Sintaks Pengajaran Berbasis Masalah

d Retensi konsep jadi kuat e Memupuk kemampuan pemecahan masalah. 45 Selain itu Wina menambahkan bahwa sebagai suatu pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa kelebihan, seperti: a Merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahai isi pelajaran b Dapat memantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa c Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa d Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata e Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan f Dapat memperlihatkan kepada siswa setiap mata pelajaran matematika, IPA, Sejarah, dan lainnya, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. g Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa h Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan pengetahuan baru. i Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. j Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. 46 Lingkungan belajar sistem manajemen dalam pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan peranan siswa yang aktif meskipun guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan 45 Trianto, Op.cit., h. 96-97 46 Wina Sanjaya, Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Pernada Media. 2009, cet. Ke-6 h. 218-219 pendapat. Lingkungan belajar menekankan peranan sentral pada siswa, bukan pada peranan guru. 2 Kekurangan Disamping kelebihan pembelajaran berbasis masalah memiliki kekurangan, diantaranya: a Persiapan pembelajaran yang kompleks b Sulitnya mencari problem yang relevan c Sering terjadi miss-konsepsi d Membutuhkan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan. 47 Kekurangan pembelajaran berbasis masalah lainnya, adalah : a Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba b Membutuhkan cukup waktu untuk mempersiapkan c Tanpa pemahaman mengapa mereka enggan berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka pelajari. 48

3. Hasil Belajar

a. Konsep Hasil Belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan. “Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seperti bidang kognitif, afektif dan psikomotor”. 49 Gagne mengelompokkan hasil belajar ke dalam lima kategori, yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, 47 Trianto, Op. cit., h. 96-97 48 Sanjaya, Loc.cit., h. 218-219 49 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 3 informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap. Hasil belajar merupakan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang setelah mengikuti pendidikan. Hasil belajar siswa yang merupakan tujuan pengajaran terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut saling terkait dan bahkan tidak boleh diabaikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena muara ketiga aspek kompetensi tersebut mengarah kepada kecakapan hidup siswa life skill. 50 Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi. Sebenarnya hampir seluruh perkembangan atau kemajuan hasil karya juga merupakan hasil belajar, sebab proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga di tempat kerja dan di masyarakat. Pada lingkungan kerja, hasil belajar ini sering diberi sebutan prestasi kerja, yang sesungguhnya merupakan sesuatu achievement juga. 51 1 Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar pada aspek kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mentalotak. Hasil belajar pada aspek kognitif setelah direvisi dibagi kedalam enam jenjang yaitu: remember, understand, apply, analyze, evaluate, dan create. Jenjang kognitif sebelum direvisi dibagi kedalam enam 50 Ahmad Sofyan et all, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Press, 2006, h. 13 51 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 102-103