9. Jenis participant dari gaya belajar memberikan sumbangan varians sebesar
0.8 pada prestasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan, karena p 0.05, dilihat dari nilai sig. F change = 0.277. Nilai F= 1.190 dan df = 1.139.
10. Dimensi academic adjustment dari penyesuaian diri di perguruan tinggi
memberikan sumbangan varians sebesar 1.0 pada prestasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan, karena p 0.05, dilihat dari nilai sig. F
change = 0.204. Nilai F= 1.628 dan df = 1.138.
11. Dimensi social adjustment dari penyesuaian diri di perguruan tinggi
memberikan sumbangan varians sebesar 5.0 pada prestasi akademik. Sumbangan ini signifikan, karena p 0.05, dilihat dari nilai sig. F change =
0.005. Nilai F= 8.304 dan df = 1.137. 12.
Dimensi personal-emotional adjustment dari penyesuaian diri di perguruan tinggi memberikan sumbangan varians sebesar 0.8 pada prestasi akademik.
Sumbangan ini tidak signifikan, karena p 0.05, dilihat dari nilai sig. F change
= 0.244. Nilai F= 1.368 dan df = 1.136. 13.
Dimensi goal-commitment institutional attachment dari penyesuaian diri di perguruan tinggi memberikan sumbangan varians sebesar 2.1 pada prestasi
akademik. Sumbangan ini tidak signifikan, karena p 0.05, dilihat dari nilai sig. F change = 0.061. Nilai F= 3.573 dan df = 1.135.
14. Jalur penerimaan mahasiswa baru dari variabel demografi tidak memberikan
sumbangan varians, karena nilainya sebesar 0.0 pada prestasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan, karena p 0.05, dilihat dari nilai sig. F
change = 0.965. Nilai F= 0.002 dan df = 1.134.
124
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa hipotesis mayor yang menyatakan ada pengaruh yang
signifikan dari motivasi akademik, gaya belajar, penyesuaian diri di perguruan tinggi dan jalur penerimaan mahasiswa baru terhadap prestasi akademik
mahasiswa tahun pertama, diterima. Berdasarkan proporsi varians, prestasi akademik yang dipengaruhi oleh
seluruh variabel independen, yakni motivasi akademik extrinsic motivation, intrinsic motivation
dan amotivation, gaya belajar independent, avoidant, collaborative, dependent, competitive
dan participant, penyesuaian diri di perguruan tinggi academic adjustment, social adjustment, personal-emotional
adjustment dan goal-commitment institutional attachment, dan jalur penerimaan
mahasiswa baru adalah sebesar 20.1. Kemudian hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi masing-
masing koefisien regresi terhadap dependent variable, diperoleh hanya dua dimensi yang signifikan mempengaruhi prestasi akademik, yaitu dimensi intrinsic
motivation dari motivasi akademik dan dimensi social adjustment dari
penyesuaian diri di perguruan tinggi.
5.2. Diskusi
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel tipe motivasi akademik intrinsic
motivation dan penyesuaian diri di perguruan tinggi social adjustment terhadap
prestasi akademik mahasiswa tahun pertama.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Turner, Chandler dan Heffer 2009 yang mengindikasikan bahwa motivasi
akademik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa individu yang memiliki
motivasi yang kuat di dalam dirinya dan murni berasal dari kesadaran dirinya, maka akan menunjukkan kinerja yang baik terhadap bidang akademiknya. Dengan
demikian, seorang mahasiswa akan memperoleh prestasi yang tinggi terhadap bidang akademiknya atau mendapatkan nilai yang optimal.
Penelitian Turner, et.al. juga sejalan dengan penelitian Ayub 2010, bahwa motivasi akademik berpengaruh positif terhadap prestasi akademik,
terutama pada dimensi extrinsic motivation dan intrinsic motivation. Dua dimensi ini merupakan faktor utama seseorang dalam meraih prestasi akademiknya. Dalam
penelitian ini, hanya dimensi intrinsic motivation yang berpengaruh positif, sedangkan extrinsic motivation tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik.
