Hipotesis IV Pengujian Hipotesis
kewirausahaan serta masih rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi dan prestasi belajar peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran
group investigation
dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan prestasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran kewirausahaan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
prestasi belajar peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran
group investigation
dan metode pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis yang meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas varians, didapatkan bahwa sampel untuk kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berasal dari populasi yang berdistribusi normal dengan
Sig
0,05. Varians dari masing-masing kelompok bersifat homogen dengan nilai
Sig
0,05. Dengan demikian semua prasyarat analisis sudah terpenuhi, sehingga
penggunaan statistik untuk menguji hipotesis yang dikemukakan menggunakan uji-t dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan
signifikansi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini diperoleh
sebagai berikut : 1.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan metode
group investigation
terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sebab terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
kemampuan berpikir tingkat tinggi awal dan kemampuan berpikir tingkat tinggi akhir. Perbedaan itu dapat dilihat pada rata-rata
kemampuan berpikir tingkat tinggi akhir sebesar 7,83 daripada kemampuan berpikir tingkat tinggi awal sebesar 5,43. Hasil
pelaksanaan tindakan tersebut sesuai dengan pernyataan dari Miftahul Huda. Miftahul Huda 2013: 169 menjelaskan bahwa berpikir tingkat
tinggi berada pada tingkat analisis, sintesis, dan evaluasi. Diketahui bahwa ketiga tingkat itu termasuk dalam langkah-langkah metode
group investigation
. Jadi bisa dikatakan metode
group investigation
dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Begitu pula dengan Skripsi Dinda Novalia Virginia, tahun 2010.
2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan metode
group investigation
terbukti efektif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas X pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK
PGRI 2 Prabumulih. Hal ini menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
pre-test
dan rata-rata
post-test
. Perbedaan itu dapat dilihat pada rata-rata
post-test
sebesar 72,17 daripada
pre-test
sebesar 29,33. Hasil pelaksanaan tindakan tersebut sesuai dengan pernyataan Muhibbin Syah dan Isjoni. Muhibbin Syah 2013: 129
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar salah satunya faktor pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan dalam menyampaikan materi pada peserta didik. Isjoni
2012: 16 menggungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
3. Terdapat perbedaan antara kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
menggunakan metode pembelajaran
group investigation
dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hal tersebut
terbukti kebenarannya bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran
group investigation
lebih efektif daripada yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Yakni dengan melihat nilai
mean
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada kelompok eksperimen sebesar 8,2667 kelompok kontrol sebesar 6,4667.
4. Terdapat perbedaan antara prestasi belajar yang menggunakan metode
pembelajaran
group investigation
dengan metode pembelajaran konvensional. Kenyataan ini menunjukan bahwa rata-rata
pre-test
peserta didik sebelum diberikan perlakuan tidak terdapat perbedaan sedangkan rata-rata
post-test
peserta didik sesudah diberikan perlakuan terdapat perbedaan. Hal ini, terbukti kebenarannya bahwa prestasi
belajar peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran
group investigation
lebih tinggi daripada yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Dengan nilai
mean
prestasi belajar pada kelompok eksperimen sebesar 72,1667 dan kelompok kontrol sebesar
61,000.
Hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa penggunaan metode pembelajaran
group investigation
pada mata pelajaran kewirausahaan untuk pokok bahasan visi dan misi usaha, efektif dalam
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan prestasi belajar peserta didik daripada metode pembelajaran konvensional. Hal ini sejalan
dengan salah satu manfaat penggunaan metode pembelajaran
group investigation
yang diungkapkan. Menurut Miftahul Huda 2013: 169 menjelaskan bahwa “berpikir tingkat tinggi berada pada tingkat analisis,
sintesis dan evaluasi”. Diketahui ketiga tingkat itu masuk dalam langkah-
langkah untuk melakukan metode
group investigation
. Jadi antara metode
group investigation
dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi itu bisa dikatakan saling berhubungan satu sama lain dan bisa dikatakan metode
group investigation
dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik dan keduanya perlu untuk dikembangkan.
Sedangkan untuk prestasi belajar hasil penelitian menunjukan bahwa dari hasil analisis data, diketahui bahwa prestasi belajar peserta
didik setelah melakukan proses belajar dengan menggunakan metode pembelajaran
group investigation
meningkat, terbukti pada aspek kognitif hasil perbandingan nilai
pre-test
dan
post-test
mengalami ketuntasan. Perbedaan itu dapat dilihat pada rata-rata
post-test
sebesar 72,12 lebih tinggi daripada
pre-test
yaitu sebesar 29,33. Penggunaan metode pembelajaran
group investigation
ini mampu mengkondisikan peserta didik untuk aktif belajar di dalam kelas. Melalui
pembelajaran
group investigation
, yang menjadi pusat pembelajaran adalah peserta didik. Peserta didik dapat menyampaikan pendapat-
pendapat mereka sesuai dengan pengalaman belajar yang mereka dapat selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui metode pembelajaran
group investigation
ini, peserta didik memiliki pengalaman dan pengetahuan yang mereka terima. Dengan bahasa yang lebih mudah
diterima dari penjelasan yang disampaikan oleh teman-temannya, hal ini membuat materi yang diterimanya tidak cepat terlupakan.
Berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran konvensional atau ceramah yang diterima oleh peserta didik
kelas X di SMK PGRI 2 Prabumulih, dimana yang menjadi pusat pembelajaran adalah pendidik. Peserta didik hanya mendengar dan
mencatat materi yang disampikan oleh pendidik tanpa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar sendiri, sehingga
peserta didik merasa bosan dan bersifat pasif serta tidak mendengarkan penjelasan materi yang diterangkan oleh pendidik. Hal ini menyebabkan
peserta didik tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya dan hal ini berakibat pada prestasi belajarnya menjadi tidak
dapat optimal.
101