Uji instrumen .1 METODE PENELITIAN
                                                                                3.6   Uji instrumen 3.6.1
Pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur
Setelah  mendapatkan  data  dari  prosedur  pengumpulan  data,  peneliti kemudian  menguji  validitas  konstruk  dan  reliabilitas  pada  masing-masing  alat
ukur  variabel.  Sehubungan  dengan  hal  tersebut,  peneliti  menggunakan confirmatory  factor  analysis  CFA  sebagai  metode  uji  validitasnya  sehingga
dapat  diketahui  apakah  masing-masing  item  pada  variabel  signifikan  dalam mengukur  apa  yang  hendak  diukur.  Jika  tidak  ada  perbedaan  yang  signifikan
antara teori dan data X² tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item  tersebut  mengukur  hal  yang  sama  unidimensional.  Selanjutnya,  dengan
menggunakan  software  yang  sama  dalam  penelitian  ini  LISREL  8.7  dapat  diuji apakah masing-masing item  signifikan dalam mengukur apa  yang hendak diukur
dalam hal ini menggunakan uji T Umar, 2010. Setelah  pengujian  validitas,  kemudian  diuji  reliabilitas  dari  item-item
instrumen penelitian. Reliabilitas adalah seberapa besar proporsi varian dari total skor yang merupakan varian dari true score. Nilai reliabilitasnya nanti didapatkan
sekaligus ketika melakukan uji validitas dengan bantuan software LISREL 8.7. Untuk mengetahui validitas item  alat ukur valid dilakukan dengan mencari
model  fit  dari  tiap  variabel  yang  terdiri  dari  item-item.  Kemudian  untuk  melihat item  yang valid dan item  yang harus di eliminasi ditentukan berdasarkan kriteria
berikut: 1.   Mencermati  nilai  T  T-Value  pada  item-item  variabel  apakah  terdapat
tanda  negatif  -  karena  disyaratkan  bahwa  nilai  T  T-Value  harus  +.
Jika  terdapat  nilai  T-Value  negatif  pada  item,  maka  item  tersebut  tidak diikutsertakan  dalam  pengolahan  menjadi  standardize  score  Z-Score
yang kemudian diubah ke dalam skor faktor. 2.   Kriteria  lainnya  yaitu  koefisien  muatan  faktor.  Apabila  koefisien  muatan
faktor  memiliki  nilai  rendah  dengan  nilai  t  lebih  kecil  dari  1,96  berarti koefisien  muatan  faktor  tidak  signifikan,  maka  item  tersebut  dengan
koefisien faktor yang kecil harus dieliminasi. 3.   Kesalahan  pengukuran  berkorelasi.  Apabila  ditemukan  item  yang  salah
atau  tidak  sesuai  pengukuran  yang  berkorelasi  dengan  banyak  item  lain, dapat  diartikan  bahwa  item  tersebut  selain  mengukur  satu  hal,  juga
mengukur  hal  lain.  Kemudian  setelah  dilakukan  modifikasi  terhadap model, maka dilakukan olah data untuk mendapatkan faktor skornya. Olah
data dapat
menggunakan SPSS
17. Dengan
ketentuan tidak
mengikutsertakan skor mentah dari item yang dieliminasi. 4.   Setelah  proses  mendapatkan  Z-score  dilakukan,  kemudian  dikonversi  ke
dalam skala T T-score yang rumus perhitungannya adalah Tx = 50 + 10Zx
Keterangan : Tx = T Score untuk variabel x
Zx = standardized score. Faktor  skor  yang  masih  mengandung  angka  negatif  harus  dikonfersi
menjadi true score.
5.  Setelah  true  score  t-score  diperoleh  dari  masing-masing  variabel,  maka dilakukan  analisis  regresi.  Dalam  penelitian  ini  menggunakan  analisis
regresi berganda Multiple regression Analysis.
                