Pengujian Proporsi Varians pada Masing-Masing Independent Variabel

Diperoleh koefisien regresi 0,089 P 0,05 dengan signifikansi 0,256. Ini menunjukkan jika variabel keberhasilan menyelesaikan tugas berpengaruh secara positif terhadap motivasi kerja polisi tetapi tidak signifikan. 10. Variabel penghargaan terhadap pekerjaan recognition Diperoleh koefisien regresi 0,079 P 0,05 dengan signifikansi 0,303. Ini menunjukkan jika variabel penghargaan terhadap pekerjaan recognition berpengaruh secara positif terhadap motivasi kerja tetapi tidak signifikan.

4.3.2 Pengujian Proporsi Varians pada Masing-Masing Independent Variabel

Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians dari masing-masing independent variable terhadap motivasi kerja polisi. Pengujian pada tahap ini bertujuan untuk melihat apakah signifikan tidaknya penambahan incremented proporsi varians dari tiap iv, yang mana iv tersebut dianalisis secara satu persatu. Pada tabel 4.18, kolom pertama adalah IV yang dianalisis secara satu per satu, kolom kedua merupakan penambahan varians DV dari tiap IV yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom ketiga merupakan nilai murni varians DV dari tiap IV yang dimasukkan secara satu per satu, kolom keempat adalah nilai F hitung bagi IV yang bersangkutan, kolom DF adalah derajat bebas bagi IV yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai IV pada tabel F dengan DF yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom inilah yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada F tabel, maka sumbangan proporsi varians dinyatakan signifikan. Jika signifikan, hal ini menunjukkan bahwa penambahan incremented proporsi varians dari iv yang bersangkutan memiliki dampak yang signifikan. Besarnya proporsi varians pada motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut: Tabel 4.18 Proporsi varians untuk masing-masing Independent Variable Keterangan : X 1 = Administrasi dan Kebijaksanaan Institusi X 12 = Gaji X 123 = Hubungan Interpersonal X 1234 = Supervisi X 12345 = Kondisi Kerja IV R 2 R 2 CHANGE F HITUNG DF F TABEL SUMBANGAN X 1 .129 .129 29.374 1,198 3,888 SIGNIFIKAN X 12 .169 .039 9.317 1,197 3,889 SIGNIFIKAN X 123 .170 .014 3.339 1,196 3,889 TIDAK SIGNIFIKAN X 1234 .223 .040 10.110 1,195 3,889 SIGNIFIKAN X 12345 .243 .020 5.248 1,194 3,889 SIGNIFIKAN X 123456 .330 .087 25.157 1,193 3,890 SIGNIFIKAN X 1234567 .409 .079 25.644 1,192 3,890 SIGNIFIKAN X 12345678 .491 .081 30.536 1,191 3,890 SIGNIFIKAN X 123456789 .292 .003 1.028 1,190 3,890 TIDAK SIGNIFIKAN X 12345678910 .496 .003 1.068 1,189 3,891 TIDAK SIGNIFIKAN X 123456 = Tanggungjawab X 1234567 = Kesempatan untuk Maju X 12345678 = Pekerjaan itu sendiri X 123456789 = Keberhasilan Menyelesaikan Tugas X 12345678910 = Penghargaan terhadap Pekerjaan berdasarkan tabel diatas, dapat disampaikan informasi sebagai berikut : 1. Variabel administrasi dan kebijaksanaan institusi memberikan sumbangan sebesar 12,9 dalam varians motivasi kerja. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena F hitung atau F change 29,374 F tabel 3,888. 2. Variabel gaji memberikan sumbangan sebesar 3,9 dalam varians motivasi kerja. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena F hitung atau F change 9,317 F tabel 3,889. 3. Variabel hubungan interpersonal memberikan sumbangan sebesar 1,4 dalam varians motivasi kerja. Namun, sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena F hitung atau F change 3,339 F tabel 3,889. 4. Variabel supervisi memberikan sumbangan sebesar 4 dalam varians motivasi kerja. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik, karena F hitung atau F change 10,110 F tabel 3,889. 5. Variabel kondisi kerja memberikan sumbangan sebesar 2 dalam varians motivasi kerja. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik, karena F hitung atau F change 5,248 F tabel 3,889. 6. Variabel tanggungjawab memberikan sumbangan sebesar 8,7 dalam varians motivasi kerja. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik, karena F hitung atau F change 25,157 F tabel 3,890. 7. Variabel kesempatan untuk maju memberikan sumbangan sebesar 7,9 dalam varians motivasi kerja. Sumbangan tersebut signifikan secara statistic, karena F hitung atau F change 25.644 F tabel 3,890. 8. Variabel pekerjaan itu sendiri memberikan sumbangan sebesar 8,1 dalam varians motivasi kerja. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik, karena F hitung atau F change 30.536 F tabel 3,890. 9. Variabel keberhasilan menyelesaikan tugas memberikan sumbangan sebesar 0,3 dalam varians motivasi kerja. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik, karena F hitung atau F change 1.028 F tabel 3,890. 10. Variabel penghargaan atas pekerjaan memberikan sumbangan sebesar 0,3 dalam varians motivasi kerja. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik, karena F hitung atau F change 1,068 F tabel 3,891. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, ada tujuh IV yang signifikan sumbangannya terhadap motivasi kerja, yaitu administrasi dan kebijaksanaan institusi institution policy and administration, upah atau gaji salary, supervisi supervision, kondisi kerja working conditions, tanggungjawab responsibility, kesempatan untuk maju advancement dan pekerjaan itu sendiri work itself. Sedangkan tiga IV lainnya tidak memberi sumbangan secara signifikan. Dalam analisis regresi, terutama yang menggunakan Least Square, diperlukan asumsi bahwa distribusi frekuensi dari residu adalah mengikuti kurva normal. Apabila residual berada di sekitar garis untuk kurva normal, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi ini memiliki residual yang distribusinya mengikuti kurva normal. Artinya, hasil persamaan regresi beserta interpretasinya dapat dipercaya dan lebih akurat. Oleh sebab itu, penulis pun melakukan uji terhadap asumsi tersebut. Dengan melihat output dari analisis SPSS, normal tidaknya distribusi residu, dapat dilihat pada grafik P-P Plot berikut: Gambar 4.1 Residual Plot Motivasi Kerja Karena distribusi keseluruhan kasus yang ada pada histogram relatif normal dan pada grafik plot data umumnya mendekati garis harapan pada plot, maka semua penafsiran dari hasil regresi pada penelitian ini dapat dipercaya. Artinya asumsi tentang normalitas distribusi frekuensi dari residual telah terpenuhi.

4.4 Uji Regresi Sub Kelompok Demografi