Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah
informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap. Hasil belajar merupakan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang setelah mengikuti
pendidikan.
Hasil belajar siswa yang merupakan tujuan pengajaran terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut
saling terkait dan bahkan tidak boleh diabaikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena muara ketiga aspek kompetensi tersebut mengarah kepada
kecakapan hidup siswa life skill.
50
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun
keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat
dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di
sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada
pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi.
Sebenarnya hampir seluruh perkembangan atau kemajuan hasil karya juga merupakan hasil belajar, sebab proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah
tetapi juga di tempat kerja dan di masyarakat. Pada lingkungan kerja, hasil belajar ini sering diberi sebutan prestasi kerja, yang sesungguhnya merupakan sesuatu
achievement juga.
51
1
Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar pada aspek kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mentalotak. Hasil belajar pada aspek kognitif setelah direvisi
dibagi kedalam enam jenjang yaitu: remember, understand, apply, analyze, evaluate, dan create. Jenjang kognitif sebelum direvisi dibagi kedalam enam
50
Ahmad Sofyan et all, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Press, 2006, h. 13
51
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 102-103
jenjang proses berfikir , yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
52
a Hafalan C1 adalah kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep,
prinsip dan prosedur yang telah dipelajari. Siswa mampu mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai
pada teori-teori yang sukar.
b Pemahaman C2 merupakan kemampuan menangkap arti dari
informasi. Siswa mampu memahami konsep dengan menggunakan kata-kata sendiri.
c Penerapan C3 merupakan kemampuan menggunakan prinsip atau
menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru yang lebih konkrit.
d Analisis C4 merupakan kemampuan menguraikan suatu informasi
atau materi ke dalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang
lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih jelas untuk dimengerti.
e Sintesis C5 adalah kemampuan memadukan bagian-bagian yang
terpisah menjadi konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.
f Evaluasi C6 adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai
materi untuk tujuan tertentu.
2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Muhibbin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
a Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi dua aspek yakni: aspek fisiologis yang bersifat jasmaniah dan aspek psikologis yang
bersifat rohaniah.
52
Ahmad Sofyan, Op, Cit.,, h.14
1 Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
memengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai sakit kepala
misalnya dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk
mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain
itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.
Hal ini penting sebab perubahan pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan merugikan semangat
mental siswa itu sendiri.
53
2 Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Namun,
di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya diipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
a Inteligensi Siswa
Tingkat kecerdasan atau intelegensi IQ siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini
bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin
rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
54
Dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan hasil baik ditentukandipengaruhi oleh
taraf kecerdasannya.
55
53
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 130.
54
Ibid., h. 131.
55
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remadja Karya, 1984, h. 102.