Selain itu, penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Baker dalam Fowler, 2010 yang melakukan penelitian pada mahasiswa tahun
pertama di Afrika Selatan, yakni penyesuaian diri di perguruan tinggi secara signifikan positif berpengaruh terhadap prestasi akademik. Aspek-aspek
penyesuaian diri di perguruan tinggi juga sangat penting bagi mahasiswa, ketika mereka membuat transisi dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Dalam
penelitian ini, kontribusi dari dimensi social adjustment bersilangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Baker. Hasil menunjukkan bahwa penyesuaian sosial pada seorang mahasiswa dalam menerima kondisi baru di kampus, mereka
yang kurang bersosialisasi atau pendiam dan tidak perlu banyak teman untuk dikenal, maka prestasi akademiknya akan tinggi. Dengan demikian, penelitian ini
memberikan penjelasan baru mengenai pengaruh social adjustment terhadap prestasi akademik, bahwa semakin rendah social adjustment pada mahasiswa,
maka semakin tinggi prestasi akademiknya. Dari empat belas independent variable yang diteliti, hanya dua
independent variable yang berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik,
antara lain dimensi intrinsic motivation dari variabel motivasi akademik dan social adjustment
dari variabel penyesuaian diri di perguruan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
dimensi intrinsic motivation dari motivasi akademik terhadap prestasi akademik. Pada mahasiswa dengan intrinsic motivation yang tinggi, memiliki karakteristik
yang mandiri, memiliki keingintahuan yang tinggi, suka mencoba memahami sesuatu yang baru dan senang berkompeten dengan yang lain. Sedangkan
mahasiswa dengan intrinsic motivation yang rendah, akan menjadi mahasiswa yang malas, tidak mandiri, selalu mengandalkan orang lain, selalu butuh
dukungan dari orang lain dan menutup diri akan suatu hal yang baru Deci Ryan, dalam Vallerand, Fortier, Pelletier, Tuson, Briere Blais, 1995.
Oleh karena itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada penelitian ini, mahasiswa yang memiliki karakteristik yang mandiri, memiliki keingintahuan
yang tinggi, suka mencoba memahami sesuatu hal yang baru dan senang
berkompeten dengan yang lain. Mereka akan semangat dalam meraih sesuatu dan belajar sungguh-sungguh untuk dapat unggul di dalam perkuliahannya. Dalam
mencapai prestasi yang tinggi, maka mahasiswa akan sungguh-sungguh dalam belajarnya dan memiliki target nilai yang tinggi.
Selanjutnya, dimensi social adjustment dari penyesuaian diri di perguruan tinggi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik, tetapi
dengan hasil koefisien regresi yang negatif. Hasil dalam penelitian ini berseberangan dengan penelitian terdahulu yang memiliki hasil koefisien regresi
positif. Hal ini berkaitan dengan penyesuaian sosial mahasiswa di dalam lingkungan yang baru atau masa transisi dari tingkat sekolah menengah atas ke
perguruan tinggi. Mereka beradaptasi terhadap mahasiswa lain dengan latar belakang yang berbeda-beda. Jadi dalam penelitian ini, mahasiswa yang memiliki
social adjustment yang tinggi, akan mampu berhubungan pada mahasiswa lain
dengan baik, senang berpartisipasi dengan kegiatan sosial, dan dapat menguasai lingkungan kampusnya dengan baik. Oleh karena itu, mahasiswa dengan social
adjustment yang tinggi akan terbawa dengan lingkungan sekitar, sehingga
membuat mereka larut dalam kesenangan dan bersifat santai terhadap akademiknya. Sebaliknya, yang memiliki social adjustment yang rendah, akan
lebih senang menyendiri, menyelesaikan tugas secara mandiri, ulet, tekun, dan fokus terhadap tugas. Baker Siryk, dalam Otlu, 2010.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa semakin mahasiswa menyendiri, menyelesaikan tugas secara mandiri, ulet, tekun, dan fokus terhadap tugas, maka
ia akan memiliki target yang tinggi dalam meraih prestasi, karena fokusnya