d. Prinsip pendelegasian wewenang Yang dimaksud prinsip pendelegasian wewenang adalah mendelegasikan
sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-tugas atasan atau
manajer. Dalam pendelegasian ini, manajer harus meyakinkan bawahan bahwa karyawan mampu dan dipercaya dapat menyelesaikan tugas-tugas
itu dengan baik e. Prinsip memberi perhatian
Prinsip memberi perhatian adalah memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan di samping berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan. Misalnya, manajer minta supaya karyawan meningkatkan
prestasi kerjanya sehingga perusahaan memperoleh laba yang banyak. Apabila laba semakin banyak, balas jasa mereka akan dinaikkan. Jadi ada
perhatian timbal balik untuk memenuhi keinginan semua pihak. Dengan prinsip motivasi ini diharapkan prestasi kerja karyawan akan meningkat
sehingga perusahaan atau organisasi akan semakin maju.
2.1.6. Proses Motivasi
Hasibuan 2007: 150 berpendapat bahwa dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Setelah tujuan organisasi ditetapkan,
para karyawan harus dimotivasi kearah tujuan itu. Hal yang penting dalam proses
motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja. Komunikasi yang baik antara
atasan dan bawahan harus dilakukan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhi. Proses motivasi perlu untuk
menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needcomplex yaitu untuk memperoleh laba serta
perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi tujuan perusahaan dan tujuan individu karyawan
harus disatukan. Perlu diperhatikan oleh pihak perusahaan untuk memberikan bantuan fasilitas kepada karyawan, hal tersebut akan mendukung kelancaran
pelaksanaan pekerjaan. Terakhir, teamwork yang dibentuk dalam perusahaan harus terkoordinasi dengan baik agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Proses
motivasi tersebut dapat dilihat pada Bagan 2.2
1. Kebutuhan yang tidak dipenuhi
6. Kebutuhan yang tidak dipenuhi
dinilai kembali 2. Mencari jalan
untuk memenuhi kebutuhan
3. Perilaku yang berorientasi pada
tujuan
4. Hasil karya evaluasi dari tujuan
yang tercapai 5. Imbalan atau
hukuman Karyawan
Bagan 2.2 Proses motivasi
2.1.7. Teori Motivasi Kerja
Ada banyak alasan yang mendasari seseorang mau bekerja Furnham, 2005: 280. Dengan bekerja, seseorang dapat menyediakan sumber dana, sumber
aktivitas dan rangsangan, sumber hubungan sosial, sarana untuk menyusun waktu dan pemenuhan diri serta aktualisasi diri. Hampir setiap orang memilih untuk
bekerja karena adanya imbalan implisit dan eksplisit dari pekerjaan. Alasan-alasan untuk bekerja ini merupakan motivasi kerja yang akan mempengaruhi unjuk kerja
baik individu maupun organisasi. Secara umum teori-teori motivasi dapat dikelompokkan menjadi 2 dua
yaitu teori motivasi isi content theory dan teori motivasi proses process theory. Teori motivasi isi mengasumsikan bahwa faktor-faktor yang membangkitkan,
mengarahkan dan mempertahankan perilaku berada didalam diri individu Yuwono dkk, 2005: 63. Pendekatan ini memfokuskan pada upaya
mengidentifikasi elemen internal yang penting dan menjelaskan bagaimana elemen ini diprioritaskan dalam diri individu. Teori-teori yang menggunakan
pendekatan ini lebih menekankan pada pertanyaan “apa yang menyebabkan seseorang termotivasi”. Beberapa tokoh yang menggunakan pendekatan ini adalah
Teori Hirarki Kebutuhan oleh Maslow, Teori ERG oleh Alderfer, Teori Dua Faktor Motivator-Hygiene oleh Herzberg dan Teori Motivasi Berprestasi oleh
McClelland. Selain teori motivasi isi, terdapat teori motivasi proses yang berusaha
untuk menggambarkan bagaimana perilaku manusia dibangkitkan, diarahakan dan
dipertahankan Yuwono dkk, 2005: 63. Pendekatan ini memfokuskan pada proses psikologis tertentu yang mendasari perilaku. Teori motivasi proses lebih
berusaha mencari jawaban “mengapa seseorang termotivasi” Yuwono dkk, 2005: 63. Beberapa teori yang menggunakan pendekatan ini adalah Reinforcement
Theory, Goal setting Theory, Expetancy Theory, dan Equity Theory. Pada penelitian ini penulis menggunakan teori Dua Faktor dari Herzberg
sebagai instrumen untuk mengukur Independent Variable yang mempengaruhi motivasi kerja. Sementara untuk mengukur motivasi kerja dependent variable
penulis menggunakan teori Kinlaw. Pada bagian selanjutnya akan dijelaskan lebih rinci mengenai kedua teori motivasi kerja ini.
2.1.8. Model Motivasi Terpadu