Prosedur Pengembangan LKS Lembar Kerja Siswa LKS

“PBL is a student centered, problem-based, inquiry-based, integrated, and collaborative learning. Whereby, small groups of students, guided by tutor, focus on real-world case scenarios and independently study to solve the case with their newly acquired knowledge ”. Yang dapat diartikan bahwa PBL adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, berbasis masalah, berbasis penyelidikan, terpadu, dan pembelajaran kolaboratif. Dimana, kelompok kecil siswa dipandu oleh tutor, fokus pada skenario kasus dunia nyata dan belajar secara mandiri untuk memecahkan kasus yang baru diperolehnya dengan pengetahuan mereka. 25 Menurut Arends yang dikutip oleh M. Taufiq Amir menyebutkan bahwa pengajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model pembelajaran ini juga mengacu pada model pembelajaran yang lain, seperti pembelajaran berbasis proyek Projek-based instruction, pembelajaran berbasis pengalaman experience-based intruction, dan pembelajaran bermakna atau pembelajaran berakar pada kehidupan anchored instruction. 26 Menurut Donal Woods yang dikutip M. Taufiq Amir menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis masalah lebih dari sekedar lingkungan yang efektif untuk mempelajari pengetahuan tertentu. Melainkan dapat membantu pembelajar membangun kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerja sama tim, dan berkomunikasi. 27 Menurut Lynda Wee yang dikutip oleh M. Taufiq Amir mengatakan bahwa proses pembelajaran berbasis masalah sangat menunjang membangun kecakapan mengatur diri sendiri self directed, kolaboratif, berpikir secara metakognitif, cakap menggali informasi, yang relatif perlu dalam kehidupan sehari-hari. 28 25 Hossein Jabbari, et al., ”Lecture-Based versus Probelem-Based Learning Methods in Public health Cousre for Medical Students ”, Journal of Tabriz University of Medical Sciences, Tabriz Iran. H. 31-32 26 Trianto, Op. cit., h. 92 27 Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, cet. Ke-1. h. 13. 28 Ibid, h. 13 Menurut Dutch yang dikutip oleh M. Taufiq Amir mengatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menantang siswa agar “belajar untuk belajar”, bekerja sama dengan kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata, masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah mempersiapkan mahasiswa untuk berpikir kritis dan analisis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. 29 “Problem based learning PBL can be defined as an inquiry process that resolves question, curiosities, doubts, and uncertainties about complex phenomena in life. A problem is any doubt, difficulty, or uncertainly that invites or needs some kinds of resolution”. Dapat diartikan bahwa pembelajaran berbasis masalah sebagai proses inquiry yang mengemukakan pertanyaan, keingintahuan, keragu-raguan dan ketidakpastian fenomena yang kompleks di dalam kehidupan. Suatu masalah merupakan keraguan, kesukaran, atau ketidakpastian sehingga mengundang atau membutuhkan beberapa macam keputusan. 30 Model berbasis masalah memfokuskan kepada siswa dengan mengarahkan siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran kelompok. Model ini membantu siswa untuk mengembangkan berpikir siswa dalam pemecahan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi untuk suatu masalah dengan rasional dan autentik. 31 Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. 32 29 Ibid, h. 21 30 John Barell, Problem based learning: an inquiry Approach Second Edition, Thousand Oaks: Corwin Press, 2007, h. 3 31 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2009, cet. Ke-1. h. 288 32 Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada , 2008 h. 354 Hal ini senada dengan ungkapan John Dawey yang dikutip oleh Sugianto mengatakan bahwa belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan dijadikan bahan materi guna memperoleh pengertian untuk dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya. 33 Berdasarkan pengertian-pengertian pembelajaran berbasis masalah di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk memecahkan permasalahan dengan mengumpulkan informasi untuk membentuk sebuah solusi dari masalah yang diberikan. Pada model pembelajaran ini siswa juga aktif dalam proses pembelajaran dan memicu siswa memiliki keterampilan untuk menyelesaikan masalah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut serta dapat mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

b. Ciri atau Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based

LearningPBL Menurut Arends berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 Pengajuan pertanyaan atau masalah 2 Berfokus pada keterkaitan antar disiplin 3 Penyelidikan autentik 4 Menghasilkan produk dan memamerkannya 5 kolaborasi 34 33 Sulistianingsih, “Pendekatan Problem based learning Suatu Alternatif Mengembangkan Belajar Siswa Aktif ”, Jurnal Ilmu Pendidikan STKIP Kusuma Negara, Vol.2 Tahun II-2010, h. 49 34 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Berorientasi Konstruktifistik, Jakarta: Pertasi Pustaka Publiser, 2007, h. 68