c. Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungannya merupakan proporsi atau
perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.
12
Untuk mengetahui bermutu atau tidaknya butir item tes hasil belajar dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki masing-masing
butir item tersebut.Butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir item tes yang baik, apabila butir item tes tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah. Taraf kesukaran dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P
= Proporsi indeks kesukaran B
= Jumlah siswa yang menjawab benar N
= Jumlah
peserta tes
13
Adapun ketentuan tolak ukur untuk menginterpretasi tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh digunakan tabel berikut:
Tabel 3.12 Interpretasi Tingkat Kesukaran
14
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00-0,25 Sukar
0,26-0,75 Sedang
0,76-1,00 Mudah
Berikut ini kriteria tingkat kesukaran butir soa berdasarkan hasil analisis pada 50 soal konsep virus dan 50 soal konsep monera yang diujicobakan.
12
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan burhanudin Milama., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. 1. h. 103
13
Ibid., h. 103
14
Ibid., h. 103
Tabel 3.13 Hasil Uji Taraf Kesukaran
Kategori Soal Konsep Virus
Soal Konsep Monera Item Soal
Item Soal Jumlah Soal
Persentase Jumlah Soal
Persentase
Mudah 2
4 1
2 Sedang
25 50
30 60
Sukar 23
46 19
38 Jumlah
50 100
50 100
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah.Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: D
: indeks daya beda B
A
: jumlah skor siswa kelompok atas B
B
: jumlah skor siswa kelompok bawah J
A
: skor maksimum siswa kelompok atas . J
B
: skor maksimum siswa kelas bawah
15
Selanjutnya koefisien daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria berikut:
15
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h. 213-214