Arend menjelaskan tentang karakteristik pembelajaran berbasis masalah yaitu: 1
Pertanyaan atau masalah perangsang. Pembelajaran berbasis masalah atau PBL mengorganisasikan pengajaran di seputar pertanyaan dan masalah yang
penting secara sosial dan bermakna secara personal bagi siswa. mereka dihadapi berbagai situasi dunia nyata yang tidak dapat diberi jawaban-
jawaban sederhana dan ada berbagai solusi yang competing untuk menyelesaikannya.
2 Fokus Interdisipliner. Meskipun PBL dapat dipusatkan pada subjek tertentu
sains, matematik dan sejarah, tetapi masalah yang diinvestigasi dipilih karena solusinya menuntut siswa untuk menggali banyak subjek.
3 Invesigasi autentik. PBL mengharuskan siswa untuk melakukan investigasi
yang autentik yang berusaha menemukan solusi real. Mereka menganalisis dan menetapkan masalahnya, mengembangkan hipotesis dan membuat
prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen bilamana mungkin, membuat inferensi, menarik kesimpulan.
Metode-metode investigasi yang digunakan tentu tergantung pada masalah yang diteliti.
4 Produksi arefak dan exhibit. PBL menuntut siswa untuk mengkonstruksikan
produk dalam bentuk laporan atau slide pretentasi yang menjelaskan atau mempresentasikan solusi mereka.
5 Kolaborasi. Seperti model cooperative learning, PBL ditandai oleh siswa-
siswa yang bekerja bersama siswa-siswa lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil. Bekerja berbasama-sama
memberikan motivasi untuk keterlibatan secara berkelanjutan dalam tugas- tugas kompleks dan meningkatkan kesempatan berbagai keterampilan
sosial.
39
39
Richard I. Arends, Op, cit., h. 42-43
Uraian-uraian tersebut dapat menyimpulkan karakteristik pembelajaran berbasis masalah yang selalu diawali dengan permasalahan yang nantinya akan
diselesaikan oleh siswa dalam kelompok kecil dan siap untuk memperesentasikan hasil pemecahan masalah mereka untuk menemukan solusi yang terbaik.
c. Sintaks Pengajaran Berbasis Masalah
Pada pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 lima langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah
dan diakhiri dengan guru penyajian dan analisis hasil kerja siswa. kelima langkah tersebut dijelaskan berdasarkan langkah-langkah pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah
40
Tahap Kegiatan Guru
Tahap-1 Orientasi siswa pada
masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau
demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan
masalah yang dipilih.
Tahap-2 Mengorganisasi siswa
dalam belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut
Tahap-3 Membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok
Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap-4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,
dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap-5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan.
40
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Prenada Media Group, 2010, h. 98
Pembelajaran berbasis
masalah merupakan
pembelajaran dengan
menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-
permasalahan.
41
Pada model pembelajaran berbasis masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu maslah yang telah disepakati oleh siswa
dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur
pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model pembelajaran berbasis masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai
dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. dalam model pembelajaran ini guru memandu
siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan.
42
Pada dasarnya model berbasis masalah, siswa harus terlebih dahulu dikondisikan melalui kelompok, atau cara penyampaian masalah pada siswa.
pembelajaran berbasis masalah ini sangatlah dekat dengan kontektual, hal-hal yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan inilah yang menjadi topik
bahasan bagi model tersebut. Menurut Mudhofir, ada enam langkah dalam penerapan pembelajaran
berbasis masalah yaitu sebagai berikut: 1
Merumuskan masalah 2
Menganalisis masalah 3
Murumuskan hipotesis 4
Mengumpulkan data 5
Pengujian hipotesis.
43
Sedangkan tahapan pembelajaran berbasis masalah menurut John Dawey yang
mengemukakan tahapan
pembelajaran berbasis
masalah untuk
41
Made wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta: Sinar Grafika Offest, 2009, cet. Ke-1. h. 91
42
Trianto, Op, cit., h. 92
43
Mudhofir, Op.cit., h. 67
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah khususnya tingkah laku siswa. tahapannya yaitu:
1 Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan
dipecahkan 2
Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang
3 Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai
kemungkinan pemecahan masalah sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
4 Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
5 Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan
kesimpulan seusai dengan penerimaan dan penolakan hiotesis yang diajukan. 6
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil
pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
44
Model pembelajaran berbasis masalah sengaja dibuat untuk mengarahkan siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan terlibat langsung secara aktif dan
mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam pemecahan masalah. Dalam model pembelajaran ini mengacu pada pembelajaran yang bersifat konstruktivis,
dimana anak benar-benar membangun pemahamannya sendiri, dan guru hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran tersebut.
d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah
1 Kelebihan PBM
Menurut Trianto, kelebihan pembelajaran berbasis masalah, adalah: a
Realistis dengan kehidupan siswa b
Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa c
Memupuk sifat inkuiri siswa
44
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008, h. 216-217
d Retensi konsep jadi kuat
e Memupuk kemampuan pemecahan masalah.
45
Selain itu Wina menambahkan bahwa sebagai suatu pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa kelebihan, seperti:
a Merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahai isi pelajaran
b Dapat memantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa c
Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa d
Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata
e Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya
dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan f
Dapat memperlihatkan kepada siswa setiap mata pelajaran matematika, IPA, Sejarah, dan lainnya, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan
sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
g Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa
h Dapat
mengembangkan kemampuan
berpikir kritis
dan mengembangkan
kemampuan mereka
untuk menyesuaikan
pengetahuan baru. i
Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
46
Lingkungan belajar sistem manajemen dalam pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan peranan siswa
yang aktif meskipun guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di
sekitar pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan
45
Trianto, Op.cit., h. 96-97
46
Wina Sanjaya, Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Pernada Media. 2009, cet. Ke-6 h. 218-219