dapat berbeda. Yang seorang menginginkan teman sekerja yang baik, sedangkan yang lain menginginkan kondisi kerja yang menyenangkan.
Hal ini karena motif antara individu yang satu dengan yang lain berbeda dan tidak sama.
d. Motif bersifat tidak disadari oleh individu Banyak tingkah laku manusia yang tidak disadari oleh pelakunya.
Beberapa bentuk perilaku muncul tidak disadari misalnya, perilaku tangan mengetuk-ngetuk meja, menggoyang-goyangkan kaki dan
sebagainya. Perilaku manusia yang tidak disadari oleh pelakunya dapat disebabkan diantaranya oleh kejadian-kejadian yang tiba-tiba muncul
tanpa disadari. Sehingga beberapa dorongan yang muncul, karena berhadapan dengan situasi yang kurang menguntungkan, lalu ditekan
bawah sadarnya.
2.1.2. Motivasi
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa motif merupakan tahap awal dari proses motivasi yang melatarbelakangi individu untuk berbuat mencapai
tujuannya. Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan atas perbuatannya.
Woolfolk 2004: 350 mengemukakan bahwa motivasi merupakan keadaan internal diri seseorang yang membangkitkan, mengarahkan, dan
mempertahankan perilakunya. Selanjutnya Robbins 2009: 209 mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan
ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran atau tujuan. Menurut Munandar 2001: 323, motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-
kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah pada tercapainya tujuan tertentu. Tujuan yang, jika berhasil dicapai,
akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Sehingga berdasarkan beberapa definisi diatas mengenai motivasi, maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi adalah proses yang membangkitkan, mengarahkan dan menjaga atau memelihara perilaku manusia agar terarah pada suatu tujuan.
2.1.3. Motivasi Kerja
Motivasi berkaitan dengan faktor-faktor yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan perilaku seseorang. Selain itu motivasi juga merupakan suatu
konsep yang kompleks dan mempengaruhi seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan kerjanya, sehingga tinggi rendahnya produktifitas seseorang dalam
bekerja dipengaruhi seberapa besar motivasi yang dihasilkannya. Menurut Anoraga 2006: 35, motivasi kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi biasa disebut pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi
kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasi individu. Motivasi mengandung
makna yang lebih luas daripada sekedar diberi arti penggerakkan dan pengarahan atau komando untuk mengatur para pegawai atau karyawan. Motivasi adalah
bidang pengkajian manajemen yang banyak melibatkan aspek-aspek psikologis, karena dengan motivasi kita bisa menjelaskan terjadinya perilaku orang-orang
yang didorong oleh kondisi psikis. Menurut Drucker dalam Anoraga, 2006: 38, motivasi berperan sebagai pendorong kemauan dan keinginan individu. Inilah
yang menjadi motivasi dasar yang mereka usahakan sendiri untuk menggabungkan dirinya dengan organisasi untuk bisa berperan lebih baik.
Yuwono dkk 2005: 63, menjelaskan bahwa motivasi memiliki tempat khusus dalam pembahasan Psikologi Industri dan Organisasi. Hal ini disebabkan
adanya kaitan motivasi dengan unjuk kerja pegawai, seperti pada bagan 2.1 berikut:
Bagan 1. Kaitan Motivasi dengan Unjuk Kerja Yuwono dkk, 2Bagan Bagan 2.1 Kaitan motivasi dengan unjuk kerja pegawai
Bagan tersebut juga dapat dijelaskan melalui rumus P = f m, k, p dimana P adalah performance atau unjuk kerja, f adalah fungsi, m adalah motivasi, k adalah
kemampuan, dan p adalah peluang. Munandar 2001: 325, menerangkan bahwa
unjuk kerja merupakan hasil interaksi atau berfungsinya motivasi, kemampuan, dan peluang pada diri seseorang. Selanjutnya ia menjelaskan bila motivasi
Motivasi Kemampua
n
Peluang Unjuk kerja
karyawan rendah, maka unjuk kerjanya akan rendah juga meskipun ia memiliki kemampuan yang baik dan peluang tersedia baginya. Oleh karena itu, unjuk kerja
yang baik hanya ditampilkan individu bila ia memiliki motivasi yang tinggi, kemampuan yang tinggi, serta peluang tersedia baginya.
Vroom mengatakan bahwa motivasi kerja tidak berbeda dari motivasi pada umunya dalam McCormick, 1985: 269. Hanya saja, motivasi kerja difokuskan
pada perilaku-perilaku yang relevan dalam situasi pekerjaan. Selanjutnya, McCormick 1985: 268 menjelaskan bahwa motivasi kerja merupakan keinginan
individu untuk menunjukkan tingkah laku tertentu dan dapat dikatakan sebagai faktor niat yang menentukan tingkah laku yang berhubungan dengan pekerjaan.
Ringkasnya, motivasi kerja merupakan proses psikologis yang mendasari seseorang berperilaku tertentu dalam situasi pekerjaan Kanungo Mendoca,
1994: 16.
2.1.4. Tujuan motivasi