Hakikat Pembelajaran Kewirausahaan Pembelajaran Kewirausahaan

Menurut Sutirman 2013: 31 Pendidik tidak boleh mengabaikan pentingnya interaksi antar peserta didik dan dirinya. Intensitas komunikasi antara pendidik dengan peserta didik sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Kedekatan hubungan emosional peserta didik dan pendidik akan menjadi payung yang menyejukan bagi diri peserta didik untuk belajar dengan lebih percaya diri. Interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya juga menjadi aspek penting yang harus diciptakan agar suasana belajar menjadi aktif dan penuh dengan suasana kerjasama yang positif. Dalam komponen pembelajaran kooperatif ini, pendidik harus sering berinteraksi kepada peserta didik agar mengetahui potensi yang ada dalam diri peserta didik. Kemudian interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya bisa dilakukan dengan cara aktivitas kelompok yang dilakukan bersama-sama sehingga terjadi interaksi langsung dengan cara tatap muka antar peserta didik. Selain itu, pendidik harus menuntut peserta didik bersikap partisipasi dalam menyelasaikan tugas karena, sikap partisipasi itu tak hanya untuk tugas semata, tapi juga melatih agar suatu saat kelak mampu berpartisipasi dalam realitas kehidupan masyarakat.

d. Karakteristik Metode Pembelajaran Kooperatif

Pada umumnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok, oleh sebab itu banyak pendidik yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif, sebab pendidik menganggap telah biasa menggunakannya. Padahal pembelajaran kooperatif berbeda dengan kerja kelompok, karena tidak setiap kerja kelompok bisa dikatakan pembelajaran kooperatif. Isjoni 2007: 41, menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan cooperative learning dengan kerja kelompok, sebagai berikut: 1 Positive Interdependence , yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. Jadi, kondisi seperti ini adalah memungkinkan peserta didik merasa memiliki ketergantungan secara positif untuk mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing dalam kelompok. 2 Interaction Face to Face , yaitu interaksi yang langsung terjadi antar peserta didik tanpa adanya perantara. Jadi, untuk yang kedua ini peserta didik melakukan pola interaksi dengan dua arah yang mana masing-masing peserta didik memberikan masukan kepada temannya secara timbal balik yang bersifat positif. Sehingga dapat