Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah sebuah bentuk usaha pada seorang
individu dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan kampus atau perguruan tinggi untuk terciptanya keselarasan dalam proses belajar atau
perkuliahannya.
2.4.2. Teori Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi
Untuk mengkaji lebih dalam mengenai penyesuaian diri di perguruan tinggi, peneliti mendeskripsikan terlebih dahulu beberapa teori tentang penyesuaian yang
dirujuk dari tesis yang diteliti oleh Otlu 2010, yaitu sebagai berikut: a.
Culture learning theory Dalam teori belajar budaya, adaptasi menurut Argyle dan Zhou dalam Otlu,
2010 adalah saling terorganisir dan terampil dalam kinerjanya dan pendatang perlu belajar keterampilan sosial budaya yang relevan untuk bertahan hidup
dan berkembang dalam pengaturan baru mereka. Variabel budaya tertentu seperti jarak budaya, kompetensi bahasa atau komunikasi, dan pengetahuan
budaya yang saling berhubungan. b.
Stress, coping, and adjustment theory Dalam perspektif stres dan coping, menurut Lazarus dan Folkman dalam
Otlu, 2010 penyesuaian dipandang sebagai perubahan kehidupan yang penuh stres dan pendatang perlu mengembangkan strategi coping tertentu untuk
mengatasi stres baik secara personal kepribadian dan perubahan hidup maupun situasional dukungan sosial.
c. Social identification theory
Dalam perspektif identifikasi sosial, menurut Deaux, Phinney dan Zhou dalam Otlu, 2010 identitas adalah hal yang mendasar bagi pendatang dan
penyesuaian mungkin melibatkan perubahan identitas budaya dan hubungan antar kelompok. Pengetahuan tentang budaya lokal, saling menyikapi antara
warga negara tuan rumah dan pendatang, kesamaan budaya, dan identitas budaya dipandang sebagai faktor yang efektif dalam proses penyesuaian.
d. Berry’s acculturation attitudes
Perspektif sikap akulturasi dari Berry, Kim, Power, Young dan Bujaki dalam Otlu, 2010 dapat menjelaskan proses adaptasi. Berry berpendapat bahwa ada
dua dimensi mendasar dari akulturasi, yakni pemeliharaan identitas budaya sendiri dan pemeliharaan hubungan dengan kelompok-kelompok lain yang
menghasilkan empat strategi akulturasi yang pemaduan, pemisahan, asimilasi dan marginalisasi.
e. College adjustment
Penyesuaian yang digambarkan oleh Baker dan Siryk dalam Otlu, 2010 yaitu penyesuaian mahasiswa internasional yang diujioleh empat jenis penyesuaian
utama, yakni penyesuaian akademik, penyesuaian sosial, penyesuaian personal emosional, dan kelekatan atau komitmen terhadap universitas.
Dalam penelitian ini, peneliti memakai teori yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk yaitu pendekatan yang digunakan untuk menguji kemampuan adaptasi
pelajar atau transisi dari siswa ke mahasiswa di perguruan tinggi. Peneliti menggunakan teori dari Baker dan Siryk dikarenakan aspek dalam teorinya
mencakup aspek yang dibutuhkan oleh peneliti yang akan dipakai dalam penelitian ini sedangkan teori lain kurang relevan dengan aspek penyesuaian pada
penelitian ini.
2.4.3. Dimensi-Dimensi Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi
Berdasarkan teori-teori tentang penyesuaian, peneliti memakai dimensi yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk dalam Otlu, 2010 yang mengklasifikasikan
penyesuaian diri di perguruan tinggi pada 4 dimensi, yakni sebagai berikut. 1.
Penyesuaian akademik Academic adjustment Penyesuaian akademik meliputi motivasi memiliki sikap terhadap tujuan
akademik, memiliki motivasi untuk melakukan pekerjaan akademik dan apa saja yang ada di perguruan tinggi, aplikasi seberapa baik motivasi diterapkan
untuk karya akademik dan memenuhi tuntutan akademik, kinerja keberhasilan dan efektivitas dalam fungsi akademik, dan lingkungan
akademik kepuasan dengan lingkungan akademik. 2.
Penyesuaian sosial Social adjustment Penyesuaian sosial meliputi kemampuan menjangkau dan berpartisipasi
dengan kegiatan sosial, mampu berhubungan dengan mahasiswa lain, mampu berurusan dengan relokasi sosial dan kepuasan terhadap aspek-aspek sosial
dalam lingkungan di perguruan tinggi. 3.
Penyesuaian personal emosional Personal-emotional adjustment Penyesuaian personal emosional dibagi menjadi dua bagian, yaknisecara
psikologis mampu merasakan kesejahteraan psikologis dan fisik mampu merasakan kesejahteraan fisik.