dianalisis adalah skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun rumus T Score yaitu:
T score = 10 x skor faktor + 50
Setelah didapatkan skor faktor yang telah dirubah menjadi T score, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu
dicatat, bahwa hal yang sama juga berlaku untuk semua variabel pada penelitian ini.
b. Intrinsic Motivation
Peneliti menguji apakah dua belas item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square = 277.00, df = 54, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.167. Namun, setelah dilakukan
modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti
gambar 3.2 berikut.
Gambar 3.2 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Intrinsic Motivation
Berdasarkan gambar 3.2, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 50.32, df = 39, P-value = 0.10575, RMSEA = 0.044. Karena P-value telah menghasilkan
nilai 0.05 signifikan maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu intrinsic
motivation .
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak didrop. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya
dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Intrinsic Motivation
No item Koefisien
Standar error Nilai t
Signifikan
2 0.72
0.07 9.72
V 4
0.62 0.08
7.99 V
6 0.61
0.08 7.80
V 9
0.40 0.08
4.71 V
11 0.69
0.07 9.35
V 13
0.55 0.08
6.86 V
16 0.66
0.08 8.79
V 18
0.63 0.08
7.86 V
20 0.67
0.08 8.72
V 23
0.85 0.07
12.53 V
25 0.64
0.08 8.57
V 27
0.47 0.08
5.82 V
Keterangan: tanda V = signifikan t 1.96; X = tidak signifikan
Dari tabel 3.8, dengan melihat bagian koefisien, diketahui bahwa seluruh item memiliki koefisien muatan faktor yang positif. Kemudian pada bagian nilai t,
item 2, 4, 6, 9, 11, 13, 16, 18, 20, 23, 25 dan 27 signifikan, karena nilai t 1.96. Kemudian peneliti akan mencari apakah ada item yang mengukur selain
hal yang harus diukur, dengan cara melihat apakah tiap item berkorelasi dengan
item lain. Item yang bagus adalah item yang tidak memiliki kesalahan pengukuran, dengan kata lain setiap item tidak berkorelasi satu sama lain.
Sedangkan item yang tidak bagus memiliki korelasi dengan item lainnya dan akan didrop. Pada penelitian ini, item yang didrop adalah item yang memiliki korelasi
lebih dari tiga saja, seperti pada tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9 Matriks Korelasi antar Kesalahan pengukuran dari Intrinsic Motivation
2 4
6 9
11 13
16 18
20 23
25 27
2 1
X X
X X
X 4
1 X
X X
6 1
X X
X 9
1 X
11 1
13 1
X 16
1 X
18 1
20 1
X 23
1 25
1 27
1
Tanda X menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item
Pada tabel 3.9, hanya ada satu item yang berkorelasi lebih dari tiga, yaitu item 2. Selain item 2, tidak ada yang berkorelasi lebih dari tiga dengan item lain.
Dengan demikian berdasarkan hasil uji hipotesis nihil dan korelasi kesalahan pengukuran, maka hanya ada satu item dari dimensi intrinsic motivation yang
didrop, yakni item 2. Selain item yang didrop dari dimensi intrinsic motivation, dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya yaitu penentuan skor faktor.
c. Amotivation
Peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar mengukur satu faktor atau tidak. Dari hasil awal analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square = 30.48, df = 2, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.310. Namun, setelah dilakukan
modifikasi terhadap model dengan kesalahan pengukuran pada beberapa item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti
gambar 3.3 berikut.
Gambar 3.3 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Dimensi Amotivation
Berdasarkan gambar 3.3, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.00, df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000. Karena P-value telah menghasilkan
nilai 0.05 signifikan maka dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat diterima, dan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu amotivation.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau tidak didrop. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya
dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Amotivation
No item Koefisien
Standar error Nilai t
Signifikan
5 1.12
0.10 10.90
V 12
0.53 0.08
6.39 V
19 0.77
0.08 9.21
V 26
0.95 0.08
11.29 V
Keterangan: tanda V = signifikan t 1.96; X = tidak signifikan