Alternatif Teknologi Pengelolaan Sampah Perkotaan

5.3.2. Alternatif Teknologi Pengelolaan Sampah Perkotaan

Berdasarkan Setiap Kriteria Aspek Pengelolaan Sampah Perkotaan. Dengan adanya pertimbangan yang dilakukan oleh setiap kriteria dari aspek pengelolaan sampah perkotaan terhadap alternatif teknologi pengelolaan SP melalui studi ANP, maka selanjutnya dapat diketahui skala prioritas teknologi yang dapat diterapkan untuk mengelola sampah perkotaan di Kota Medan yang bersinergi dengan preferensi masyarakat kota Medan dan UUPS. Hasil sintesis studi ANP terhadap matrix berpasangan Lampiran 10 dengan bantuan perangkat lunak Super Decisions terhadap seluruh alternatif teknologi berdasarkan kriteria aspek pengelolaan sampah perkotaan menyatakan bahwa teknologi Anaerob Digestion-Biological Mechanical Treatment berada pada urutan pertama dengan nilai eigenvector sebesar 0,240 Alternatif teknologi yang berada pada urutan kedua adalah teknologi MB-PyrolisisGasification dengan nilai eigenvector sebesar 0,165 disusul oleh teknologi Mass Burn-Incenerators dengan nilai eigenvector sebesar 0,145. Berada pada urutan ke 4. C-In Vessel dengan nilai eigenvector. Berada pada 3 urutan terakhir dari skala prioritas adalah teknologi Composting Windrow, Anaerob Digestion-Co Digestion dan Anaerob Digestion-Seperate Digestion, dengan nilai eigenvector masing-masing sebesar 0,120; 0,103 dan 0,088. secara berurutan. Gambar 5.14. Hasil Sintesis Alternatif Teknologi Pengelolaan Berdasarkan Kriteria Pemilihan Alternatif Teknologi Pengelolaan Sampah - ANP Universitas Sumatera Utara Terpilihnya teknologi Hybrid Anaerob Digestion–Mechanical Biological Treatment pada urutan pertama dari skala prioritas studi ANP memberikan gambaran awal bahwa teknologi ini dapat mengakomodir aspek–aspek serta hirarki pengelolaan sampah perkotaan. Meskipun demikian hasil studi ANP ini tidak bertujuan untuk menyatakan bahwa teknologi AD-MBT merupakan teknologi terbaik untuk mengelola sampah perkotaan, namun lebih ditujukan untuk memberikan gambaran tentang skala prioritas yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan alternatif teknologi yang selanjutnya dijadikan sebagai submodel teknologi pengelolaan pada Model Lingkungan Pengelolaan Sampah Perkotaan. Hasil studi Greenpeace Environmental Trust GET, 2003 yang mengkomparasikan teknologi pengelolaan sampah dengan mengikutsertakan aspek lingkungan menemukan bahwa dampak lingkungan dari seluruh alternatif teknologi pengelolaan sampah jauh lebih rendah dibandingkan dengan pengelolaan sampah dengan cara landfilling TPA. Studi tersebut juga mengurutkan bahwa teknologi yang terbaik untuk mengelola sampah perkotaan adalah : 1 MBT; 2 MBT dengan utilisasi RDF; 3 Mass Burn Technology. Namun ada hal yang perlu menjadi catatan dari hasil studi GET 2003 ini yaitu MBT dengan utilisasi RDF tidak direkomendasikan oleh Friend of Earth FOE, 2008 karena dengan adanya proses utilisasi RDF maka instalasi pengelolaan sampah tersebut tidak dapat memaksimalkan proses daur ulang. Hasil studi ANP terhadap pilihan teknologi pengelolaan sampah perkotaan juga memperlihatkan bahwa teknologi yang tidak termasuk dalam urutan 3 besar dari alternatif teknologi pengelolaan sampah perkotaan adalah teknologi pengelolaan : • Composting Windrow dan In Vessel. Selain teknologi ini hanya mampu mengelola sampah organik saja, juga dibutuhkan lahan yang luas untuk dijadikan sebagai TPA guna menyimpan sementara sampah Universitas Sumatera Utara yang belum dapat diolah, serta penempatan kompos yang dihasilkan oleh instalasi pengelolaan Mclanaghan, 2002; Last, 2008. • Anaerob Digestion Separate Digestion dan Co-Digestion. Teknologi ini hanya mampu mengelola sampah organik saja, sehingga hanya cocok pada negara yang telah melakukan proses pemilahan sampah dari sumber awal. Jika teknologi ini digabungkan dengan MRF maka teknologi ini sudah masuk dalam kategori teknologi Hybrid. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa teknologi pengelolaan yang dijadikan sebagai bagian submodel teknologi pengelolaan pada Model Lingkungan Pengelolaan Sampah Perkotaan adalah teknologi : 1 AD-MBT; 2 MB-Gasification dan 3 MB-Inceneration. Diterima atau tidaknya hipotesis Pemilihan Alternatif Teknologi yang bersinergi dengan preferensi masyarakat dan UUPS yang dapat mendukung pengelolaan sampah perkotaan berkelanjutan dapat diketahui melalui kinerja dinamis dari model dan analisis kontribusi lingkungan dari sampah perkotaan yang dikembangkan dengan menggunakan ke 3 alternatif teknologi pengelolaan berdasarkan hasil studi ANP ini.

5.4. Model dan Kontribusi Sampah Perkotaan yang Dikelola oleh