Simulasi Model Sistem dan Pemodelan 1. Definisi dan Kategori

kinerja unsur dalam sistem. Pola dan kecenderungan hasil dan dampak intervensi ini juga non-linier. Secara teoritis hasil dan dampak intervensi struktural lebih berarti dari pada fungsional.

2.1.7. Simulasi Model

Simulasi model dapat didefinisikan sebagai cara untuk mengetahui perubahan yang terjadi dimasa depan sebelum sebuah sistem tersebut diimplementasikan. Simulasi adalah proses “eksekusi” model secara terpisah atau kontinu yang berubah dari waktu ke waktu. Simulasi model cocok digunakan untuk menganalsisi permasalahan kompleks serta berkaitan dengan dinamika waktu Borshchev et al., 2004. Gambar 2.2. Penggunaan Simulasi Model Borshchev et al., 2004 Gambar 2.2 menjelaskan bahwa dengan simulasi model maka: 1 untuk mengatasi masalah “The Problem” didunia nyata seorang praktisi tidak perlu melakukan ekperimen untuk menemukan solusi yang tepat bagi masalah tersebut; 2 yang perlu dilakukan adalah membangun model dengan komponen-komponen yang dapat dideteksi perilakunya sehingga interaksi perilaku tiap komponen terlihat dan dianalisis; 3 Hasil eksekusi simulasi model dengan parameter dan peubah selanjutnya akan dioptimasi Universitas Sumatera Utara prilakunya seiring dengan perubahan waktu; 4 simulasi model yang optimum dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Adapun tahapan simulasi yang harus dilakukan terdiri dari : 1 penyusunan konsep; 2 pembuatan model; 3 simulasi; 4 validasi hasil simulasi. Proses sistem akan ditirukan untuk dapat memahami perilakunya. Hal ini dapat dilakukan dengan dengan menentukan unsur-unsur yang saling berinteraksi, berhubungan, berketergantungan, dan bersatu dalam aktivitas. Unsur-unsur dan keterkaitannya digunakan untuk menyusun gagasan atau konsep yang selanjutnya dirumuskan sebagai model yang berbentuk uraian, gambar atau rumus. Simulasi dapat dilakukan dengan model. Dalam model kuantitatif simulasi dengan cara memasukan data ke dalam model. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui perilaku atau gejala proses. Dalam model kualitatif simulasi dengan cara menelusuri atau mengadakan analisis hubungan kausal antar unsur dengan memasukkan data atau informasi untuk mengetahui prilaku gejala atau proses Muhammadi et al., 2001.

2.2. Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan

Sumber penghasil sampah di Indonesia sebagian besar berasal dari perumahan 70-75 dan 25-30 berasal dari non perumahan WBIO, 2003 Secara umum komposisi sampah terdiri dari jenis organik, kertas, plastik, gelas, logam dan lain-lain. Sampah di Indonesia rata-rata masuk dalam kategori sampah basah yang dengan kandungan organik cukup tinggi Sampah perkotaan SP didefinisikan sebagai sampah yang dikumpulkan oleh pemerintahan kota SF. SP terdiri dari sampah yang berasal dari rumah tangga, perkantoran, pasar, dan jalanan. Sedangkan Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan SPSP dapat didefinisikan sebagai suatu upaya pengelolaan yang meliputi proses pemisahan, pengumpulan, pemindahan pengangkutan dan pembuangan SP yang bertujuan untuk menjaga kesehatan masyarakat, meningkatkan keberlanjutan dan kualitas lingkungan, meningkatkan produktivitas ekonomi serta menambah jumlah angkatan kerja Schübeler et al., 1996 ; EC, 2000 ; Dubois et al., 2004 Universitas Sumatera Utara