasa yang harus diberikan sebagai akibat dari adanya aktivitas ekonomi, efektivitas biaya sistem pengelolaan sampah perkotaan, dimensi makro-ekonomi dari penggunaan sumber daya dan konservasi serta pendapatan yang diperoleh dari layanan jasa yang diberikan Schubler et al., 1996. Keterkaitan ini disebabkan karena : 2. Jumlah timbulan sampah serta permintaan layanan pengelolaan yang terus meningkat serta bersinergi dengan meningkatnya ekonomi. 3. Rendahnya biaya pelayanan yang diberikan akan berdampak kepada menurunnya kualitas lingkungan. Efektivitas SPSP sangat bergantung pada biaya siklus hidup fasilitas dan peralatan jangka panjang serta dampak ekonomi terhadap layanan yang diberikan. Oleh karenanya, evaluasi ekonomi merupakan masukan yang penting untuk perencanaan strategis dan investasi bagi SPSP. 1. Lebih lanjut Schubler et al. 1996 mengelompokkan aspek ekonomi dari SPSP ke dalam beberapa item seperti yang dijabarkan sebagai berikut: Penganggaran dan sistem akuntansi biaya 2. Penganggaran yang memadai, akuntansi biaya, serta evaluasi keuangan sangat penting bagi manajemen pengelolaan sampah perkotaan. Di banyak kota, ditemukan bahwa banyak pejabat yang bertanggung jawab tidak memiliki informasi yang akurat tentang biaya riil dari pengelolaan sampah yang dilaksanakan. Oleh karena itu dan analisis keuangan harus dilakukan untuk dapat meningkatkan akuntabilitas. Mobilisasi sumber daya sebagai modal investasi pilihan utama bagi pemerintah daerah untuk pembiayaan dalam mengelola sampah perkotaan biasanya bersumber dari anggaran lokal, pinjaman dari perantara keuangan dan atau pinjaman atau hibah khusus dari pemerintah pusat. Di beberapa negara, obligasi mungkin bisa dimanfaatkan sebagai sumber pembiayaan. Pilihan lainnya adalah Universitas Sumatera Utara melalui sektor swasta, yang semakin tertarik untuk mengelola sampah perkotaan. Di banyak negara, biasanya pemerintah pusat akan terus menjadi sumber dana utama untuk pengelolaan sampah perkotaan. 3. Biaya operasional 4. Ada tiga pilihan utama untuk yang bisa dilakukan untuk menutupi biaya operasional SPSP, diantaranya : retribusi, pajak daerah dan transfer antar pemerintah daerah. Langkah yang paling sering ditempuh untuk menutupi biaya operasi adalah melalui retribusi. Pendapatan retribusi ini biasanya akan masuk ke kas Pemerintah Kota dan cenderung digunakan kembali untuk menutupi biaya operasional bukan ditujukan untuk mengelola limbah. Hal ini tentunya akan melemahkan akuntabilitas lembaga pengelola sampah perkotaan. Pengurangan biaya dan kontrol mekanisme terbaik untuk mengurangi biaya operasional adalah dengan mengadopsi pola “ doing more with less” . Biaya operasional pengelolaan sampah perkotaan dapat direduksi melalui partisipasi masyarakat dalam pengelolaan limbah padat lokal. Biasanya hal ini melibatkan sektor informal, dengan cara ini biaya operasional layanan dapat ditekan sekaligus dapat mengurangi volume limbah yang dibuang ke TPA. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah perkotaan yang efisien dan efektif ditinjau dari aspek ekonomi, sebenarnya dapat dicapai dengan cara: 1. meningkatkan 2. pengembangan dan produktivitas ekonomi melalui ketetapan biaya dari jasa pengumpulan sampah yang efisien dan sesuai dengan kemampuan membayar para konsumen. mewujudkan 3. proses pengelolaan yang berwawasan lingkungan dari produksi sampah yang dihasilkan. memastikan efektivitas manajemen pengelolaan melalui dengan cara melakukan analisis biaya dan manfaat Universitas Sumatera Utara 4. mendorong aktivitas meminimalisasi sampah, konservasi materi, serta melakukan efisiensi ekonomi dengan cara menerapkan prinsip siapa membuang dia membayar. Aspek teknis SPSP berkaitan erat dengan perencanaan, pelaksanaan, perawatan, pengumpulan, sistem transfer, pemulihan limbah, pembuangan akhir serta pengelolaan limbah berbahaya. Untuk mengoptimalkan performance SPSP maka hal yang perlu diperhatikan adalah :

2.2.3. Aspek Teknis